Unsur-unsur Pengendalian Internal Lingkungan Pengendalian

Menurut Mulyadi 2002, pengendalian internal setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan, berikut ini adalah keterbatasan bawaan yang melekat dalam setiap pengendalian internal: a Kesalahan dalam pertimbangan. Manajemen dan personel lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu, atau tekanan lain. b Gangguan. Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena kelalaian, tidak adanya perhatian, atau kelelahan. Perubahan yang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan. c Kolusi. Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut dengan kolusi. Kolusi dapat mengakibatkan bobolnya pengendalian internal yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh pengendalian internal yang dirancang. d Pengabaian oleh manajemen. Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan, atau kepatuhan semu. e Biaya lawan manfaat. Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian internal tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian internal tersebut, karena pengukuran secara tepat baik biaya maupun manfaat biasanya tidak mungkin dilakukan, manajemen harus memperkirakan dan mempertimbangkan secara kuantitatif dan kualitatif dalam mengevaluasi biaya dan manfaat suatu pengendalian internal.

2.2.3. Unsur-unsur Pengendalian Internal

Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2006, manajemen bertanggung jawab untuk merancang dan menerapkan lima unsur pengendalian internal elements of internal control untuk mencapai tiga tujuan pengendalian internal. Unsur-unsur tersebut adalah: a Lingkungan pengendalian b Penilaian risiko c Prosedur pengendalian d Pemantauan monitoring e Informasi dan komunikasi

