27
ekologi dipilih untuk mencerminkan bagaimana pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut berdampak secara ekologis terhadap keberlanjutan sumberdaya dan
lingkungan serta ekosistem tersebut sehingga kegiatan pemanfaatannya dapat berlangsung secara berkelanjutan juga. Tingkat eksploitasi atau tekanan
eksploitasi akan membatasi peluang pengembangan pemanfaatan sumberdaya perikanan Aziz et al. 1998. Tingkat eksploitasi yang melebihi MSY maximum
sustainable yield atau terjadinya penangkapan berlebih overfishing akan
membahayakan keberlanjutan pemanfaatan sumberdaya perikanan Gulland, 1983.
Keanekaragaman spesies telah lama digunakan sebagai indikator stabilitas lingkungan De Santo, 2000. Selain itu, spesies itu sendiri penting karena fungsi
bertindak di dalam menimbulkan atau memunculkan jasa ekologis yang memang bernilai ekonomis bagi manusia Perrings et al., 2003. Keanekaragaman spesies
secara fungsional menentukan ketahanan resilience ekosistem atau sensitivitas ekosistem Holling et al. 2002. Jumlah spesies dan kombinasi spesies ikan
merupakan dua dari beberapa indikator integritas biotik ekosistem perairan Karr, 2002. Integritas biotik adalah suatu ekosistem yang berubah baik secara struktur
maupun secara fungsional akibat aktivitas manusia Hocutt, 2001.
2.5.2. Dimensi Sosial Ekonomi
Dimensi sosial ekonomi yang elemen utamanya meliputi aspek permintaan demand dan penawaran supply komoditas yang dihasilkan dari sumberdaya
yang dikelola. Dimensi sosial ekonomi seperti harga dan struktur pasar merupakan insentif atau disinsentif bagi terbentuknya suatu tatanan kelembagaan pengelolaan
terumbu karang serta derajat kepatuhan masyarakat nelayan terhadap tatanan tersebut. Dimensi sosial ekonomi juga menggambarkan kejadian-kejadian yang
berpengaruh pada permintaan dan penawaran serta hubungan antara pelaku ekonomi Arifin, 2008.
Memahami dimensi sosial ekonomi adalah sesuatu yang sangat penting dalam kaitannya dengan pengelolaan terumbu karang. Hal ini karena disamping
sebagai kegiatan yang berbasis sumberdaya alam natural resource based activity
, terumbu karang merupakan kegiatan ekonomi yang berbasis pasar marked – based activity. Oleh karena itu, perumusan suatu tatanan pengelolaan
28
terumbu karang patut pula memperhatikan dimensi sosial ekonomi yang berkaitan atau yang merupakan ciri sumberdaya tersebut.
2.5.3. Dimensi Kelembagaan
Dimensi kelembagaan sangat bergantung pada cara tatanan kelembagaan, hak-hak masyarakat, serta aturan dibuat atau dirumuskan. Nikijuluw 2002,
menyatakan bahwa tiga aspek penting yang patut diperhatikan dalam pengambilan keputusan, yaitu:
1. Keterwakilan representation yang didefinisikan sebagai tingkat nelayan dan pemegang kepentingan lainnya berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan. 2. Kecocokan relevanse adalah tingkat peraturan yang berlaku dinilai cocok
dengan masalah-masalah yang dihadapi. 3. Penegakan hukum enforceability adalah tingkat aturan-aturan dapat
ditegakkan. Christie et al. 2003 mengatakan bahwa dukungan seluruh pemangku
kepentingan wilayah pesisir merupakan faktor penting terhadap keberlanjutan program. Konflik kepentingan, atau bahkan hanya konflik persepsi di antara
konstituen seperti nelayan, penyelenggara wisata bahari, ilmuwan, pejabat pemerintah, LSM, dan konservasionis akan memelihara ketidakpuasan di antara
mereka apabila tidak diambil langkah-langkah proaktif. Ketidakpuasan di antara satu konstituen atau lebih, apabila tidak diselesaikan dengan cara yang bijak, bisa
mengakibatkan terancamnya keberlanjutan kegiatan pengelolaan sumberdaya pesisir karena mereka akan melanggar kesepakatan atau peraturan yang ada dan
disepakati. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranserta para pemangku
kepentingan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir termasuk terumbu karang, baik secara individu atau secara bersama-sama cenderung berakibat pada
kesesuaian kegiatan proyek dengan keinginan mereka daripada proyek yang dipaksakan dari luar. Peranserta ini menumbuhkan rasa memiliki di kalangan
pihak-pihak yang berkepentingan dan meningkatkan keberdayaan masyarakat pesisir. Perasaan memiliki digabungkan dengan peningkatan keberdayaan
masyarakat pesisir dan kesesuaian pengelolaan sumberdaya pesisir dengan kondisi