83
BAB V ANALISIS DATA
V.1. Peran Lembaga Ombudsman Republik Indonesia
1. Fungsi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Pada dasarnya fungsi dari Lembaga Ombudsman Republik Indonesia yaitu
melakukan pengawasan terhadap proses penyelenggaraan pelayanan umum oleh penyelenggara negara. Yang mana hal tersebut dilakukan untuk mendorong terwujudnya
good governance di Indonesia. Berangkat dari Undang-Undang Pelayanan Publik No.25 tahun 2009 pasal 39 ayat 3 yang menyatakan bahwa masyarakat dapat memebentuk
lembaga pengawasan pelayanan publik, maka berarti masyarakat memiliki hak untuk melakukan pengawasan terhadap peyelengaraan pemerintahan. Melalui pengawasan
tersebut, maka para individu terutama masyarakat golongan rendah dan miskin, secara terus menerus tidak menjadi korban penyalahgunaan wewenang, untuk itu dalam hal ini
keberadaan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dinilai menjadi wadah maupun tempat bagi masyarakat untuk mengawasi penyelenggaraan pemerintahan. Pengawasan
yang dilakukan oleh Ombudsman adalah pengawasan yang riel, yaitu pengawasan untuk memperoleh pelayanan sebaik-baiknya dari aparatur pemerintah.
Dalam meningkatkan fungsinya sebagai pengawas penyelenggaraan pelayanan publik, Lembaga Ombudsman Republik Indonesia melakukan berbagai
usaha diantaranya yaitu melalui program sosialisasi. Program sosialisasi ini dilakukan kepada masyarakat dan yang terpenting adalah sosialisasi kepada
aparatur penyelenggara negara yang menjadi objek pengawasan dari Lembaga Ombudsman Republik Indonesia. Sosialisasi ini bertujuan untuk memperkenalkan
Lembaga Ombudsman kepada lapisan masyarakat dan pemerintah. Sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
84
kepada masyarakat diantaranya dilakukan melalui penyebara browser, membuat iklan layanan masyarakat baik melalui media cetak maupun elektronik,
penyelenggaraan seminara terbuka yang bekerjasama dengan Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan stake holders lainnya, pemebentukan klinik
pengaduan, serta pembuatan website Ombudsman. Sedangakan sosialisasi kepada aparatur pemerintah diantaranya dilakukan dengan pendekatan secara langsung
melalui seminar khusus yang dilakukan di Instansi-instansi tertentu di mana Lembaga Ombudsman menjadi juru bicaranya.
Dalam berbagai sosialisasi tersebut, Lembaga Ombudsman Republik Indonesia menjelaskan mengenai kewenangan, peran, tugas, dan fungsinya dalam
mengupayakan secara berkesinambungan kemudahan pelayanan yang efektif dan berkualitas oleh institusi pemerintah kepada masyarakat serta memprioritaskan
pelayanan yang lebih peka terhadap tuntutan kebutuhan masyarakat, juga akan penyimpangan-penyimpangan administrasi yang dapat dilaporkan serta
bagaimana prosedur penanganannya. Berbagai sosialisasi yang dilakukan Lembaga Ombudsman tersebut sangatlah efektif. Masyarakat bisa mengetahui
bahwa mereka memiliki wadah pengaduan atas ketidakadilan yang mereka terima dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Apalagi dengan hadirnya klinik
Ombudsman di berbagai daerah, itu akan lebih memudahkan masyarakat untuk melakukan pengaduan. Selain itu melalui sosialisasi ini para aparatur
penyelenggara negara menjadi tahu akan keberadaan Lembaga Ombudsman yang akan mengawasi setiap kinerja yang mereka hasilkan, dan selanjutnya mereka
akan berfikir dua kali jika hendak melakukan pelanggaran. Sementara bagi Ombudsman sendiri, sosialisasi yang dilakukan tersebut akan memepermudah
Universitas Sumatera Utara
85
Ombudsman dalam melakukan penyelidikan atas suatu perkara karena para aparatur penyelenggara negara sudah terlebih dahulu mengenal fungsi, tugas, dan
juga kewenangan Ombudsman.
2. Tugas Pokok Lembaga Ombudsman Republik Indonesia. Sesuai Undang-undang Ombudsman No.37 tahun 2008, Lembaga
Ombudsman memiliki delapan tugas pokok seperti yang sudah diuraikan pada bab sebelumnya.
