63
BAB IV PENYAJIAN DATA
Dalam bab ini penulis akan memaparkan berbagai data yang telah berhasil dihimpun selama penulis melakukan penelitian selama kurang lebih dalam waktu
satu minggu. Data yang akan disajikan berikut merupakan data dari berbagai terknik pengumpulan data baik primer maupun sekunder. Hasil dari penyajian
data ini tidak bersifat baku, dimana penyajiaannya seluruhnya sesuai dengan yang didapat di lapangan, melainkan penulis mencoba melakukan sedikit perubahan
agar maksud yang hendak disampaikan dapat dipahami, namun tentu dengan tidak mengubah hasil akhir dari penelitian itu sendiri. Data yang disajikan dalam
Bab ini selanjutnya akan menjadi bahan analisis penulis terhadap fenomena yang sedang diteliti yang akan diuraikan pada Bab selanjutnya, sekaligus menjadi bukti
dari fakta fenomena itu sendiri.
IV.1. Penyajian Data Primer
Berikut ini adalah penyajian data-data yang diperoleh melalui metode wawancara dengan berbagai informan baik dari informan kunci yaitu pihak
internal Lembaga Ombudsman Republik Indonesia maupun informan utama yaitu masyarakat. Adapun daftar pertanyaan dalam wawancara ini disesuaikan dengan
definisi operasional dalam penelitian, yang juga merupakan kunci guna menjawab fenomena yang tengah diteliti.
Universitas Sumatera Utara
64
1. Wawancara Dengan Abyadi Siregar, S.Sos selaku Kepala Perwakilan
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara a. Pertanyaan terkait usaha-usaha dalam memaksimalkan fungsi-fungsi Lembaga
Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara. “ Sebagai salah satu lembaga yang baru terbentuk selama 10 tahun, tentu
menjadi suatu agenda penting bagi Ombudsman untuk memeperkenalkan Lembaga Ombudsman kepada lapisan masyarakat dan Pemerintah demi
menunjang fungsi-fungsi Ombudsman selanjutnya. Terutama adalah sosialisasi kepada aparatur Penyelenggara Negara yang menjadi objek dalam hal laporan
dari masyarakat sehingga mereka telah terlebih dulu mengenal Lembaga Ombudsman dan selanjutnya memudahkan Lembaga Ombudsman untuk
melakukan pemeriksaan karena mereka sudah mengetahui fungsi maupun wewenang dari Lembaga Ombudsman. Yang dibutuhkan untuk memaksimalkan
fungsi tersebut tentunya adalah membina hubungan yang baik dengan berbagai Organisasi Masyarakat ORMAS, Aparatur Pemerintah, Koordinasi dengan
berbagai pihak serta ketersediaan dana”.
b. Pertanyaan terkait apa-apa saja yang dibutuhkan dalam usaha-usaha memaksimalkan fungsi Lembaga Ombudsman.
“ Yang dibutuhkan untuk memaksimalkan fungsi tersebut tentunya adalah melaksanakan kegiatan dan penyelesaian pengaduan masyarakat sesuai dengan
Standart Operating Procedures SOP yang telah dibuat sebelumnya. Dalam meneyelesaikan laporan, Lembaga Ombudsman telah memiliki Standart
Operating Prosedures SOP yang resmi, yakni berpatokan kepada UU. No.37 TAhun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia serta didukung oleh UU.
No.25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Dalam pelaksanaan SOP di Kantor Lembaga Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara ini saya rasa sudah
terlaksana dengan efektif. Standart Operating Prosedures SOP yang digunakan yakni untuk menjadi acuan dalam implementasi sistem”.
c. Pertanyaan terkait program-program yang dilakukan Lembaga Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara sebagai bentuk pelaksanaan tugas.
“ Program-program yang dilakukan antara lain yaitu pengadaan pelatihan kepada personil Lembaga Ombudsman misalnya pelatihan mengenai Kesehatan,
Perpajakan dan Imigrasi, dan pertanahan dan lain-lain, dengan pembekalan pengetahuan tersebut maka selanjutnya akan mudah bagi personil Ombudsman
untuk melakukan pemeriksaan atas kasus yang dilaporkan masyarakat maupun atas prakarsa sendiri. Pelatihan ini ditangani oleh pusat dan diadakan sebanyak
Universitas Sumatera Utara
65
2-3 kali dalam setahun. Tapi untuk hal-hal maupun kasus-kasus yang mendesak maka Ombudsman bisa mengadakan pelatihan internal sendiri untuk membahas
kasus tersebut dan mencari jalan keluar yang diperlukan”.
d. Pertanyaan terkait hasil dari program-program yang diadakan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara.