2.2.4. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian internal, yang membentuk disiplin dan struktur. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengenndalian dalam suatu entitas antara lain: a Nilai integritas dan etika b Komitmen terhadap kompetensi c Dewan komisaris dan komite audit d Filosofi dan gaya operasi manajemen e Struktur organisasi f Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab g Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Lingkungan pengendalian mencerminkan sikap dan tindakan para pemilik dan manajer entitas mengenai pentingnya pengendalian internal entitas. Efektivitas informasi dan komunikasi serta aktivitas pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan oleh lingkungan pengendalian. 2.2.5. Sistem Pengendalian Internal yang Efektif Menurut Horngren dan Harrison 2006, pengendalian internal mencakup pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi. Pengendalian administratif terdiri dari rencana organisasi, metode-metode, dan prosedur- prosedur yang membantu para manajer untuk mencapai efisiensi operasional dan dilaksanakannya kebijakan-kebijakan perusahaan. Pengendalian akuntansi terdiri dari metode-metode dan prosedur-prosedur yang dapat mengamankan aktiva, memberi kuasamensahkan transaksi-transaksi, dan menjamin ketepatan dari catatan-catatan keuangan. Manajemen yang bijaksana akan selalu menggunakan suatu sistem pengendalian intern yang baikkuat, sehingga sebelum hukum dilaksanakan banyak perusahaan telah memiliki kebijakan pengendalian internal yang dibutuhkan. Biasanya perusahaan akan memasukkan di dalam laporan-laporan tahunan mengenai tanggung jawab manajemen perusahaan. Sistem pengendalian internal yang efektif meliputi: a Personalia yang mampu dan dapat dipercaya Para pegawai haruslah mampu dan dapat dipercaya. Untuk mendapatkan seorang staf yang kompeten, perusahaan harus mampu memberikan gaji yang baiktinggi untuk menarik para pegawai yang bermutu tinggi, melatih mereka untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, dan mengawasi tugas mereka. Suatu perusahaan dapat pula menambahkan fleksibilitas dalam penempatan stafnya dengan cara memutarmenggilirkan para pegawainya dalam bermacam-macam tugas. Jika seorang pegawai sakit atau cuti, pegawai lain dapat langsung menggantikan tugasnya. b Tugas pertanggungjawabanAssignment of Resposibility Dalam suatu perusahaan yang mempunyai sistem pengendalian intern yang efektif tidak ada satupun tugas yang terlewatkan. Contohnya, jika sebuah perusahaan memiliki seorang vice president keuangan dan akuntansi. Dua orang petugasofficer lainnya, bendaharawantreasurer, dan controller melapor pada vice president tersebut. Treasurer bertanggung jawab atas manajemen kas. Controller melakukan tugas-tugas akuntansi. Di dalam organisasi ini, controller mungkin saja bertanggung jawab atas persetujuan bagi faktur-faktur pembayaran, dan treasurer yang pada dasarnya menandatangani cek-cek. Dibawah controller seorang akuntan dapat saja bertanggung jawab atas pajak-pajak kekayaan, dan akuntan yang lain atas pajak-pajak penghasilan. Secara keseluruhan semua tugaskewajiban telah didefinisikan dengan jelas dan ditugaskan pada masing-masing individu yang bertanggung jawab untuk melaksanakan tugas tersebut. c Pemberi kuasa yang tepatProper Authorization Suatu organisasi biasanya memiliki sekumpulan aturan- aturan tertulis yang memuat prosedur-prosedur pengesahan. Setiap penyimpangan dari kebijakan standar akan membutuhkan pemberian kuasa yang layakpantas propher authorization . d Pembagian Tugas Manajemen yang cerdas akan membagi pertanggungjawaban atas transaksi- transaksi pada suatu atau beberapa orang atau departemen. Pembagian tugas akan membatasi kesempatan terjadinya kesalahan dan juga memberikan ketepatan bagi catatan-catatan akuntansi. Komponen dari sistem pengendalian internal yang penting namun seringkali diabaikan ini diantaranya ialah: 1. Pemisahan antara operasi dengan akuntansi Keseluruhan fungsi akuntansi harus benar-benar dipisahkan dari departemen-departemen operasi sehingga dapat memberikan catatan- catatan yang obyektif. 2. Pemisahan antara penanggung jawab aktiva dengan akuntansi Untuk mengurangi godaan-godaan dan kesalahan, akuntan tidak boleh menangani uang kas, dan kasir tidak boleh memeriksa catatan-catatan akuntansi. Jika seorang pegawai menangani baik masalah kas maupun tugas-tugas akuntansi, maka orang ini dapat mencuri uang kas dan menyembunyikan pencurian tersebut dengan membuat ayat jurnal tipuan pada bukunya. 3. Pemisahan antara pemberi kuasa atas transaksi-transaksi dengan penanggung jawab Pemisahan antara pemberian kuasa atas transaksi-transaksi dengan penanggung jawab aktiva yang bersangkutan. Jika memungkinkan, orang-orang yang memberikan kuasa atas transaksi-transaksi tidak boleh menangani aktiva yang berkaitan. 4. Pemisahan tugas kewajiban didalam fungsi akuntansi Prestasiperformance saling berdiri sendiri pada setiap tahapan akuntansi akan membantu memperkecil kesalahan-kesalahan dan kesempatn untuk melakukan kejahatan. Misalnya, para akuntan yang berbeda pada sistem akuntansi yang manual ditugaskan untuk menjaga jurnal penerimaan kas dengan jurnal pengeluaran kas. Dalam suatu sistem akuntansi dengan komputer petugas yang memasukkan data ke dalam komputer tidak boleh sebagai petugas yang juga mengoperasikan mesin-mesin tersebut. e Pemeriksaanaudit internal dan eksternal Menguji tingkat kepercayaan dari sistem akuntansi perusahaan, para auditor akan mengevaluasi sistem pengendalian internnya. Para auditor akan menemukan kelemahan-kelemahan dalam sistem tersebut dan menyarankan perbaikan-perbaikan. Para auditor akan memberikan obyektifitas di dalam laporan-laporannya, sedangkan para manajer yang berkecimpung dalam operasi perusahaan mungkin tidak akan melihat kelemahan-kelemahan. f Dokumen-dokumen dan catatan-catatan Dokumen-dokumen dan catatan-catatan sangatlah bermacam-macam, dari dokumen sumber seperti faktur penjualan dan order pembelian hingga jurnal- jurnal khusus dan buku-buku besar pembantu. Dokumen-dokumen harus diberi nomor. Kehilangan atau kesenjangan pada urutan penomoran menandakan adanya dokumen yang hilang. g Batasan-batasan dari pengendalian internal Kebanyakan dari ukuran-ukuran pengendalian intern dapat juga diatasi. Sistem-sistem yang telah dirancang untuk menghalangi kesalahan yang dibuat oleh seorang pegawai dapat diatasidikalahkan oleh dua atau lebih pegawai- pegawai yang bekerja sebagai satu komplotan-persekongkolan untuk menipu perusahaan. h Rekening koran sebagai alat pengendalian Menyimpan kas di dalam rekening koran adalah salah satu bagian dari pengendalian internal karena bank telah berpengalaman dalam mengamankan kas. Bank juga memberikan catatan-catatan yang terinci mengenai transaksi- transaksi kas kepada para nasabah. Agar dapat menarik manfaat yang sebesar- besarnya dari alat pengendalian ini, perusahaan harus menyimpan semua penerimaan kasnya didalam rekening koran dan melakukan semua pembayaran kas melalui rekening tersebut kecuali pengeluaran kas kecil.

2.3. Hubungan Antara Pengendalian Internal dan Piutang Tak Tertagih