Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

49

D. Analisis Data

1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif didefenisikan merupakan suatu metode dalam menganalisis data, sehingga diperoleh gambaran yang teratur mengenai suatu kegiatan. Ukuran yang digunakan dalam deskriptif antara lain: frekuensi, tendensi sentral mean, median dan modus, dispersi standar deviasi dan varian dan koefisien korelasi antara variabel penelitian. Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum, minimum, sum, range , kurtosis dan skewness kemencengan distribusi Ghozali, 2013:19 2. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas Data Uji validitas digunakan untuk mengetahui seberapa baik ketepatan dan kecermatan suatu instrumen untuk mengukur suatu konsep yang seharusnya diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan atau pernyataan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada kuesioner tersebut. Pengujian validitas dengan menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antara nilai yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan. Apabila Pearson 50 Correlation yang didapat memiliki nilai di bawah 0,05 berarti data yang diperoleh adalah valid Ghozali, 2013. b. Uji Realibilitas Data Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama. mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu Ghozali, 2013. Ghozali 2013 menyebutkan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1 Repeated Measure atau pengukuran ulang: Pengukuran ini dilakukan dengan memberikan pertanyaan kepada seseorang yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. 2 One Shot atau pengukuran sekali saja: Pengukuran yang dilakukan hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. 3. Uji Model Struktural Equation Model SEM Structural Equation Model SEM adalah teknik analisis multivariate yang merupakan kombinasi antara analisi faktor dan analisi regresi korelasi, yang bertujuan untuk menguji hubungan-hubungan 51 antar variabel yang ada pada sebuah model, baik itu antar indikator pada konstruknya maupun hubungan antar konstruk. Sebuah model SEM dibuat berdasarkan teori tertentu, kemudian diuji apakah model tersebut diterima atau ditolak. SEM tidak digunakan untuk membangun sebuah model tanpa dasar teori yang ada sebelumnya Santoso, 2011. Analisa dalam SEM meliputi sejumlah langkah yang cukup kompleks, mulai dari pemeriksaan data, pengembangan model, penilaian fit model, hingga interpretasi terhadap hasil analisis. Tahapan analisis yang ditempuh kebanyakan tidak sekali jalan sekali jadi water fall, melainkan bersifat iteratif. Maksudnya adalah, model awal yang diajukan seringkali disarankan untuk dimodifikasi sehingga perlu direspesifikasi. Demikian ini dilakukan hingga beberapa kali sampai diperoleh model akhir yang bisa diterima fit sekaligus sesuai dengan teori yang melatarbelakanginya Usman, 2014. Adapun alat analisis yang digunakan peneliti adalah AMOS 18 Santoso 2011. a. Uji Measurement Model Tujuan utama analisis SEM adalah menguji apakah model tersebut fit dengan data yang ada. Dasar pengujian adalah penghitungan kovarians untuk mengetahui hubungan variabel- variabel, sehingga analisis SEM sering juga disebut dengan covariance structure analysis Santoso, 2011. Ada pendapat yang menyatakan bahwa penghitungan korelasi dapat pula digunakan untuk menggantikan penghitungan kovarians. 52 Namun penghitungan kovarians dipandang memiliki keunggulan dibandingkan korelasi, khusunya bila jumlah sampel cukup banyak 200 dan distribusi data dapat dianggap normal Santoso, 2011. Tujuan pengujian ini adalah ingin mengetahui seberapa tepat variabel-variabel laten yang ada. Dasar pengujian adalah sebagai berikut. Jika indikator teori sebuah indikator menjelaskan keberadaan konstruk variabel laten, maka akan ada hubungan keduanya. Karena variabel latin tidak mempunyai nilai tertentu, maka proses pengujian dilakukan di antara indikator-indikator yang membentuknya. Dilakukan penghitungan kovarians dari data sampel untuk mengetahui hubungan indikator-indikator dengan