Saran KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA Andayani dkk. 2012. Tanaman Hias Potensial Penyerap Polutan. Jakarta: Direktorat Budidaya dan Pasca Panen Flotikultura. Anonim. 2011. Media Tanam. [terhubung berkala]. http:www.kebonkembang.com. [11 Oktober 2011]. Anonim. 2012. Evaluating Rooftop and Vertical Garden. [terhubung berkala]. http:www.verticalplantscapes.co.zaEvaluating_Rooftop_and_Vertical_G ardens.html. [3 Oktober 2012]. Anonim. 2012. Ragam Media Tanam. [terhubung berkala]. http:www.kebonkembang.companduan-dan-tip-rubrik-35-145-ragam- media-tanam.html. [ 15 Juni 2012]. Bell, Ryan. 2004. Green Roofs. [terhubung berkala]. http:www.google.co.idurl?sa=trct=jq=Green+Roofs+Compendium source. [2 Oktober 2012] Binabid, Jamil. 2010. Vertical GardenThe Study of vertical Gardens and Their Benefits for Low-Rise Buildings in Moderate and Hot Climates. [terhubung berkala]. http:digitallibrary.usc.eduassetserver controlleritemetd-BINABID-3683.pdf. [2 Oktober 2012] Blanc, Patrick. 2008. The Vertical Gardens : From Nature to The City. New York : Micheal Lafon Publishing Booth, N.K. 1983. Basic Elements of Landscape Architectural Design. New York:Ohio State University. Christensen, A. J. 2005. Dictionary of Landscape Architecture and Construction. New York: McGraw Hill-Hill Companies, Inc. Crow, S. 1981. Garden Design Second Edition. Minnesota: Packard Publishing. Cutlip, Jamie. 2006. Sustainability and The Built Environment. [terhubung berkala]. http:extension.ucdavis.eduunitgreen_building_and_sustaina- bilitypdfresourcesgreen_roof.pdf. [3 Oktober 2012] Eckbo, Garret. 1964. Urban Landscape Design. United States of America: McGraw-Hill, Inc. Fauzi, Fahmi. 2012. Perancangan Verical Greenery di PT Envirospace Consultant Indonesi. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Gold, S. M. 1980. Recreation Planing and Design. New York: McGraw-Hill Book Company. Hannebaum, Leroy. 2002. Landscape Design A Practical Approach Fifth Edition. New Jersey : Pearson Educations, Inc. Heinz Frick Pujo L. Setiawan. 2002. Seri Kontruksi Arsitektur 5, Ilmu Konstruksi Perlengkapan dan Utilitas Bangunan. Yogyakarta : Kanisius. Ingles, Jack E. 2004. Landscaping Principles Practices 6th Edition.New York: Delmar Learning, Inc.Thomson LearningTM . Joga, Nirwono dan Ismaun, Iwan. 2011. RTH 30 Resolusi Kota Hijau. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Karyono, Tri Harso. 2010. Green Architecture Resolusi Kota Hijau. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Laurie, M. 1986. Pengantar Arsitektur Pertamanan Terjemahan. Bandung : Intemetra. Lestari, G. dan Kencana, I. P. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta : Penebar swadaya. Lestari, Garsinia. 2008. Taman Atap. Jakarta : PT Prima Infosarana Media. Margaretha, P. 2007. Studi Hubungan Antara Kondisi Iklim Mikro dan Persepsi Pengunjung Terhadap Kenyamanan Termal. Studi Kasus di Taman Mini Indonesia lndah Jakarta. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. McDonagh, L. P. 2006. Benefit of Green Roofs. [terhubung berkala]. http:www.informedesign.org_newsaug_v04r-p.pdf. [2 Oktober 2012] Morrow, B. H. 1988. A Dictionary of Landscape Architecture. Mexico : University of New Mexico Press. Noviandi, T. U. J. 2011. Desain Taman Vertikal pada Kluster Pine Forest, Sentul City, Bogor. Skripsi. Departemen Arsitektur Lanskap. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Papiliya, J. F. 2012. Arsitektur Lansekap. [terhubung berkala]. http:smartlandscape.blogspot.com. [16 Juni 2012] Reid, Grant W. 2001. From Concept to Form in Landscape Design. International Thomson Publishing. United States of America. Simonds, J. O. dan Barry W. Starke. 2006. Landscape Architecture Fourth Edition: A manual of Environment Planning and Design. New York: McGraw-Hill Companies, Inc. Soemarwoto, otto. 1991. Indonesia dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sujayanto, G. 2011. 100 Ide Vertical Garden Outdoor dan Indoor. Jakarta : PT samindra Utama CV Prima Grafika. Sulistyantara, Bambang dan Siswanto, Sukaton. 2004. Panduan Rancang Bangun Roof garden. Jakarta: Suku Dinas Pertamanan. Tecta Green. 2010. Benefit of A Green Roof Systems [Terhubung Berkala]: http:www.greenroof.comgreen-roof-benefits. [Januari 2010] Wibowo, Ari 2012. Proses Pengeboran. [terhubung berkala]. http:bengkellasnarada.blogspot.comphubungi-kami.html. [Juni 2012]. LAMPIRAN Lampiran 1. Saluran Drainase dan Irigasi Roof Garden RSCM 1 9 5 Sumber : Oemardi_Zain, 2011 9 6 Lampiran 2. Saluran Drainase dan Irigasi Roof Garden RSCM 2 Sumber : Oemardi_Zain, 2011 9 7 Lampiran 3. Saluran Drainase dan Irigasi Roof Garden RSCM 3 Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Proyek Menteng Park Working Drawing Lampiran 4. Proyek yang Pernah Diikuti Selama Magang 1 9 8 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Skala 1:200 Skala 1:200 99 Proyek Menteng Park Working Drawing Lampiran 5. Proyek yang Pernah Diikuti Selama Magang 2 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Skala 1:80 Skala 1:80 Skala 1:40 Skala 1:40 10 Proyek Menteng Park 3d Lampiran 6. Proyek yang Pernah Diikuti Selama Magang 3 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Jakarta Garden City Potongan 10 1 Lampiran 7. Proyek yang Pernah Diikuti Selama Magang 4 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 1:500 Lampiran 7. Penilaian Hasil Magang