“ adanya program-program yang telah disusun dapat berjalan dengan baik. Dan dengan selama adanya program pelatihan tersebut maka Ombudsman mampu
menyelesaikan kasus yang ditangani dengan baik.”
2. Wawancara dengan Bpk Dedy Irsan, SH selaku Asisten atau Wakil Kepala
Perwakilan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Provinsi Sumatera Utara
a. Pertanyaan mengenai koordinasi antara Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dengan Lembaga Lainnya.
“ Koordinasi dilakukan dengan mengadakan pertemuan rutin misalnya sebulan sekali dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, Pemerintah
Daerah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, Polisi Daerah, serta Inspektur Pengawas Daerah. Dalam pertemuan tersebut biasanya dibahas kasus-
kasus pelayanan publik yang tengah terjadi saat itu. Serta bagaimana penyelesaiannya, dan juga memberikan tembusan kepada pemimpin lembaga
tersebut jika terjadi maladministrasi yang dilakukan bawahannya.”
b. Pertanyaan mengenai bagaimana Lembaga Ombudsman Republik Indonesia membangun jaringan kerja.
“ Dalam membangun jaringan kerja dapat dilakukan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal dilakukan dengan mendirikan kantor
perwakilan di berbagai daerah. Saat ini sudah didirikan Kantor Perwakilan Ombudsman di Kupang yang meliputi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara
Barat, di Yogyakarta yang meliputi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, di Manado yang meliputi Sulawesi Utara dan Gorontalo, kemudian di
Medan yang meliputi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam, dan selanjutnya direncanakan akan didirikan lagi kantor perwakilan di Papua dan
Kalimantan Barat. Sedangkan secara eksternal diadakan hubungan baik dengan lembaga-lembaga lainnya, misalnya kepolisian. Dengan begitu jika pihak
Ombudsman hendak melakukan penyeledikian terhadap suatu kasus akan menjadi
Universitas Sumatera Utara
66
lebih mudah karena sudah memiliki jaringan dengan lembaga tersebut. Selain itu latar belakang para anggota ombudsman yang pada dasarnya adalah petinggi
hokum yang tentu juga berhubungan baik dengan petinggi hokum lainnya menjadi nilai tambah bagi keberadaan Ombudsman.”
c.
Pertanyaan mengenai usaha-usaha dalam mencegah praktek maladministrasi. “ Dalam mencegah praktek maladminsitrasi Lembaga Ombudsman melakukan
investigasi atas setiap laporan yang diberikan oleh masyarakat dan mengeluarkan rekomendasi terhadapa aparat yang terbukti bersalah. Dan untuk
pihak lembaga maupun aparatur yang tidak mengindahkan rekomendasi tersebut, maka kasusnya akan diumumkan kepada public dengan maksud agar yang
bersangkutan merasa malu dan juga peringatan kepada aparatur lainnya bahwa tindak tanduk mereka ada yang mengawasi. Selain itu Lembaga Ombudsman juga
melakukan sosialisasi kepada masyarakat terkait perannya baik melalui browser, talk show di radio maupun tv, dan untuk mempermudah pelaporan juga diadakan
klinik ombudsman yaitu melapor di tempat. Dan selain melakukan investigasi atas laporan masyarakat, Lembaga Ombudsman juga melakukan investigasi atas
prakarsa sendiri dengan melihat secara langsung kasus pelayanan publik yang terjadi di masyarakat maupun melalui surat kabar.”
d. Pertanyaan mengenai kewenangan yang dimiliki Lembaga Ombudsman Republik Indonesia.
“ Kewenangan yang dimiliki Lembaga Ombudsman Republik Indonesia saat ini cukup kuat karena sudah ada Undang-Undang yang mengaturnya sehingga
menjadikan Lembaga Ombudsman Memiliki kekuatan hukum. Selain itu sekarang juga sudah dibentuk Undang-Undang Pelayanan Publik yang baru yaitu UU
No.25 tahun 2009 tentang pelayanan publik yang ikut mengawal perjalanan tugas Ombudsman.”
e. Pertanyaan mengenai apakah terjadi benturan antara kewenangan yang dimiliki Lembaga Ombudsman dengan kewenangan lembaga lainnya.