konstruk. Dari penghitungan tersebut, karena melibatkan banyak variabel, akan muncul matrik kovarians sampel. Penghitungan menggunakan prosedur estimasi maximum likehood menghasilkan matriks kovarians estimasi. Selanjutnya dilakukan perbandingan matriks kovarians sampel dengan matriks kovarians estimasi. Uji perbandingan ini dinamakan dengan uji goodness of fit. 1 Uji Goodness of Fit Goodnes of Fit GOF adalah ukuran yang digunakan untuk menliai fit suatu model. Dari ukuran ini kita bisa menginterpretasikan seberapa baik model yang dibangun secara teoritis ini dapat merefleksikan realita. Dalam SEM akan ditemui 53 begitu banyak ukuran menilai fit model yang disebut indeks fit fit-indeks. Berbeda dengan analisis multivariat lainnya yang dapat dengan mudah menilai fit model dengan satu ukuran saja Usman, 2014. Sebelum membahas lebih lanjut mengenai GOF, terdapat instrumen derajat bebas degree of freedom yang juga memiliki peran dalam analisa SEM. Degree of Freedom df merepresentasikan banyaknya informasi matematis independen atau bebas yang terdapat dalam daata dan digunakan untuk menghitung berbagai nilai statistik termasuk statistik tentang indeks fit. Dalam pengukuran GOF sebelumnya telah dijelaskan bahwasanya GOF memiliki jenis ukuranindeks fit dalam SEM, untuk itu indeks tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok besar, yaitu Fit Absolute, Fit Incremental, dan Fit Parsimoni . Ketiga kelompok besar itu masing – masing memiliki indeksnya tersendiri. Akan tetapi menurut Usman 2011 menyatakan dari sejumlah indeks yang tersedia tidak perlu menggunakan semuanya. Namun setidaknya dapat digunakan ukuran statistik chi-kuadrat x 2 beserta p-valuenya, satu ukuran fit absolut dam satu ukuran fit incremental. Ukuran fit absolut yang sering digunakan adalah The Root Mean Square Error of Appoximation RMSEA, sedangkan untuk ukuran Fit 54 Incremental yang sering digunakan adalah Comparative Fit Index CFI atau Incremental Fit Index IFI. Namun nanti akan dijabarkan beberapa indeks lainnya. a Fit Absolut Ukuran fit absolut digunakan untuk menentukan seberapa baik model yang dibangun measurement dan structural fit dengan data sampel. Ukuran ini tidak secara eksplisit membandingkan tingkat fit sebuah model terhadap model yang lain nilai relatif, melainkan evaluasi fit model dilakukan secara independen absolut untuk masing – masing model yang ada. Chi-Kuadrat X 2 Chi-Kuadrat adalah ukuran fit model yang paling fundamental dan merupakan satu-satunya ukuran kesesuaian model dalam SEM yang dilengkapi dengan tingkat signifikansi secara statistik. Nilai X 2 berkisar dari 0 hinga tak hingga. Nilai X 2 = 0 menunjukan fit model yang sempurna. Semakin kecil X 2 semakin fit model tersebut. Dalam aplikasi AMOS X 2 dinotasikan dengan CMIN Chi-kuadrat minimum . Dalam suatu penelitian menggunakan X 2 sebagai satu-satunya ukuran fit model akan memunculkan problem serius. Oleh karena itu menggunakan indeks fit model lain bersama indeks fit X 2 sangat dianjurkan, termasuk 55 menggunakan indeks fit model modifikasi X 2 yang mengeliminasi pengaruh ukuran sampel dan df. RMSEA The Root Mean Square Error of Appoximation RMSEA merupakan indikator model fit yang paling informatif dan banyak digunakan. Indeks fit indi digunakan dengan tujuan untuk memperbaiki indeks fit X 2 yang cenderung menolak model yang mempunyai variabel observerd yang banyak dan ukuran sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0,05 sampai 0,10 merupakan ukuran yang dapat diterima Usman, 2014. GFI Goodness of Fit Index Nilai GFI berkisar antara 0-1. Model GFI yang semakin mendekati 0 berarti model tersebut semakin tidak fit, dan semakin mendekati angka 1 model tersebut semakin fit. GFI merupakan ukuran mengenai ketetapan model dalam menghasilkan observed matriks kovarians. Meskipun secara teori GFI mungkin memiliki nilai negative tetapi seharusnya tidak terjadi. Karena nilai negative menunjukkan bahwa model tersebut sangat buruk. Sebagai acuan, nilai GFI yang disarankan untuk model yang fit adalah 0,9. 