Dalam pelaksanaan tugas pokok tersebut, Lembaga Ombudsman mengadakan berbagai program pengembangan institusi diantaranya yaitu melalui
program pelatihan bagi para staf Ombudsman. Pelatihan tersebut antara lain pelatihan di bidang kesehatan, perpajakan dan imigrasi, pertanahan, pelatihan
bahasa asing, pelatihan komputer, pelatihan Manajemen, pelatihan Sistem Teknologi Informasi, pelatihan mediasi, pelatihan sensitifitas gender, hingga
pelatihan terkait teknik-teknik investigasi yang bekerjasama dengan Ombudsman Luar Negeri. Dengan bermodal pengetahuan yang didapatkan melalui pelatihan
tersebut, maka para anggota Ombudsman akan lebih mudah dalam menyelidiki perkara pelanggaran yang dilaporkan masyarakat dan tidak akan mudah tertipu
jika saat penyelidikan ada oknum yang berusaha menyembunyikan fakta. Dan berdasarkan data yang diperoleh baik dari data primer melalui keterangan para
informan maupun data skunder , maka secara keseluruhan berbagai program tersebut dapat dilaksanakan dengan baik walau kadang ada sedikit kendala dan
harus mengalami penundaan.
Universitas Sumatera Utara
86
Dari keseluruhan tugas pokok Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, tugas utama Lembaga Ombudsman sebagai pengawas dalam pelaksanaan
pelayanan umum adalah menerima laporan dari masyarakat hingga pada proses tindak lanjut atas laporan dari masyarakat tersebut. Dalam pelaksanaan tugas
pokok tersebut, nilai plus yang ditawarkan oleh Lembaga Ombudsman yaitu berupa kemudahan akses bagi masyarakat dalam menyampaikan laporan. Selain
dapat menyampaikan laporan dengan datang langsung ke kantor Ombudsman maupun kantor perwakilan, masyarakat juga bisa membuat laporan melalui
telepon, melalui surat, dan bahkan juga bisa melalui email. Selain itu, dalam menyampaikan laporan, masyarakat sama sekali tidak dikenakan biaya sedikitpun
dan ini dianggap sangat memudahkan bagi masyarakat terutama bagi masyarakat kecil yang selalu menjadi korban ketidakadilan dalam penyelenggaraan pelayanan
publik oleh akibat kemampuan finansialnya yang lemah. Dari data selama kurun waktu 5 tahun yang diambil oleh peneliti, yaitu dari tahun 2003 hingga 2007,
terlihat bahwa substansi laporan dari masyarakat kepada Lembaga Ombudsma Republik Indonesia relatif sama dan tidak ada peningkatan yang cukup signifikan,
yaitu sebanyak 372 laporan pada tahun 2003, 363 laporan pada tahun 2004, 1010 laporan pada tahun 2005, 791 laporan pada tahun 2006, dan sebanyak 865 laporan
pada tahun 2007. Namun meskipun begitu, jumlah laporan yang diterima Ombudsman tidak pernah berada di bawah jumlah angka laporan pada tahun
2003, dan dengan ini dapat dilihat bahwa masyarakat masih cukup menaruh kepercayaan terhadap keberadaan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia.
Dari keseluruhan laporan masyarakat yang diterima, Lembaga Ombudsman Republik Indonesia selalu mampu menyelesaikan kasusnya diatas
Universitas Sumatera Utara
87
50. Sedangkan kasus yang belum bisa diselesaikan atau masih dalam proses setiap tahunnya hanya berkisar sebanyak 10. Sedangkan sekitar 40 kasus
yang tidak bisa diselesaikan , tidak lain disebabkan oleh karena tidak berada pada ruang laingkup kewenangan Lembaga Ombudsman dan juga ada yang tidak
memenuhi syarat administrasi karena data-data yang diberikan kurang lengkap. Jadi denga kata lain, dapat juga dinilai bahwa dari keseluruhan laporan
masyarakat yang memang berada dalam kewenangan Ombudsman, hamper sebanyak 90 dapat diselesaikan oleh Ombudsman. Dari keseluruhan data
tersebut, maka upaya-upaya Lembaga Ombudsman dalam menindaklanjuti laporan masyarakat dapat dikatakan cukup maksimal. Selain menerima dan
menindaklanjuti laporan dari masyarakat, Lembaga Ombudsman Republik Indonesia ternyata juga melakukan investigasi atas prakarsa sendiri terhadap
dugaan maladministrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik. Lembaga Ombudsman selalu berupaya memantau kondisi pelayanan publik baik melalui
media cetak dan media elektronik maupun pengamatan secara secara langsung di lapangan, dan selanjutnya melakukan investigasi jika ditmukan praktek
maladministrasi. Hal ini berarti bahwa Lembaga Ombudsman tidak hanya bekerja atas permintaan masyarakat tapi juga tanggap akan situasi dan kondisi pelayanan
publik dengan kesadaran sendiri. Dan untuk memaksimalkan fungsi dan tugasnya, Lembaga Ombudsman
juga membentuk koordinasi dan kerjasama serta memebangun jaringan kerja dengan lembaga-lembaga lainnya. Berbagai bentuk koordinasi yang dilakukan
diantaranya adalah koordinasi dengan lembaga terkait anggotanya menjadi terlapor atas suatu pengaduan dari masyarakat. Lembaga Ombudsman melakukan
Universitas Sumatera Utara
88
koordinasi dengan lembaga terkait mengenai oemberian sanksi terhadap aparaturnya yang menjadi terlapor dan memang sudah terbukti bersalah. Selain
melakukan koordinasi, Lembaga Ombudsman juga melakukan kerjasama dengan lembaga lain baik nasional maupun internasional. Kerjasama tersebut
dimaksudkan untuk meningkatkan jaringan kerja bagi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, dengan demikian maka Lembaga Ombudsman Republik
Indonesia akan mendapatkan dukungan kekuatan dalam mremaksimalkan fungsi dan tugasnya. Kerjasama secara nasional yang dilakukan oleh Lembaga
Ombudsman diantaranya adalah kerjasama dengan Lembaga Kepolisian, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan lain-lain. Kerjasama yang
dilakukan antara lain dengan membuat seminar, pembahasan kasus-kasus menarik, rapat dengar pendapat dengan berbagai stake holders, dan lain-lain.