“ Sebenarnya fungsi Lembaga Ombudsman dengan lembaga lainnya itu hampir sama, yaitu melakukan pengawasan atas pelayanan publik yang dilakukan
aparatur pemerintah. Namun khusus untuk Lembaga Ombudsman fungsinya mencakup eksternal, sedangkan lembaga lainnya hanya terbatas pada internal
lembaganya sendiri. Selain itu Lembaga Ombudsman memiliki kewenangan untuk memeriksa lembaga lainnya sedangkan lembaga lainnya tidak memiliki
wewenang untuk memeriksa Lembaga Ombudsman.”
Universitas Sumatera Utara
67
f. Pertanyaan mengenai kendala-kendala yang dihadapi Lembaga Ombudsman dalam menjalankan perannya.
“ Yang menjadi kendala utamanya yaitu ketersediaan dana. Pencairan dana sering mengalami keterlambatan sehingga sebagian program yang dicanangkan
ada yang tertunda pelaksanaannya. Kendala lainnya yaitu belum disahkannya Peraturan Pemerintah tentang Sumber Daya Manusia da struktur organisasi
Ombudsman yang mengakibatkan Ombudsman khususnya di kantor perwakilan kekurangan personil sehingga sedikit kewalahan dalam menangani kasus.
Sedangkan dalam hal sosialisasi, budaya sebgian besar masyarakat yang cenderung lebih memilih mengobati ketimbang mencegah membuat proses
sosialisasi kurang berjalan sempurna. Sebagian masyarakat kurang memperhatikan ketika diberikan sosialisasi tentang peran Ombudsman, dan
ketika sedang mengalami masalah barulah mereka mencari tahu tentang peranana Ombudsman”
3.
Wawancara dengan Bpk. Ricky Nelson Sahala, SH selaku asisten penanganan keluhan terkait kualitas pelayanan publik.
a. Pertanyaan mengenai kinerja Lembaga Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara dalam menanganin laporan masyarakat dilihat dari fasilitas fisiknya,
pegawai, maupun sarana komunikasinya. “ Dilihat dari fasilitas fisik yang ada disini, tentu saja ini belum dapat dikatakan
memadai. Hal ini dapat dilihat langsung dari Kantor Lembaga Ombudsman ini sendiri yang masih dalam status kontrakan. Serta segala isi yang mendukung
didalam nya seperti ruang tamu sebagai sarana komunikasi yang akan berlangsung nantinya masih dalam status pemilik kontrakan. Hal ini tentu saja
terjadi disebabkan kurangnya anggaran dana yang diturunkan oleh pemerintah minim. Dan dikarenakan kantor ini hanya sebagai kantor perwakilan pusat,
jumlah pegawai atau anggotanya pun masih sangat kurang, saat ini pegawai yang bekerja disini terdiri dari 8 orang meliputi Kepala Perwakilan, Asisten
Bidang Pengawasan, Asisten Bidang Penyelesaian Laporan, Asisten Pencegahan, Staff Keuangan, Staf Administrasi, Pramubakti, dan Sekuriti. Kondisi fisik dan
Pegawai yang tidak maksimal dan efktif tersebut tentu saja mempengaruhi kinerja Ombudsman dalam melaksanakan tugasnya sehingga tidak jarang beban kerja
pada setiap anggota itu berbeda-beda disesuaikan kemampuan dan keahliannya masing-masing.”
Universitas Sumatera Utara
68
b. Pertanyaan mengenai daya tanggap aparatur pemerintah dalam melayani masyarakat.
“ Dari kondisi di masyarakat, daya tanggap yang diberikan aparatur Pemerintah dalam melayani masyarakat sangat lama. Salah satu buktinya yaitu pernah kami
terima pengaduan dari masyarakat terkait jalan yang rusak. Pengaduan mereka kepada Pemerintah Daerah sebelumnya tidak mendapat respon, sampai akhirnya
mereka mengadukan masalah tersebut kepada Ombudsman. Dan setelah Ombudsman turut campur barulah Pemerintah turun tangan memperbaiki jalan
tersebut.”
c. Pertanyaan mengenai keadilan dari aparatur pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
“ Masalah diskriminasi dalam pelayanan public sering terjadi. Tidak jarang para aparatur lebih cepat melayani masyarakat yang mampu membayar mahal
ketimbang masyarakat yang hanya mampu mebayar sekedarnya. Namun dalam hal ini kami Lembaga Ombudsman tidak pernah memungut biaya sepeser pun
kepada masyarakat terhadap semua pengaduan dan laporannya terkait masalah pelayanan publik yang dialami masyarakat tersebut”
d. Pertanyaan terkait jaminan yang diberikan dalam penanganan pelayanan publik. “Setelah laporan diterima dan berkas-berkas yang dilengkapi oleh sipelapor.
