Pandangan Masyarakat Silalahi terhadap cerita Batu Sigadap

Disada tikki magalu-aluma Tambun Raja tu boru Padang Batanghari, jala pintor dipaboa boru Padang Batanghari ma tu Raja Silahi Sabungan najotjot halaki marbada. Terjemahan : “....Tambun Raja begitu dimanja oleh Raja Silahisabungan dan boru Padang Batanghari, sehingga menimbulkan kebencian ketujuh anak tersebut. Tambun Raja pun selalu dimaki oleh ketujuh anak boru Padang Batanghari. Maka mengadulah Raja Tambun kepada boru Padang Batanghari. Karena mereka sering bertengkar, maka boru Padang Batangaharin memberitahukan kepada suaminya, Raja Silahisabungan. Proses melibatkan atau dilibatkan dalam suasana konflik, mendidik orang toba menjadi orang yang terbuka. Hal ini dapat dipahami, karena hampir tidak ada konflik yang disembunyikan. Berkonflik dalam masyarakat Toba bukanlah suatu aib Nilai konflik dalam cerita ”Batu Sigadap” terdapat tiga peristiwa tutur. Kemarahan marga Sianturi mengetahui boru Nairasaon telah menikah.

4.4 Pandangan Masyarakat Silalahi terhadap cerita Batu Sigadap

Masyarakat di desa Silalahi sangat taat pada aturan dan norma adat, hal ini dibuktikan dengan adanya batu peninggalan Raja Silahisabungan, batu ini dinamakan Batu Sigadap. Letak batu Sigadap berjauhan dengan tugu makam Raja Silahisabungan. Batu sigadap dapat dijumpai kearah perkampungan bagian atas desa Silalahi. Batu sigadap adalah sebuah cerita rakyat yang sangat relevan bagi masyarakat desa Silalahi yang dipandang dari segi pola kehidupan masyarakat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari cara pandang masyarakat terhadap cerita rakyat tersebut. Masyarakat Silalahi menyakini kebenaran cerita Batu Sigadap. Nilai- Universitas Sumatera Utara nilai budaya yang terkandung dalam legenda Batu Sigadap tidak terlepas dengan pola budaya masyarakat dewasa ini. Masyarakat desa Silalahi mempercayai adanya kekuatan supernatural yang ditimbulkan oleh Batu Sigadap ini, sehingga kebanyakan pihak yang bertikai akan menolak dibawa ke Batu Sigadap karena masih mempercayai kekuatan di dalamnya dan memilih menyelesaikan masalah berdasarkan kekeluargaan daripada menerima konsekuensi yang berat. Keberadaan Batu Sigadap saat ini sangat lah dijaga oleh masyarakat desa silalahi, Batu Sigadap bukanlah tempat objek wisata karena keberadaan maasyarakat setempat menganggap tempat ini sangatlah sakral, bukan sembarangan orang masuk dan harus mengucapkan doa “Parsantabian” agar tidak terkena dampak jika masuk dalam sekitar Batu Sigadap. Dalam cerita rakyat Batu Sigadap ini, banyak pedoman yang diambil oleh masyarakat desa Silalahi diantaranya sebagai berikut: 1 Sebagai mahkamah peradilan tertinggi. Batu Sigadap dijadikan dan berguna untuk tempat persidangan bagi orang-orang yang melakukan kesalahan, sehingga dewasa ini masyarakat desa Silalahi tidak berani melanggar adat dan melakukan perbuatan yang salah. Hal ini dapat dibuktikan, menurut salah satu informan Pannes Rumasondi pernah terjadi bencana merenggut nyawa “marujung ngolu”salah seorang penduduk dari daerah lain mengambil pusaka peninggalan dari desa Silalahi, karena tidak mengakui kesalahannya maka orang tersebut meninggal dunia “marujung ngolu” ditempat ketika diadkan persidangan di temapt Batu Sigadap. Universitas Sumatera Utara 2 Sebagai tempat keseimbangan bagi masyarakat desa Silalahi. Arti dari keseimbangan yang dimaksud disini adalah bahwa Batu Sigadap berperan yang menjadi poros dalam mengikat persudaraan agar tidak terjadi pertengkaran dan perpecahan persaudaraan diantara kalangan masyarakat Silalahi yang dihuni beberapa sub ras golongan batak, yaitu: Batak Toba, Pakpak Dairi, Karo, Simalungun. 3 Hasangapon Masyarakat Silalahi percaya bahwa Batu Sigadap memiliki nilai “Hasangapon” karena dapat memberi kearifan dan ketentraman dalam menyelesaikan sebuah masalah bagi masyarakat desa Silalahi. Hasangapon yang paling menonjol bagi masyarakat desa Silalahi yaitu isi dari sagu-sagu marlangan Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Cerita Batu Sigadap memaparkan secara khusus kisah hidup Raja Silahisabungan. Dalam cerita ini, Raja Silalahisabungan memiliki sembilan anak laki-laki dan satu perempuan,yang dilahirkan dari dua orang istri, istri pertama bernama boru Nairasaon yang melahirkan satu anak yaitu: Tambun Raja Tambunan dan boru Padang Batanghari melahirkan delapan anak yaitu: Loba Raja Sihaloho, Tungkir Raja Situngkir, Sondi Raja Ruma Sondi, Butar Raja Sinabutar, Dabariba Raja Sidabariba, Debang Raja Sidebang, Batu Raja Pintu Batu dan satu orang putri yang bernama Deang Namora.Melihat dari kehidupan anak-anaknya, Raja Silalahisabungan membuat sagu-sagu marlangan yang berisi nasihat-nasihat dan membuat Batu Sigadap supaya anak-anaknya tetap melakukan kejujuran. Cerita Batu Sigadap juga masih sangat relevan terhadap masyarakat Silalahi. Mereka masih sangat mempercayai kekuatanBatu Sigadap, sehingga memilih menyelesaikan masalah secara kekeluargaan daripada diperhadapakan pada Batu Sigadap, nilai-nilai budaya yang terdapat dalam cerita Batu Sigadap juga tidak terlepas dengan pola budaya yangdianut oleh masyarakatSilalahi. Nilai-nilai budaya yang ada dalam legenda Batu Sigadap masih diterapkan dalam kehidupan masyarakat Silalahi, dan itu sebabnyaBatu Sigadap dikeramatkan oleh masyarakat Silalahi. Universitas Sumatera Utara