Pengembangan Desain Aspek Sosial

work dan water feature. Seating, playground, dan reflexiology path, lebih ditujukan pada aspek fungsionalnya. Untuk menambah nilai estetika dari roof garden tersebut ditambah art work dan water feature, namun tetap memberikan nilai fungsional yang baik bagi roof garden. Berikut adalah image reference dari elemen hardscape yang digunakan OZ Gambar 33. Gambar 33. Elemen Hardscape Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Elemen air berguna untuk menciptakan keseimbangan lingkungan serta memberikan kesejukan. Sculptural form adalah salah satu bentuk seni, biasanya berupa suatu patung atau pahatan yang terbuat dari batu dan berfungsi untuk menghiasi taman dan sculpture ini telah ada sejak zaman Roma Hannebaum, 2002.

5.2.5 Pengembangan Desain

Tahap pengembangan desain adalah tahap yang dilakukan setelah proposal pada tahap konsep desain telah disetujui oleh klien dalam hal ini adalah pihak RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, setelah terjadi persetujuan tersebut maka turun Surat Perintah Kerja SPK. Surat perintah kerja ini menjelaskan tentang lingkup pekerjaan bagi pihak Oemardi_Zain sebagai konsultan lanskap. Di dalam SPK tertera produk akhir yang terdiri dari konsep, pengembangan desain, dan gambar kerja. Konsep yang telah dibuat pada tahap sebelumnya mulai diperbaiki dengan ukuran yang lebih detail. Pada material hardscape yang disajikan seperti jenis dan ukuran material, bentuk, dimensi, ukuran, dan jumlah yang dilengkapi juga dengan gambar-gambar potongan. Sedangkan pada material softscape menunjukkan jenis-jenis tanaman yang digunakan. Pada gambar akan terlihat ukuran, jenis tanaman, letak, serta jumlah tanaman yang digunakan. Proses pengerjaan pada tahap pengembangan desain ini konsultan lanskap selalu berkomunikasi dengan pihak-pihak yang terlibat terutama kepada pihak konsultan arsitektur. Dengan koordinasi antara pihak-pihak yang terlibat pada proyek ini diharapkan proyek yang dikerjakan berjalan sesuai rencana, sehingga menghasilkan produk akhir yang sesuai dengan keinginan. Booth 1983, dalam tahap pengembangan desain ini desainer lebih berkonsentrasi terhadap detail penampilan dan kesatuan dari material. Tahap pengembangan desain sudah merupakan tahap teknis dalam proses desain. Sebagian besar produk akhirnya berupa gambar CAD. Gambar yang dihasilkan pada proyek ini terdiri dari gambar keseluruhan dan beberapa gambar parsial yang telah diperbesar. Pada pengerjaan lanskap roof garden ini gambar-gambar yang disajikan pada tahap pengembangan desain berupa gambar denah lanskap, gambar potongan, denah penanaman pohon dan semak, denah titik lampu, dimensi dan material, dan gambar denah irigasi serta drainase. Berikut adalah gambar denah lanskap roof garden yang dirancang oleh Oemardi_Zain pada perancangan roof garden di RSCM, dapat dilihat pada Gambar 34. Gambar 35 menunjukkan gambar potongan roof garden pada segmen A dan Gambar 36 menunjukkan gambar potongan lanskap dari roof garden pada segmen B. Dari denah roof garden yang telah dirancang OZ, roof garden ini termasuk ke dalam jenis taman atap intensif. Jenis ini memiliki desain yang lebih rumit daripada taman atap ekstensif. Proporsi hijauan dan hard material pada roof garden intensif cukup seimbang. Perkerasan pada taman digunakan untuk menunjang aktivitas penggunanya. Jenis tanaman yang digunakan beragam, mulai dari groundcover, semak, sampai pohon tinggi sehingga mampu menghadirkan suatu ekosistem Lestari, 2008. Sedangkan roof garden ekstensif umumnya bersifat pasif, taman umumnya digunakan sebagai sekedar estetika dan penghijauan. Perawatannya tidak sesulit taman atap intensif. Jenis tanaman yang biasa digunakan adalah rumput dan groundcover yang memiliki perakaran dangkal. Gambar 34. Denah Lanskap Roof Garden RSCM Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Denah Lanskap Roof Garden Gambar 35. Potongan Roof Garden RSCM 1 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 61 Gambar 36. Potongan Roof Garden RSCM 2 Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 62 Konsep desain yang diterapkan