2.2.1 Teori Struktural
Teori merupakan hal yang sangat perlu di dalam menganalisis suatu karya sastra yang diajukan sebagai objek penelitian. Untuk melihat aspek-aspek atau
unsur-unsur yang terdapat di dalam karya sastra diterapkan teori struktural. Dengan teori struktural diharapkan hasil yang optimal dari karya yang
menganalisis. Menganalisis karya sastra dari unsur struktural merupakan langkah awal untuk rencana penelitian selanjutnya. Semi 1993:68 mengatakan
“pendekatan ini bertolak dari pandangan bahwa sastra merupakan pencerminan kehidupan masyarakat melalui sastra pengarang mengungkapkan tentang suka
duka kehidupan masyarakat yang mereka ketahui dengan sejalas mungkin. Bertolak dari pandangan itu, telaah kritik sastra yang dilakukan berfokus atau
lebih banyak memperhatikan segi-segi sosial kemasyarakatan yang terdapat dalam suatu karya sastra serta mempersoalkan segi-segi yang menunjang pembinaan dan
pengembangan tata kehidupan”. Berdasarkan pendekatan di atas jelas mempunyai kesesuaian karena
pendapat tersebut mengatakan sastra merupakan cermin zamannya, mengungkapkan suka-duka kehidupan masyarakat. Walaupun demikian, dalam
menganalisis karya sastra bila hanya bertitik tolak dari luar karya sastra , tanpa mengikut sertakan karya sastra sebagai suatu kebulatan makna dan perpaduan isi
rasanya kurang sempurna. Mengenai pendekatan struktural, semi 1993:44 mengatakan:”dengan kata
lain, pendekatan ini memandang dan menelaah sastra dari segi intrinsik yang membangun suatu karya sastra yaitu: tema, alur, latar, penokohan dan gaya bahasa
Universitas Sumatera Utara
perpaduan yang harmonis antara bentuk dan isi merupakan kemungkinan kuat untuk menghasilkan karya sastra yang bermutu”.
Pada dasarnya penelitian struktural, yaitu suatu penelitian yang membahas unsur-unsur karya sastra. Unsur yang dimaksud adalah tema, alur, latar dan
penokohan.
1 Tema
Tema merupakan inti cerita atau pokok pikiran yang mendasari cerita. Semua unsur cerita bergantung pada tema, yaitu semuanya secara bersama-sama
melaksanakan atau mengungkapkan tema dalam cerita. Tema adalah pokok pikiran, atau makna yang terkandung dalam dalam sebuah cerita. Tema juga
merupakan gagasan umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalamnya yang menyangkut persamaan dan perbedaan.
Setiap karya sastra harus mempunyai dasar dari cerita dan tema yang merupakan sasaran tujuan dalam sebuah cerita. Sebuah karya sastra yang baik
yang tertulis maupunsecara lisan pasti mengandung tema, karena sebuah karya sastra pasti mempunyai pokok pikiran utama atau isi pembicaraan yang hendak
disampaikan kepada pembacanya atau pendengarnya.
2 Alur atau Plot
Culler 1977:209 bahwa alur tunduk kepada ketentuan yang bertujuan, peristiwa tertentu terjadi agar cerita berkembang seperti adanya.
Secara struktural alur sangat erat kaitanya dengan penokohan dalam menonjolkan tema cerita. Para tokoh atau pelakunya melakukan perbuatan-
perbuatan yang sesuai dengan wataknya. Perbuatan-perbuatan itu yang akan menimbulkan peristiwa. Rangkaian peritiwa yang saling berhubungan
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan sebab akibat ini menimbulkan alur. Alur atau plot merupakan rentetan peristiwa yang sangat penting dalam sebuah cerita. Tanpa alur kita tidak
tahu bagaimana jalan cerita tersebut, apakah dia alur maju, alur mundur atau alur bolik-balik.
Tasrif Via Lubis, 1960:16, struktur alur terbagi dalam lima bagian, yaitu:Lukisan suatu keadaan situation, peristiwa mulai bergerak geberating
circumstance, keadaan mulai memuncak rising action, peristiwa mencapai puncak climax, pemecahan masalah denouement.
3 Latar atau setting
Latardisebut juga istilah setting, yaitu tempat atau terjadinya peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam sebuah karya sastra. Latar atau setting adalah tempat
berlangsungnya peristiwa dalam suatu cerita atau tempat kejadian yang terdapat dalam sebuah karya sastra. Latar bukan hanya merupakan daerah atau tempat,
namun waktu, peristiwa penting dan bersejarah. Dengan mengatahui dan memahami latar dalam sebuah karya sastra yang dituangkan menjadi cerita akan
memudahkan pembaca untuk memahami latar dalam sebuah karya sastra yang dituangkan dalam bentuk cerita.
4 Perwatakan atau Penokohan
Terbentuk sebuah cerita adalah karena adanya tokoh-tokoh dalam cerita, tokoh dalam sebuah serita sangat memegang peranan penting. Tokoh
adalah salah satu unsur penggerak cerita yang memiliki watak yang berkembang sesuai dengan jalan cerita.
Seorang tokoh yang memiliki peran penting dalam sebuah cerita disebut dengan tokoh inti atau tokoh utama, sedangkan tokoh yang tidak memiliki peran
Universitas Sumatera Utara
penting karena pemunculannya hanya melengkapi, melayani, dan mendukung pelaku utama disebut tokoh tambahan atau tokoh pembantu.
Perwatakan adalah karakter dari tokoh dalam pengertian sifat atau ciri khas terdapat pada diri tokoh yang dapat membedakan antara satu tokoh dengan
tokoh lainnya. Unsur perwatakan dalam sebuah karya sastra lebih diutamakan dalam meninjau perkembangan jiwa tokoh itu sendiri. Gambaran watak seseorang
tokoh dapat diketahui melalui apa yang diperankan dalam cerita tersebut kemudian jalan pikirannya. Jadi perwatakan dapat disimpulkan ciri keseluruhan
yang memiliki tokoh.
2.2.2 Teori Sosiologi Sastra