Maka Ombudsaman akan menindaklanjutin kasus tersebut, dan langsung mengurusnya. Memberikan peringatan kepada aparatur yang telah melakukan
pelanggaran terhadap pelayanan publik yang telah dilakukannya. Maka dengan itu pula, ombudsman memberikan jaminan kepada masyarakat terhadap
pengaduannya dengan cara mengawasi tindakan aparatur tersebut sampai benar- benar memperbaiki kinerja pelayanan publik yang diberikannya dan sampai
terselesaikannya masalah atas pengaduan yang diterima dari pelapor”
e. Pertanyaan terkait empati yang diberikan dalam melayani masyarakat. “penyelenggaraan pelayanan publik selama ini dari pihak aparatur pemerintahan
kepada masyarakat masih cukup buruk dari berbagai laporan yang kami terima. Hal ini dilihat dari banyaknya kesulitan-kesulitan yang dialamin masyarakat
dalam mengurus suatu urusan administrasi, masih banyak aparatur yang tidak memberikan informasi dan komunikasi yang baik kepada masyarakat sehingga
memunculkan kebingungan terhadap masyarakat dalam mengurus keperluannya. Dalam rangka seperti ini, maka kami Ombudsman sendiri langsung menanggapi
dan memberikan persyaratan yang mudah terhadap pengaduan dari masyarakat yang kami terima terkait masalah pelayanan publik yang kami terima.”
Universitas Sumatera Utara
69
4. Wawancara dengan masyarakat yang pernah melaporkan kasusnya kepada
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Sumatera Utara. a. Wawancara dengan Bpk. Ang Hong Tjie.
“ Setelah Ombudsman mengawasi dan memantau tindakan maladministrasi yang dilakukan oleh Lembaga Peradilan dan instansi publik terhadap kasus yang saya
hadapi, maka selanjutnya prosesnya berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan juga perkara saya ditangani oleh hakim-hakim yang bijak sehingga
saya memperoleh kembali keputusan yang saya rasa adil yang telah saya tunggu selama kurang lebih 10 tahun ini.”
b. Wawancara dengan Bpk. Soegijanto. “ Rekomendasi yang dikeluarkan Lembaga Ombudsman sangat membantu
penyelesaian kasus saya dengan pihak P.T BRI yang saya alami. Dengan dasar rekomendasi tersebut, akhirnya pihak P.T BRI bersedia membayar ganti rugi atas
pelanggaran terhadap saya. Saya sangat yakin Lembaga Ombudsman mampu meringankan penderitaan rakyat kecil yang selalu menjadi korban
maladminsitrasi.” c. Wawancara dengan Bpk. Amin Ja’far
“ Lembaga Ombudsman sangat berperan besar dalam penyelesaian kasus yang saya alami dan saya sangat merasa tertolong dengan keberadaan Lembaga
Ombudsman. Selajutnya semoga Lembaga Ombudsman lebih banyak lagi melakukan sosialisasi kepada masyarakat, sehingga hal-hal yang berkaitan
dengan pelayanan publik terutama masalah tertib administrasi yang cepat, tepat, dan akurat good governance akan dapat dirasakan oleh masyarakat luas sesuai
dengan TUPOKSI pemerintah.”
d. Wawancara dengan Nyonya Soendari Soebadi. “ Sebelum memohon bantuan kepada Ombudsman, saya mengalami kesulitan
dalam usaha penerbitan sertifikat HGB yang mana sangat berbelit-belit. Namun dengan bantuan dari pihak Ombudsman, penerbitan surat tersebut dapat
berlangsung cepat di luar dugaan saya. Saya sangat berterima kasih atas bantuan Ombudsman, dan semoga Ombudsman sukses selalu.”
Universitas Sumatera Utara
70
IV.2. Data Sekunder Terkait Peran Lembaga Ombudsman Republik Indonesia