Sedangkan kerjasama Internasional yang dilakukan oleh Lembaga Ombudsman Republik Indonesia selama ini antara lain yaitu kerjasama dengan Lembaga
Ombudsman dari berbagai negara lainnya. Kerjasama tersebut dalam bentuk konferensi,study banding, seminar, dan berbagai bentuk pelatihan bagi para
anggota dan staf Ombudsman. Melalui kerjasama internasional tersebut, maka akan semakin
mengukuhkan keberadaan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa Lembaga Ommbudsman Republik Indonesia sudah
memperoleh pengakuan secara global dalam lingkup institusi Ombudsman Internasional.
Universitas Sumatera Utara
89
3. Wewenang Lembaga Ombudsman Republik Indonesia. Wewenang yang kuat sesungguhnya merupakan suatu kekuatan bagi
Lembaga Ombudsman Republik Indonesia untuk melakukan suatu tindakan hukum sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku guna menegakkan kebenaran
dalam penyelenggaraan pelayanan publik sehingga dapat tercipta good governance. Dan dengan Undang-undang No.37 tahun 2008 Tentang Ombudsman
Republik Indonesia, maka ini semakin memperkuat legislasi keberadaan Ombudsman di mata Lembaga Negara lainnya. Sesuai dengan Undang-undang
No.37 tahun 2008 tersebut, kewenangan yang dimiliki Lembaga Ombudsman Republik Indonesia antara lain berkaitan mulai dari pemeriksaan atas terlapor
hingga pada pembuatan rekomendasi. Dari uraian kewenangan tersebut, maka dapat dilihat bahwa sesungguhnya
ukuran keberhasilan kinerja Lembaga Ombudsman Republik Indonesia ditentukan oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dimaksud
diantaranya adalah kinerja Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dalam proses penanganan laporan sampai pada tahapan memberikan
pendapatrekomendasi yang berbobot kepada instansi yang berwenang. Dan dalam hal ini sudah diuraikan pada halaman sebelumnya pada poin tugas pokok
Ombudsman. Sedangkan faktor eksternal berkaitan dengan respon atau tanggapan instansi terlapor atas klarifikasirekomendasi yang dikeluarkan oleh Lembaga
Ombudsman. Besar atau kecilnya respon yang diberikan instansi publik atas Rekomendasi yang dikeluarkan oleh Ombudsman bergantung pada dua hal. Yang
pertama yaitu keinginan kuat dari pejabatinstansi terlapor untuk memperbaiki kondisi atau masalah yan disuarakan oleh masyarakat melalui Lembaga
Universitas Sumatera Utara
90
Ombudsman serta keinginan memperbaiki kinerjanya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Lalu hal kedua dan yang paling penting adalah
bergantung pada kuat atau tidaknya wewenang yang dimiliki oleh Lembaga Ombudsman yang membuat para pejabatinstansi terlapor mau tidak mau harus
memenuhi rekomendasi dari Ombudsman. Oleh karena itu, keberadaan Undang-undang No.37 tahun 2008 dapat
dikatakan sebagai penguat legislasi keberadaan Ombudsman sehingga para pejabatinstansi terdorong untuk memberikan tanggapan atas setiap rekomendasi
yang dikeluarkan oleh Lembaga Ombudsman. .
V.2. Kualitas Pelayanan Publik