sekunder  yang  nantinya  dibutuhkan  untuk  dianalisis  sehingga  bisa  menjadi pertimbangan dalam mendesain tapak.
Tahapan  ini  hampir  sama  dengan  proses  yang  dilakukan  menurut  Booth 1983  tahap  selanjutanya  setelah  penerimaan  proyek  adalah  riset  dan  analisis
research and anlysis.  Selanjutnya arsitek  lanskap  membutuhkan rencana dasar tapak  dan  mengadakan  inventarisasi  tapak  dan  analisis.  Mengunjungi  survey
langsung  ke  tapak  merupakan  hal  yang  penting  untuk  melengkapi  tahap  ini. Mewawancarai  pemilik  dan  menyusun  program  termasuk  bagian  dari  tahap  ini
pula. Pada tahap ini diperoleh data-data sebagai berikut :
a. Aspek Fisik
Lokasi tapak  berada di Jakarta Pusat, tepatnya di Jl. K.H. Wahid Hasyim No.70, Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat. Terlihat pada Gambar 5 dan Gambar
6,  menunjukkan  ilustrasi  3  dimensi  dari  bangunan  empat  lantai  yang  akan digunakan  sebagai vertical garden. Berikut adalah Gambar 7  yang  menunjukkan
lokasi  perancangan  vertical  garden  ini.  Tampak  dari  atas  terlihat  bagian  gedung yang akan digunakan sebagai vertical garden.
Gambar 5. Bangunan yang Digunakan SebagaiVertical Garden Sumber : Oemardi_Zain, 2011
Gambar 6. Bagian Depan dan Samping Bangunan Sumber : Oemardi_Zain, 2011
Gambar 7. Peta Lokasi Perancangan Sumber : Oemardi_Zain, 2011
26
Vertical  garden  dibangun  pada  bangunan  berlantai  empat  yang  posisinya dekat  dengan  jalan  raya.  Lokasi  perancangan  vertical  garden  terdapat  pada
bangunan gedung di  bagian depan seluas 35  m
2
dan  bagian  samping seluas  100 m
2
. Pemilihan  gedung  ini  salah  satunya  dikarenakan  faktor  biaya.  Ukuran
bangunan yang kecil bisa menekan biaya perancangan vertical garden. Selain itu ruang-ruang  di  sekitar  gedung  adalah  ruang  yang  berfungsi  sebagai  ruang
penyimpanan,  ruang  genset,  ruang  keamanan,  dan  dapur.  Bagian  samping  dari bangunan  ini  merupakan  area  yang  berfungsi  sebagai  loading  area  atau  area
bongkar muat barang. Tingginya tingkat mobilisasi kendaraan akan menghasilkan gas  sisa  kenderaan  yang  cukup  besar.  Gas  yang  berasal  dari  asap  kendaraan
tersebut dapat diserap oleh tanaman dengan adanya vertical garden. Berikut adalah Gambar 8 yang menunjukkan gambar tampak depan lokasi
perancangan vertical garden, sedangkan Gambar 9 menunjukkan gambar tampak samping lokasi perancangan vertical garden.
Bangunan  ini  sudah  disiapkan  oleh  konsultan  arsitektur  untuk dikombinasikan  dengan  menghadirkan  vertical  garden.  Setelah  gambar  dari
konsultan arsitektur selesai, tahap berikutnya OZ melakukan perancangan vertical garden  dengan  berpedoman  pada  gambar  dari  konsultan  arsitektur.  Selesainya
desain  vertical  garden,  OZ  melakukan  konsultasi  ke  konsultan  struktur  untuk mengetahui  daya  dukung  bangunan  dengan  perancangan  vertical  garden  yang
sudah  dibuat.  Kemudian  konsultan  struktur  melakukan  analisis  perhitungan  dari beban  yang  akan  ditimbulkan  vertical  garden  dengan  kekuatan  dari  bangunan.
Dari tahap itu, konsultan struktur menyatakan bahwa bangunan mampu menahan beban  vertical  garden  tersebut.  Dalam  hal  ini  OZ  tidak  memperoleh  hasil
perhitungan tersebut. Kemudian dilanjutkan diskusi dengan konsultan ME untuk mengetahui sistem drainase dan irigasinya.
Gambar 8. Tampak Depan Vertical Garden Sumber : Oemardi_Zain, 2011
28
Gambar 9. Tampak Samping Vertical Garden Sumber : Oemardi_Zain, 2011
29
Persiapan  yang  telah  dilakukan  OZ  dengan  melakukan  konsultasi  kepada konsultan struktur dan konsultan ME sudah sangat tepat, hal ini akan menjadikan
rancangan  yang  dibuat  bisa  sesuai  daya  dukung  dari  bangunan,  sehingga bangunan mampu menahan beban yang dihadirkan dengan adanya vertical garden
seperti  konstruksi,  media  tanam,  tanaman,  sistem  drainase  dan  irigasi,  planter box  dapat  didukung  oleh  bangunan,  yang  dalam  jangka  waktu  panjang  tidak
merusak bangunan. Sehingga fungsi adanya taman ini memberikan manfaat yang maksimal.
b. Aspek Biofisik