Persiapan yang telah dilakukan OZ dengan melakukan konsultasi kepada konsultan struktur dan konsultan ME sudah sangat tepat, hal ini akan menjadikan
rancangan yang dibuat bisa sesuai daya dukung dari bangunan, sehingga bangunan mampu menahan beban yang dihadirkan dengan adanya vertical garden
seperti konstruksi, media tanam, tanaman, sistem drainase dan irigasi, planter box dapat didukung oleh bangunan, yang dalam jangka waktu panjang tidak
merusak bangunan. Sehingga fungsi adanya taman ini memberikan manfaat yang maksimal.
b. Aspek Biofisik
Iklim, Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Suhu rata-rata tahunannya sekitar 28,4°C, dengan kelembaban 75 dan
kecepatan angin 1,38 ms Joga, 2011. Suhu eksisting jakarta berada diatas batas kenyamanan, sedangkan tingkat
kelembaban Kota Jakarta berada di batas tertinggi, mendekati kondisi yang tidak nyaman. Menurut Laurie 1986 iklim ideal bagi manusia adalah udara yang
bersih dengan suhu udara kurang lebih 27°C sampai dengan 28°C, dan kelembaban udara antara 40 sampai dengan 75, udara yang tidak terperangkap
dan tidak berupa angin kencang, serta keterlindungan terhadap hujan. Lokasi perancangan cukup terbuka dan sebagian terlindungi oleh gedung
oleh karena itu dipilih tanaman dengan kebutuhan cahaya penuh dan semi naungan. Berada dekat dengan jalan menjadikan lokasi ini dekat dengan sumber
polusi yang bersumber dari kendaraan bermotor. Sumber polusi yang ada di kota Jakarta sebagian besar berasal dari transportasi yakni CO
2
92, NOx 73,4, dan SOx 26,5, selebihnya dari industri, pemukiman dan sampah Joga, 2011.
Ketiga gas tersebut adalah gas yang termasuk dalam gas yang mengakibatkan terjadinya global warming. Adanya vertical garden ini diharapkan mampu
mengurangi kadar gas rumah kaca tersebut.
c. Aspek Sosial
Pengguna yang ada di sekitar lokasi adalah pengguna apartemen, pengendara yang berada diluar lokasi, yang secara tidak langsung dapat melihat
adanya vertical garden nantinya, dan pejalan kaki. Jenis kendaraan yang melintasi
mulai dari mobil pribadi, angkutan umum, dan sepeda motor. Frekuensi mobilisasi cukup tinggi dengan kemacetan dan asap kenderaan.
Pengguna apartemen yang membawa kendaraan ke dalam kawasan apartemen akan menambah polusi di dalam kawasan apartemen. Banyaknya
bangunan yang ada dalam kawasan apartemen bisa dimanfaatkan sebagai penangkap gas polutan tersebut. Selain itu, adanya vertical garden ini
memberikan visualisasi yang baik bagi pengguna di luar apartemen.
5.1.4 Konsep
Tahap konsep desain adalah tahapan lanjutan setelah didapat hasil dari tahapan analisis. Konsep desain pada proyek ini ditentukan oleh konseptor
sekaligus direktur utama Oemardi_Zain yang kemudian diterjemahkan secara bersama-sama dengan para staf dalam satu pertemuan.
Konsep dasar, penerapan konsep green building, menambah nilai keindahan estetika bangunan dan memberikan kenyamanan, memberikan manfaat ekologis
bagi lingkungan penyerapan polutan. Konsep desain, membuat pola perancangan dengan sederhana, tidak terlalu mendetail, agar dapat dinikmati juga
oleh pengendara yang berada agak jauh di luar apartemen. Konsep perancangan meliputi pola warna dan bentuk. Pola yang digunakan berbentuk geometris
vertikal dan horizontal, sedangkan pola warna yang digunakan adalah kombinasi warna hijau muda, hijau tua, dengan warna merah. Menurut Lin 1993 dalam
Fauzi 2012 bentuk rectalinier menciptakan kesan kaku, tegas, dan formal. Pola penanaman dapat dilihat pada Gambar 10 untuk bagian depan dan Gambar 11
menunjukkan pola penanaman pada vertical garden bagian samping.
Gambar 10. Pola Bagian Depan Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011
Gambar 11. Pola Bagian Samping Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011
5.1.5 Pengembangan Desain
a. Jenis Tanaman
Jenis tanaman yang digunakan adalah jenis ground cover dan tanaman merambat. Untuk pemilihan tanamannya lebih kepada tanaman yang memiliki
daun indah baik dari segi warna dan juga teksturnya, tanaman berbunga, toleran terhadap sinar matahari, dan memiliki nilai tambahan dalam hal penyerapan
polutan dan gas rumah kaca. Berikut jenis tanaman yang digunakan pada vertical garden Tabel 4 dan pada Tabel 5 menunjukkan sifat arsitektural dan
hortikultural dari masing-masing tanaman.
Tabel 4. Jenis Tanaman yang Digunakan pada Vertical Garden. No
Nama Tanaman Syarat Tumbuh
Zat yang diserap 1
Asplenium nidus kadaka
Semi naungan CO
2
, partikel halus 2
Bromelia sp. Semi naungan
Menyerap berbagai polutan pada malam hari
3 Nephrolepis sp.
Semi naungan Formaldehid
4 Scindapsus aureus Penuh atau semi
naungan CO, benzena, formaldehid,
NO
2
, logam berat , 5
Thunbergia grandiflora
Penuh NO
2,
CO, formaldehid,
benzene Andayani dkk, 2012
Tabel 5. Sifat Arsitektural dan Hortikultural Tanaman. Jenis Tanaman
Arsitektural Hortikultural
Asplenium nidus -Warna daun hijau, tepi
bergelombang, ujung meruncing
-Susunan
daun melingkar dalam bentuk
roset -Pemupukan 1 kali 3-4
bulan pupuk cair -Semi naungan
-Penyiraman intensif
Bromelia sp. -Warna daun
terangmerah,hijau -Daun berduri
-Tekstur halus -Berbunga
-Penyiraman intensif -Pemupukan 1 kali bulan
-Semi naungan
Nephrolepis sp. -Bentuk daun lurus,
keriting -Daun berwarna hijau
tua, hijau muda -Penyiraman intensif
-Pemupukan 1 kali bulan pupuk cair
-Semi naungan
Scindapsus aureus -Daun berbentuk hati
-Warna gradasi hijau -Penyiraman intensif
-Pemupukan 1 kali 3 bulan pupuk cair
-Cahaya
penuh, semi
naungan Thunbergia grandiflora
-Bunga berwarna
kuning, putih, ungu -Pemupukan 1 kali 4-6
bulan -Penyiraman intensif
-Cahaya penuh
Lestari dan Kencana, 2008
b. Media Tanam