Sigadap makna tanggung jawab sangatlah kuat. Batu Sigadap berlaku bagi masyarakat Silalahi tidak lain sebagai penghakiman terakhir yang melakukan
pelanggaran. Nilai tanggung jawab terdapat dua perstiwa tutur. Tuturan pertama menyebutkan Raja Silahisabungan membuat sagu-sagu marlangan yang berisikan
nasehat-nasehat agar keturunnya kelak tidak melakukan kesalahan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuturan kedua menyebutkan Raja Silahisabungan membuat
Batu Sigadap mempertanggungjawabkan agar anak-anaknya kelak tidak melakukan kejahatan.
4.2.3 Kasih Sayang
Kasih sayang adalah suatu perasaan cinta atau sayang dan akan menunjukan rasa perhatian yang mungkin akan berlebihan. Kasih sayang dalam
cerita Batu Sigadap terlihat dari Raja Silahisabungan menyayangi anaknya Tambun Raja.
Hal ini dilihat dalam contoh berikut: sinopsis, halaman 57 “...Dungi denggan ma dipaboa Raja Silahi Sabungan taringot boru
Nairasaon i dohot anak na Tambun Raja. Toho tutu dang gabe muruk boru Padang Batanghari, gabe boru Padang Batanghari ma mangarorot
Tambun Raja songon pabalgahon na pitu i anakhonna dohot sada boruna.
Terjemahan : “....Raja Silahisabungan pun menceritakan keberadaan Tambun Raja
kepada boru Padang Batanghari, setelah boru Padang Batanghari berjanji tidak akan marah jika Raja Silahisabungan menceritakan yang
disembunyikannya. Setelah Raja Silahisabungan menceritakannya,
Universitas Sumatera Utara
benarlah boru Padang Batanghari tidak marah,sebaliknya boru Padang Batangharilah yang membesarkan Tambun Raja seperti ketujuh anak dan
satu putrinya. Tambun Raja begitu dimanja oleh Raja Silahisabungan dan boru Padang Batanghari.
Kehadiran kasih sayang dalam kehidupan orang Toba sangatlah diperlukan. Kasih sayang dalam masyarakat Batak Toba terutama dalam dalihan
natolu diperuntukan untuk boru yang berisikan elek marboru. Cinta kasih adalah pemberi kearifan, pemberi kesejahteraan, pelindung yang ditaati, pencipta
ketentraman batin. Nilai kasih sayang pada cerita Batu Sigadap terdapat satu peristiwa tutur, yaitu pada saat Raja Silahisabungan membawa anaknya Raja
Tambun ke desa Silalahi dan membesarkan Raja Tambun seperti membesarkan ketujuh anaknya dan putrinya.
4.2.4 Pertentangan
Pertentangan dapat disebabkan oleh perbedaan pendapat, salah paham, dendam, tidak menerima kondisi dan keberadaan orang lain. Pertentangan yang
dimaksudkan dalam cerita ini adalah pemberian kasih sayang kepada Tambun Raja yang dipicu menjadi keirihan bagi saudara-saudaranya yang lain. Secara
umum pertentangan itu adalah luapan emosional dari satu orang dengan orang lain.
Hal ini dilihat dalam contoh berikut: sinopsis, halaman 57 “...Alani burjuni boru Padang Batanghari tusi Tambun Raja gabe leas ma
roha ni anak na pitunai. Sai jot-jot do dimuruki anak sipitu-pitu i Tambun Raja.
Universitas Sumatera Utara
Disada tikki magalu-aluma Tambun Raja tu boru Padang Batanghari, jala pintor dipaboa boru Padang Batanghari ma tu Raja Silahi Sabungan
najotjot halaki marbada. Terjemahan :
“....Tambun Raja begitu dimanja oleh Raja Silahisabungan dan boru Padang Batanghari, sehingga menimbulkan kebencian ketujuh anak
tersebut. Tambun Raja pun selalu dimaki oleh ketujuh anak boru Padang Batanghari. Maka mengadulah Raja Tambun kepada boru Padang
Batanghari. Karena mereka sering bertengkar, maka boru Padang Batangaharin memberitahukan kepada suaminya, Raja Silahisabungan.
Proses melibatkan atau dilibatkan dalam suasana konflik, mendidik orang toba menjadi orang yang terbuka. Hal ini dapat dipahami, karena hampir tidak
ada konflik yang disembunyikan. Berkonflik dalam masyarakat Toba bukanlah suatu aib Nilai konflik dalam cerita ”Batu Sigadap” terdapat tiga peristiwa
tutur. Kemarahan marga Sianturi mengetahui boru Nairasaon telah menikah.
4.4 Pandangan Masyarakat Silalahi terhadap cerita Batu Sigadap