56 AGFI Adjusted Goodness of Fit Model AGFI merupakan indeks fit GFI yang df nya disesuaikan terhadap banyaknya variabel. Nilai AGFI yang disarnaknan untuk model fit adalah 0,9 CMIN DF CMIN adalah the maximum sample discrepancy function yang dibagi dengan degree pf freedom. CMIN DF tidak lain adalah statistic chi-square x 2 relative . bilai nilai x 2 relative kurang dari 2,0 atau 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data. Beberapa pengarang menganjurkan menggunakan rasio ukuran ini untuk mengukur fit. Menurut Wheaton et al., 1997 dalam Ghazali 2011 nilai rasio 5 atau kurang dari 5 merupakan ukuran rasionable. Peneliti lainnya seperti Byne 1988 dalam Ghazali 2011 mengusulkan nilai rasio 2 merupakan ukuran fit b Fit Incremental Ukuran fit incremental disebut juga comparison fit indeks adalah indeks-indeks fit yang menilai peningkatan relatif fit model yang diajukan peneliti model hipotesis bilamana dibandingkan dengan beberapa model dasar alternatif. 57 NFI Normed Fit Index NFI merupakan salah satu indeks yang populer dan termasuk dalam fit incremental yang original. Nilai indeks fit NFI berkisar dari 0 tidak fit hingga 1 fit sempurna. Batas nilai indeks yang biasa digunakan untuk model yang fit adalah ≥0,9 Usman, 2014 CFI Comparative Fit Index Merupakan salah satu alternatif menentukan model fit dan merupakan indeks perbaikan dari NFI. Untuk kategori fit incremental indeks fit CFI juga termasuk yang paling sering digunakan karena relatif tidak sensitif terhadap kompleksitas model. Nilai CFI berkisar antara 0-1. Pada umumnya nilai di ata 0,9 menunjukkan model sudah fit dengan data yang ada Usman, 2014. IFI Incremental Fit Index IFI sebagaimana CFI merupakan indeks perbaikan dari NFI, yaitu mempertimbangkan kompleksitas dengan cara menyertakan derajat bebas model dalam perhitungan. Nilai IFI berkisar antara 0-1. Pada umumnya nilai di ata 0,9 menunjukkan model sudah fit dengan data yang ada Usman, 2014 58 b. Uji Struktural Model Jika sebuah measurement model tidak dapat dikatakan fit, maka proses pengujian seharusnya tidak diteruskan ke pengujian structural model. Untuk itu beberapa tindakan perlu dilakukan, seperti meninjau kembali model, data sampel mungkin perlu ditambah, pertanyaan kuesioner atau bentuk pengukuran lain pada sebuah indikator perlu ditinjau ulang. Namun, jika sebuah measurement model telah lolos dalam pengujian, proses pengujian dapat dilakukan dengan menguji structural model yang ada, inilah yang disebut dengan proses pengujian dua tahap two step SEM Process, yakni menguji fit serta validitas sebuah measurement model, baru kemudian menguji atructural model, yang meliputi dua bagian utama: Menguji keseluruhan model overall model fit dari structural model. Menguji structural parameter setimasi, yakni hubungan di antara konstruk atau variabel independen-independen yang ada dalam structural model. 4. Uji Hipotesis Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap masalah yang akan diuji kebenarannya melalui analisis data yang relevan dan kebenarannya akan diketahui setelah penelitian. Dalam analisa menggunakan SEM tahap terakhir adalah uji hipotesis mengenai relasi 59 struktural antar konstruk. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menguji signifikansi estimasi parameter model struktural loading struktural dari konstruk eksogenus ke konstruk endogenus dan loading struktural dari kosntruk endogenus ke konstruk endogenus lainya. Pada program aplikasi AMOS, estimasi loading struktrual dinyatakan sebagai nilai estimasi Regression Weight Usman 2014 Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan nilai t-value dengna tingkat signifikansi 5. Nilai t-value dalam program aplikasi AMOS 18 merupakan nilai Critical Rasio CR pada Regression Weight: Group number 1 – Default Model. Apabila nilai CR menunjukan nilai ≥1,967 atau nilai probability P ≤0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Nilai CR positif menunjukan bahwa pengaruh antar konstruk yang terjadi adalah positif, begitupun dengan nilai CR yang negatif Usman 2014.

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian