Tema Unsur-unsur Intrinsik CeritaBatu Sigadap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Unsur-unsur Intrinsik CeritaBatu Sigadap

4.1.1 Tema

Tema adalah pokok pikiran, atau makna yang terkandung dalam sebuah cerita. Tema juga merupakan gagasan umum yang menopang sebuah karya sastra yang terkandung di dalamnya yang menyangkut persamaan dan perbedaan. Setiap karya sastra harus mempunyai dasar cerita dan tema yang merupakan sasaran tujauan dalam sebuah cerita. Sebuah karya sastra yang baik yang tertulis maupun secara lisan pasti mengandung tema, karena sebuah karya sastra pasti nmempunyai pokok pikiran utama atau isi pembicaraan yang hendak disampaikan kepada pembacanya atau pendengarnya. Didalam cerita ini, penulis menyatakan tema cerita adalah ketegasan untuk membangun cinta kasih diantara persaudaraan. Penulis melihat di dalam cerita ini bahwa Raja Silahisabungan membagi cinta kasih dan memberi nasihat tanpa membeda–bedakan kedelapan anaknya. Hal ini dapat dilihat dari bagian utama sinopsis cerita “ Setelah sagu-sagu marlangan terbentuk dipanggillah semua anak-anak dan duduk menghadap sagu-sagu marlangan, di ikuti dengan upacara sambil berdoa kepada Tuhan Maha pencipta. Setelah mendoakannya, Raja Silahisabungan membuatsagu-sagu marlangan berisi nasehat, nasehat tersebut bunyinya seperti ini: Sinopsis halaman 57 Universitas Sumatera Utara “...Parjolo hamu sude diangka pinomparhu ingkon marsihaholongan do hamu sude. Paduahon, manang ise hamu napitu nasojadi dohononmu ndang sada ama jala ndang sada ina dohot Tambun Raja. Patoluhon, hamu angka anak hu napitu ingkon lumobi haholonganmu ibotom, songoni Tambun Raja ingkon haholonganna do ibotona. Paopathon, naso jadi marsiolian pinomparni Raja Silahi Sabungan ima napitu-pitu i songoni dohot Tambun Raja. Palimahon,pantang jala naso jadi hamu pinomparhu hubege marbadai. Molo marbadai do hamu diangka pinomparhu ingkon Tambun Raja ma na gabe padamehon hamu, jala molo marbadai pe hamu anangkon hu naso jadi marga na asing padamehon hamu. Terjemahan : ”...Pertama, “kalian dan keturunanku harus saling mengasihi”. Kedua, “ketujuh abang, tidak boleh mengatakan bahwa kalian bukan satu ayah satu ibu dengan sang adik, si Tambun Raja. Ketiga, “ketujuh abangnya dan semua keturunannya harus lebih mengasihi saudara perempuan mereka dari keturunan sang adik, Tambun Raja. Demikian juga Tambun Raja dan seluruh keturunannya, harus lebih mengasihi saudara perempuan dari keturunan ketujuh abangnya”. Keempat,“pantang keturunan ketujuh abang mengawini keturunan sang adik, Tambun Raja.Demikian sebaliknya, pantang keturunan Tambun Raja mengawini keturunanketujuh abangnya”, Kelima, “ kalian tidak boleh memulai perselisihan,jika ada perselisihan diantara kalian bertujuh hingga keturunanmu, maka harus Tambun Raja Universitas Sumatera Utara dan keturunannyalah yang menjadi juru damai, yang memberikan keputusan yang adil dan tidak memihak, serta harus dipatuhi. Sebaliknya, kalau ada perselisihan diantara keturunan Tambun Raja, maka juru damai harus dari keturunan ketujuh abangnya yang memberikan keputusan yang adil dan tidak memihak, yang harus dipatuhi pihak yang berselisih. Dan perselisihan di antara kedelapan putraku jangan diselesaikan oleh pihak lain”. Pada contoh diatas membuktikan bahwa Raja Silahisabungan adalah orang yang tegas, dia menjalani hidupnya dengan penuh kepemimpinan, walaupun dengan segala masalah yang terjadi di dalam hidupnya yang dia lakukan. Walaupun mempunyai dua istri yaitu; boru Padang Batanghari dan boru Nairasaon tetapi cinta dan kasih sayang yang dia berikan kepada anak-anaknya tidak berbeda.

4.1.2 Alur Plot