Media Tanam Wadah Tanam

b. Media Tanam

Media tanam yang digunakan pada vertical garden ini adalah campuran sekam bakar atau kokopit yang dicampur dengan kompos. Media tanam yang digunakan dipilih yang ringan dan mampu menyediakan makanan bagi tanaman Sujayanto, 2011. Keuntungan menggunakan media tanam yang ringan namun dengan fungsi yang maksimal akan mengurangi beban yang akan ditanggung oleh bangunan. Untuk mempertahankan kesuburan media tanam akan digunakan pupuk cair yang disatukan dengan sistem penyiraman. Berikut adalah gambar media tanam yang digunakan Gambar 12. Gambar 12. Media Tanam Sekam bakar mampu memperbaiki struktur tanah sehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik. Sekam bakar juga memiliki kandungan karbon C yang tinggi sehingga membuat media tanam ini menjadi gembur. Kelebihan kokopit sebagai media tanam lebih dikarenakan karakteristiknya yang mampu mengikat dan menyimpan air dengan kuat sesuai untuk daerah panas, dan mengandung unsur-unsur hara esensial, seperti kalsium Ca, magnesium Mg, kalium K, natrium N, dan fosfor P. Kelebihan dari penggunaan kompos sebagai media tanam adalah sifatnya yang mampu mengembalikan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat-sifat tanah, baik fisik, kimiawi, maupun biologis. Selain itu, kompos juga menjadi fasilitator dalam penyerapan unsur nitrogen N yang sangat dibutuhkan oleh tanaman Anonim, 2011.

c. Wadah Tanam

Pada perancangan vertical garden di apartemen ini menggunakan teknik planter box, menggunakan wadah yang disusun secara tegak yang di dalamnya diberi media. Dimensi planter box adalah 90x30x30 cm. Penggunaan media ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan VGM yang umumnya Sumber : Penelusuran Google digunakan. Menurut Tambayong 2009, ada beberapa teknik yang digunakan yaitu dengan planter box, modul, dan substrat. Penggunaan teknik tersebut disesuaikan dengan kondisi bangunan. Teknik-teknik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Teknik planter box Gambar 13 menggunakan wadah yang disusun secara tegak yang di dalamnya diberi media. Gambar 13. Planter Box b. Teknik modul VGM vertical greening module, merupakan modifikasi pot yang dirancang khusus untuk taman vertikal. Modul dipasang pada kerangka besi yang direkatkan pada dinding bangunan Gambar 14. Gambar 14. Vertical Greening Module c. Teknik substrat, merupakan teknik penanaman pada vertical garden dimana tanaman yang digunakan langsung ditanam pada kulit bangunan. Akar tanaman berpegang pada substrat yang ditempelkan dengan teknik khusus pada dinding. Dinding dapat dilindungi dengan lapisan kedap air pada bagian bawah substrat. Keuntungan menggunakan wadah tanam ini adalah menggunakan biaya yang lebih murah dibanding menggunakan VGM Vertical Greening Module. Menurut Syaiful dalam Sujayanto 2011, teknologi VGM memang inovatif hanya saja masih ditemukan kendala, terutama masalah biaya. Jika dihitung, per meter persegi biayanya mencapai Rp 2.500.000,00 hingga Rp 3.000.000,00 harga Sumber : Penelusuran Google Sumber : Penelusuran Google tersebut meliputi modul, kerangka besi, sistem irigasi, tanaman, media, dan pemasangannya. Gambar 15 menunjukkan dimensi atau ukuran dari planter box yang digunakan. Gambar 15. Dimensi Wadah Tanam Tampak Depan dan Samping Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Dengan pertimbangan biaya tersebut klien meminta OZ untuk melakukan inovasi, dengan tujuan yang sama namun menggunakan wadah tanam yang berbeda. Gambar 16 menunjukkan detil planter box yang digunakan OZ pada perancangan vertical garden pada proyek ini. Gambar 16. Detil Planter box Sumber : Oemardi_Zain, 2011. Digambar oleh : Wiguna, 2011 Planter box yang digunakan pada perancangan vertical garden yang dirancang oleh OZ menggunakan beberapa komponen tambahan antara lain dripper mini sprinkler, drain net, geotextile layer, dan zip drain. Dripper mini sprinkler pada planter box ini berguna untuk membagi sama rata air ke seluruh media tanam di planter box. Sumber air berasal dari tandon air yang diintegerasikan dengan pipa-pipa, sehingga mengalir ke seluruh bagian. Penyiraman ini menggunakan sistem yang otomatis, diatur sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Penyiraman dengan metode ini akan lebih memudahkan dibanding dengan penyiraman secara manual, karena vertical garden ini memang agak sulit untuk dicapai. Drain net adalah saluran utama yang berfungsi sebagai aliran pembuangan kelebihan air. Kelebihan air dimungkinkan terjadi karena kelebihan pada saat penyiraman, atau karena adanya tambahan suplai air yang berasal dari hujan. Kelebihan air secara alami akan mengalir ke bagian bawah yang nantinya akan mengalir ke saluran drainase pembuangan utama dan diteruskan menuju drainase yang ada di area apartemen. Lapisan geotextile layer berfungsi sebagai penahan media tanam agar tidak ikut keluar dari planter box pada saat air mengalir ke bawah. Lapisan ini juga bisa dikatakan sebagai penyaring. Zip drain adalah lapisan terbawah, lapisan ini berfungsi sebagai tempat berkumpulnya dari kelebihan air sementara yang mengalir ke bagian bawah. Manfaat adanya lapisan ini adalah tidak ada air yang mengendap di media tanam, sehingga sistem aerasi pada media tanam tetap terjaga dengan baik.

d. Konstruksi