Sistem Kekerabatan Unsur-unsur Intrinsik CeritaBatu Sigadap

duduk dalam sebuah bakul. Selama tiga puluh hari lamanya boru padang Batanghari membuatkan sagu-sagu marlangan tersebut. 4.2 Analisis Nilai-Nilai Sosiologi Cerita Batu Sigadap Berdasarkan tinjauan dari unsur-unsur intrinsik di atas, dapatlah dianalisis nilai-nilai sosiologis cerita Batu Sigadap dengan menggunakan pendekatan sosiologis tanpa menghilangkan konteks sastra karena tidak terlepas dari unsur- unsur karya sastra tersebut. Karya sastra ini lebih menekankan pada pembahasan nilai-nilai sosiologis maka objek bahasannya adalah interaksi dari pada tokoh-tokoh dalam cerita tersebut sehingga menghasilkan nilai-nilai sosiologis yang terdapat dalam karya sastra itu sendiri.

4.2.1 Sistem Kekerabatan

Dalam cerita Batu Sigadap, sistem kekerabatan sangat lah terlihat jelas antara keakraban Datu Pejel terhadap Raja Silahisabungan dimana pemberian dari Datu pejel sangat dihargai Raja Silahisabungan. Hal ini dilihat dalam contoh berikut: sinopsis, halaman 56- 57 “...tingki i laho do Raja Silahi Sabungan mardalani tu Balige, alani hasaktion ni Raja Silahi Sabungan marhite sian tonggo mangido pangidoanna tu ompu mula jadi na bolon, diubati ma boru Nairasaon. Jala ditingki i dipangidohon Raja Silahi Sabungan do upana tu natua- natua ni boru Nairasaon naingkon gabe sirongkap ni tondina boru nai jala dioloi datu Pejel do pangidoanni Raja Silahi Sabungan i. Terjemahan : Universitas Sumatera Utara “...pada waktu itu Raja Silahisabungan sedang mengadakan perjalanan ke Balige, karena Raja Silahisabungan merupakan orang yang sakti, yang dapat memohon langsung kepada Tuhan sang pencipta, maka Raja Silahisabungan pun mengobati boru Nairasaon. Upah yang diminta dari ayah boruNairasaon yaitu Datu Pejel adalah jika ia bisa menyembuhkan boru Nairasaon maka Raja Silahisabungan meminta agar boru Nairasaon menjadi istrinya. Padahal pada waktu itu boru Nairasaon telah memilikikekasih yang bermarga Sianturi yang padawaktu itu melakukan perjalanan, tetapi demi kesembuhan boru Nairasaon, maka upah yang diminta Raja Silahisabungan pun dituruti. Nilai inti kekerabatan masyarakat Batak utamanya terwujud dalam pelaksanaan adat Dalihan Na Tolu Hula-hula, dongantubu, boru. Hubungan kekerabatan dalam hal ini terlihat pada tutur sapa baik karena pertautan darah, solidaritas marga, martandang dan segala yang berkaitan dengan hubungan kekerabatan karena perkawinan. Dalam cerita Batu Sigadap, terdapat tokoh- tokoh seperti ayah, ibu, anak dan saudara-saudara yang mencakup hubungan kekerabatan. Nilai kekerabatan dalam serita “Batu Sigadap” terdiri dari lima persitiwa tuturan. Pertama, solidaritas tolong menolongyang dilakukan oleh Raja Silahisabungan kepada calon istri keduanya Boru Nairasaon. Kedua, Raja Silahisabungan menghormatiayah Boru Nairasaon, sehingga ia meminta persetujuan terlebih dahulu untuk menikahi Boru Nairasaon. Ketiga, ketika Boru Nairasaon memiliki seorang kekasihsebelum menikah dengan Raja Silahisabungan. Keempat, pada saat Raja Silahisabungan memberangkatkan anak Universitas Sumatera Utara dari istri keduanya menemui pamannya. Kelima, ketika anak-anak Raja Silahisabungan sudah akur.

4.2.2 Tanggung Jawab