Kawasan Konservasi Laut Pergerakan Air. Ombak dan arus turut berperan dalam pertumbuhan
31
Research Council, 2001. Selanjutnya Roberts Hawkins 2000 menyatakan bahwa di seluruh dunia luasan daerah perairan laut dilindungi sangat kecil. Saat
ini seluruh wilayah KKL hanya meliputi kurang dari setengah persen lautan di dunia, sedikit yang sangat dilindungi dan 71 tidak ada pengelolaan yang aktif.
Li 2000 merinci manfaat kawasan konservasi laut sebagai berikut, yaitu manfaat biogeografi, keanekaragaman hayati, perlindungan terhadap spesies
endemik dan spesies langka, perlindungan terhadap spesies yang rentan dalam masa pertumbuhan, pengurangan mortalitas akibat penangkapan, peningkatan
produksi pada wilayah yang berdekatan, perlindungan pemijahan, manfaat penelitian, ekoturisme, pembatasan hasil samping ikan-ikan juvenile juvenile by
catch, dan peningkatan produktivitas perairan productivity enchancement.
Selanjutnya Roberts Hawkins 2000 mengatakan bahwa terdapat bukti yang kuat dan meyakinkan bahwa melindungi daerah dari penangkapan ikan membuat
bertambahnya jumlah, besarnya ukuran, dan biomasa dari jenis organisme yang dieksploitasi. Wilayah penyimpanan dan perlindungan laut sering dikatakan hanya
berlaku untuk lingkungan terumbu karang. Kenyataannya, metode ini sudah berhasil diterapkan pada berbagai habitat di daerah tropis dan sub-tropis.
Penyimpanan dan perlindungan laut adalah suatu alat yang bersifat global. Kebijakan pengelolaan Kawasan Konservasi Laut atau Marine Protected
Area MPA mulai dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 90-an. Sampai saat ini
telah terbangun kawasan KKL lebih kurang seluas 6,87 juta ha. Diharapkan sampai dengan tahun 2010 dapat terbangun 10 juta ha dan tahun 2020 sekitar 20
juta ha di seluruh Indonesia. Sifat pengelolaannya yang lebih kepada perlindungan konservasi dirasa cukup tepat pada kondisi beberapa perairan pesisir di
Indonesia yang mengalami kerusakan cukup parah akibat adanya praktek penangkapan ikan yang merusak seperti pengunaan bahan peledak, racun, dan
lain-lain, yang akan mengancam keberlanjutan kehidupan ekosistem laut kedepan Hutabarat et al. 2009.
2.7. Sistem, Pendekatan Sistem 2.7. 1. Sistem
Sistem adalah kumpulan dari komponen-komponen yang saling berinteraksi, interrelasi atau interdependensi dalam rangka mencapai tujuan yang
32
telah ditetapkan Anderson dan Johnson, 1997. Menurut Kirkwood 1998 komponen sebuah sistem dapat berupa obyek fisik yang dapat disentuh dengan
indera, dan dapat juga bersifat intangible seperti aliran informasi, kebijakan perusahaan, interaksi interpersonal, bahkan apa yang menjadi state of minds
dalam diri seseorang seperti feeling, values, dan belief. Anderson dan Johnson 1997 mengatakan, bahwa sistem memiliki ciri khas yaitu tujuannya spesifik;
bagian-bagian penyusunnya lengkap, utuh, dan tersusun secara spesifik; mampu memelihara stabilitas diri melalui fluktuasi dan pengaturan; serta memiliki
mekanisme umpan balik feedback mechanism. Menurut Chechland 1981, ada beberapa persyaratan dalam berfikir
sistem system thinking, di antaranya adalah 1 holistik tidak parsial; system thinkers
harus berfikir holistik tidak reduksionis; 2 Sibernitik goal oriented; system thinkers harus mulai dengan berorientasi tujuan goal oriented tidak
mulai dengan orientasi masalah problem oriented; 3 efektif; dalam ilmu sistem erat kaitannya dengan prinsip dasar manajemen, dimana suatu aktivitas yang
mentransformasikan input menjadi output yang dikehendaki secara sistematis dan terorganisasi guna mencapai tingkat efektif dan efisien. Jadi dalam ilmu sistem,
hasil harus efektif dibanding efisien; ukurannya adalah cost effective bukan cost efficient
. Akan tetapi akan lebih baik lagi apabila hasilnya efektif dan sekaligus juga efisien.