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanasan global global warming adalah suatu kondisi yang menunjukkan terjadinya peningkatan suhu di permukaan bumi yang bisa mengakibatkan terjadinya perubahan iklim. Pemanasan global yang terjadi dikarenakan peningkatan kadar gas rumah kaca seperti CO 2 , CH 4 , NOx, SOx, dan CFC yang umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia Karyono, 2010. Pada perkotaan dampak dari pemanasan global lebih terasa, salah satu contohnya adalah Jakarta. Banyaknya populasi manusia dan aktivitasnya yang menambah jumlah gas rumah kaca, tingginya tingkat kemacetan sehingga mengakibatkan akumulasi polusi dari transportasi, dan kurangnya ruang hijau yang seharusnya mampu menyerap gas tersebut. Banyaknya manusia dan aktivitasnya berdampak pada meningkatnya pembangunan gedung-gedung bertingkat di perkotaan, terutama kota besar seperti Jakarta. Bahkan, terkadang pembangunan tersebut mengalihfungsikan ruang, dari ruang terbuka menjadi ruang terbangun. Hal ini tentunya akan mengurangi ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi peningkatan kualitas lingkungan kota. Undang - Undang No. 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang mensyaratkan kota harus memiliki RTH minimal sebesar 30 persen dari total luas kota secara keseluruhan. Sebaliknya, dengan bertambahnya bangunan tersebut mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan perkotaan, ditambah lagi bangunan saat ini yang menggunakan sumber daya alam dan energi tidak ramah lingkungan. Hal yang lebih penting saat ini mencari solusi mengurangi gas rumah kaca, di tengah banyaknya bangunan yang tidak ramah lingkungan, dan minimnya ruang terbuka hijau di Jakarta, serta keterbatasan lahan yang ada. Sebuah perkembangan pengetahuan saat ini memberikan solusi dengan menjadikan bangunan menjadi sesuatu yang hijau dan lebih ramah lingkungan yaitu dengan konsep taman vertikal atau vertical garden dan taman atap atau roof garden sebagai salah satu usaha mengurangi gas rumah kaca, sekaligus memberikan nilai keindahan bagi bangunan, memberikan sumbangan oksigen dan memberikan iklim mikro yang nyaman. Taman vertikal merupakan penanaman yang dilakukan pada struktur vertikal seperti dinding atau panel yang dilakukan dimana saja Arifin dkk, 2008 dalam Noviandi, 2011. Vertical garden bisa manjadi salah satu solusi menghadirkan taman pada ruang yang terbatas. Selain memberikan keindahan pada bangunan, manfaat ekologis juga dapat dirasakan pemiliknya, menyerap gas rumah kaca, serta memberikan iklim mikro yang nyaman. Konsep ini akan membuat bangunan-bangunan di perkotaan menjadi lebih ramah lingkungan. Roof garden atau taman atap adalah satu bentuk penghijauan dengan wadah tanam atau ruang pada atap gedung dan struktur buatan lainnya Pramukanto, 2005 dalam Lestari, 2008. Roof garden atau taman atap, khususnya di kota-kota besar metropolis memiliki peran penting seperti halnya ruang hijau lainnya. Pembangunan gedung-gedung diperkotaan dapat diimbangi dengan konsep taman ini. Taman ini memberikan manfaat seperti filter alami terhadap polusi udara, megendalikan iklim mikro, memberikan iklim mikro yang nyaman menampilkan keindahan visual, sebagai habitat satwa liar, dan menambah nilai ekonomi bangunan Sulistyantara, Juwana, Sukaton, 2004. Untuk mengetahui proses perancangan vertical garden dan roof garden tersebut mahasiswa mengikuti kegiatan magang di Oemardi_Zain Landscape Consultant. Oemardi_Zain Landscape Consultant adalah sebuah konsultan lanskap yang sudah memiliki pengalaman yang cukup lama dibidang Arsitektur Lanskap. Pendirinya adalah Umar Zain yang sangat berpengalaman di bidang Arsitektur Lanskap dan didukung oleh 20 orang staf. Pada perusahaan tersebut terdapat proyek perancangan vertical garden dan roof garden, sehingga bisa dijadikan bahan studi mahasiswa, bersama dengan staf lainnya mahasiswa bisa belajar mengenal proses perancangan lanskap secara umum dan perancangan vertical garden dan roof garden secara khusus.

1.2 Tujuan

Tujuan umum dari kegiatan magang ini adalah mempelajari dan meningkatkan soft skill serta keterampilan merancang dalam lingkup keprofesian