OZ pada denah lanskap roof garden terinspirasi dari sel dan fetus janin. Dari unsur sel yang diambil sebagai inspirasi desain, OZ mengambil pola garis yang terbentuk yang kemudian dimodifikasi agar menghasilkan bentukan garis yang lebih baik. Berikut adalah Gambar 37, gambar ilustrasi yang menunjukkan pola garis yang diambil OZ dari bentukan sel. Gambar 37. Ilustrasi Pengambilan Pola Garis pada Sel Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Sedangkan dari bentukan fetus janin, OZ mengambil bentukan mengikuti garis luar yang berbentuk oval. Bentukan oval ini akan dijadikan sebagai pola ruang pada roof garden Gambar 38. Gambar 38. Ilustrasi Pengambilan Pola Oval pada Janin Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Berikut adalah Gambar 39 yang menunjukkan penerapan garis dari sel dan pola oval dari janin pada denah lanskap. Gambar 39. Ilustrasi Penerapan Pola Garis dan Oval pada Roof Garden Sumber : Oemardi_Zain, 2011 Dari gambar denah lanskap dapat terlihat prinsip desain yang digunakan OZ, prinsip desain yang paling menonjol adalah adalah Rhythm and Line. Menurut Ingles 2004, rhythm and line ritme dan garis ketika terjadi pengulangan terhadap sesuatu dalam suatu waktu dengan adanya standar jarak dan memiliki interval diantara pengulangan tersebut, maka akan terbentuk rhythm ritme. Garis tercipta ketika material yang berbeda bertemu. Kesatuan dari dua batas suatu material akan membentuk garis pula. Pada denah lanskap tersebut terdapat sebuah pola garis yang merupakan aksis yang menghubungkan keseluruhan area pada roof garden. Pola ini menjadi penghubung dan menyatukan keseluruhan area di roof garden. Dari keseluruhan denah lanskap terlihat adanya keseimbangan antara elemen hardscape dan softscape yang digunakan OZ pada desain roof garden tersebut. Jumlah tanaman pohon yang cukup banyak, yang lebih dihadirkan untuk mendapatkan fungsinya sebagai peneduh bagi aktivitas di roof garden tersebut. Dengan pola penanaman mengikuti pola garis yang telah terbentuk menambah nilai estetika roof garden tersebut. Selain jenis pohon elemen softscape lainnya yakni jenis rumput menambah kesan hijau roof garden tersebut. Menjadikan ruang tambahan bagi aktivitas untuk bermain bagi anak-anak dan juga bersantai bagi pengguna lainnya. Elemen hardscape yang digunakan yakni bangku taman, CPG Children Play Ground, paving, shade sail dan tiang pendukungnya, timber deck, dan elemen water feature. Dari elemen hardscape tersebut yang paling mendominasi adalah paving atau perkerasan yang digunakan sebagai lantai dasar, perkerasan untuk jalan, penggunaan pola, dan dasar pada sitting area. Penggunaan elemen hardscape dan softscape yang digunakan pada perancangan roof garden di RSCM yang dirancang oleh OZ ini hampir seimbang, adanya perkerasan digunakan untuk mendukung adanya aktivitas yang ada, begitu juga dengan elemen tanaman yang digunakan menggunakan jenis pohon besar yang juga berfungsi untuk menaungi aktivitas di roof garden tersebut selain fungsi adanya tanaman tersebut terhadap lingkungan, dengan menyerap gas-gas rumah kaca. Roof garden yang dirancang OZ ini bisa digolongkan sebagai jenis intensive roof garden. Menurut Lestari 2008, jenis taman atap intensif memiliki desain yang lebih rumit daripada jenis ekstensif. Ketebalan media yang digunakan minimum 6 inci dengan beban lebih dari 200 kgm2 . Proporsi hijauan dan hard material pada roof garden ini cukup seimbang. Hal ini dikarenakan oleh adanya perkerasan pada taman digunakan untuk menunjang aktivitas penggunanya. Jenis tanaman yang digunakan beragam, mulai dari ground cover, semak, hingga pohon tinggi sehingga mampu menghadirkan sebuah ekosistem. Sedangkan extensive roof garden memiliki beban 60-150 kg m 2 dan ketebalan media tanah minimum 3-6 inci. Umumnya taman bersifat pasif, artinya taman digunakan sekedar sebagai estetika dan penghijauan. Perawatannya tak sesulit taman atap intensif. Jenis tanaman yang lazim digunakan ialah rumput dan groundcover yang memiliki perakaran dangkal Lestari, 2008. Selain hal tersebut terdapat beberapa hal yang akan dibahas, antara lain :

a. Konstruksi