Tanggung Jawab Unsur-unsur Intrinsik CeritaBatu Sigadap

dari istri keduanya menemui pamannya. Kelima, ketika anak-anak Raja Silahisabungan sudah akur.

4.2.2 Tanggung Jawab

Tanggung Jawab adalah suatu kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatannya baik disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung Jawab juga berati berbuat sebagai wujutan atas perbuatannya.Sebagai kepala rumah tangga diantara delapan putranya dan satu putrinya, Raja Silahisabungan bertanggaung jawab supaya dari kedepalan putranya dan satu putrinya tidak melakukan perkawinan sedarah. Hal ini dilihat dalam contoh berikut: sinopsis, halaman 57-58 “...Dung i marpingkir ma Raja Silahi Sabungan asa adong angkup ni sagu-sagu marlangan tu joloan ni ari, asa mabiar pinomparna mangulahon naso uhum manang adat. Jala martonggo marpangidoan ma Raja Silahi Sabungan tu ompu mula jadi nabolon aha ma muse naeng sipatupahon na asa mabiar akka pinomparna mangulahon naso adat naso uhum hu joloan ni ari. Dungi ditompa Raja Silahi Sabungan ma sada batu namargoar Batu Sigadap, dijouma ma muse diangka anakhon nai jala dipahundul ma dijolo ni batu sigadap i, andorang so marpungu dope nasida nunga parjolo ditonggohon Raja Silahi Sabungan batu i tu ompu mula jadi nabolon. Adong ma dua batui, sada jongjong jala nasannai gadap. Dungi didokma tu angka anakhonna dibatu sigadap on. manang ise manghatindangkon habonaron imana pe tong ma songon batu jongjong on. Jala manang ise manghatindanghon naso toho ingkon mate ma ibana tarsongon Batu Sigadap on . Universitas Sumatera Utara Terjemahan : “..Raja Silahisabungan kembali berpikir untuk hari esok, untuk melengkapi sagu-sagu marlangan. Akan bagaimana lagi anak-anaknya jika tumbuh perkelahian, ia teringat kembali kelakuan anak-anaknya dulu. Berpikir dan berdoalah Raja Silahisabungan apa yang akan hendak ia buat esok hari agar anak-anaknya takut melakukan yang tidak baik, yang tidak akan melakukan dosa di hadapan Tuhan Maha pencipta. Maka diciptakanlah Batu Sigadap,setelah itu dipanggillah seluruh anak- anaknya dan dijejerkanlah dihadapan Batu Sigadap. Batu Sigadaptersebut telah didoakan berdasarkan kuasa Tuhan, dan dikuatkan oleh Tuhan. Batu tersebut terdiri dari dua buah batu, satu jonjong berdiri dan satunya lagi gadap tergeletak. Dan dinyatakanlah kepada seluruh anak-anaknya agar saling berterus terang. Siapa yang menyatakan kebenaran maka ia akan tetap benar seperti batu jonjong berdiri, dan siapa yang salah ia akan mati seperti batu gadap tergeletak. Sebelum adanya hukum formal seperti sekarang, masyarakat Batak Toba menganut hukum tradisional yang berkaitan dengan hukum adat. Dari Debata Mula Jadi Nabolon melalui nenek moyang hula-hula, yang mengatur kehidupan manusia dengan manusia dan alam sekitarnya, sekaligus mengatur hubungan manusia dengan roh nenek moyang dan Debata Mula Jadi Nabolon. Selain bersumber dari uhum adat yang berlaku dikalangan masyarakat, Uhum juga ditetapkan oleh kepala-kepala suku atau raja-raja adat setempat. Dalam cerita Batu Universitas Sumatera Utara Sigadap makna tanggung jawab sangatlah kuat. Batu Sigadap berlaku bagi masyarakat Silalahi tidak lain sebagai penghakiman terakhir yang melakukan pelanggaran. Nilai tanggung jawab terdapat dua perstiwa tutur. Tuturan pertama menyebutkan Raja Silahisabungan membuat sagu-sagu marlangan yang berisikan nasehat-nasehat agar keturunnya kelak tidak melakukan kesalahan terhadap Tuhan Yang Maha Kuasa. Tuturan kedua menyebutkan Raja Silahisabungan membuat Batu Sigadap mempertanggungjawabkan agar anak-anaknya kelak tidak melakukan kejahatan.

4.2.3 Kasih Sayang