Metode Penelitian Deskripsi Lokasi Penelitian Penyajian Data Analisis Data Penutup DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

46 2. Kualitas pelayanan publik, yaitu kesesuaian antara harapan dan keinginan dengan kenyataan dalam pelayanan publik. Pelayanan publik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pelayanan publik yang dipakai Zeithaml dalam Dwiyanto 2005: 148 dalam melihat indikator kualitas pelayanan publik seperti : 1. Bukti Langsung tangable 2. Daya tanggap responsiveness 3. Keadilan reliability 4. Jaminan assurance 5. Empati emphaty

1.7 Sistematika Penulisan Bab I :

Pendahuluan Bab ini memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, hipotesis, defenisi konsep, defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

Bab II : Metode Penelitian

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisa data.

Bab III: Deskripsi Lokasi Penelitian

Universitas Sumatera Utara 47 Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi penelitian.

Bab IV: Penyajian Data

Bab ini memuat hasil penelitian yang diperoleh dari lapangan dan dokumentasi yang akan dianalisa, serta memuat pembahasan atau interpretasi dari data-data yang disajikan pada bab sebelumnya.

Bab V : Analisis Data

Bab ini berisi analisa dari hasil dilapangan dan dokumentasi.

Bab VI: Penutup

Bab ini memuat kesimpulan dan saran atas hasil penelitian yang telah dilakukan Universitas Sumatera Utara 48

BAB II METODE PENELITIAN

II.1. Bentuk Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Zuriah 2006:47 penelitian dengan menggunakan metode deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala- gejala fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akuratmengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Dalam penelitian deskriptif cenderung tidak perlu mencari atau menerangkan saling berhubungan dan menguji hipotesis. Berdasarkan pengertian diatas, maka penelitian ini adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat mengenai sifa-sifat populasi serta menganalisis kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kantor Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara, Jalan Majapahit No. 2 Medan, Sumatera Utara.

II.3 Informan Penelitian

Penelitian kualitatif tidak dikenal adanya populasi dan sampel. Subjek penelitian yang telah tercermin dalam fokus penelitian ditentukan dengan sengaja, Universitas Sumatera Utara 49 subjek penelitian ini menjadi informan yang akan memberikan berbagai informasi yang diperlukan Suyanto,2005:171-172. Yang menjadi informan dalam penelitian ini antara lain : a. Informan kunci yang terdiri dari 1. Kepala Perwakilan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara 2. AsistenWakil Kepala Perwakilan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara 3. Asisten Penanganan keluhan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sumatera Utara dan Nangroe Aceh Darussalam b. Informan utama adalah masyarakat yang pernah melapor kepada Lembaga Ombudsman Republik Indonesia 4 orang.

II.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 1. Teknik Pengumpulan Data Primer Yaitu pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan instrumen: a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan Tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait, dan berhadapan Universitas Sumatera Utara 50 langsung dengan informan kunci yang dianggap mengerti mengenai permasalahan yang diteliti. b. Observasi Yaitu pengamatan langsung pada suatu objek yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data Skunder Yaitu data yang diperoleh untuk mendukung data primer. Data skunder yang digunakan antara lain : a. Study Kepustakaan yaitu pengumpulan data-data dengan cara mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori dan konsep-konsep dari sejumlah literature baik buku, jurnal, majalah, Koran, ataupun karya tulis lainnya yang relevan dengan topic penelitian. b. Dokumentasi dilakukan dengan memanfaatkan dokumen tertulis, gambar, foto tau benda-benda lain yang berkaitan dengan aspek-aspek yang diteliti.

II.5. Teknik Analisis Data

Sesuai dengan penelitian, teknik analisis data yang digunakan penulis adalah teknik analisis data deskriptif. Analisis data deskriptif adalah analisis terhadap data yang diperoleh berdasarkan kemampuan nalar peneliti dalam menghubungkan data fakta dan informasi. Jadi teknik analisis data dilakukan dengan penyajian data yang terdapat melalui keterangan yang diperoleh dari informan yang selanjutnya diinterpretasikan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diinginkan. Universitas Sumatera Utara 51

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

III.1. Sejarah Terbentuknya Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dan Lembaga Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara Lembaga Ombudsman Republik Indonesia yang sebelumnya bernama Komisi Ombudsman Nasional dibentuk pada tanggal 20 Maret Tahun 2000 berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2000. Pada masa Pemerintahan saat itu korupsi merajalela dan bahkan cenderung tanpa kendali, penegak hukum juga kesulitan mewujudkan reformasi hukum. Masyarakat dan mahasiswa pun akhirnya melontarkan kritik atas ketidakmampuan Pemerintah memberantas korupsi dan berbagai penyimpangan yang dilakukan penyelenggara negara. Dalam kondisi mendapat tekanan masyarakat yang menghendaki terjadinya perubahan menuju pemerintahan yang transparan, bersih dan bebas KKN serta perbaikan pelayanan umum, maka pemerintahan saat itu berusaha melakukan beberapa perubahan sesuai aspirasi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat. Salah satunya adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengawas terhadap Penyelenggara Negara, bernama Komisi Ombudsman Nasional. Komisi Ombudsman Nasional tersebut selanjutnya diketuai Oleh Antonius Sujata yang memang sudah dipersiapkan oleh Presiden saat itu, yaitu KH Abdurrahman Wahid. Mengingat pentingnya keberadaan Ombudsman di Indonesia yang sedang mengalami krisis multi dimensi sampai krisis kepercayaan publik, maka Antonius Sujata mengambil inisiatif untuk menghubungi beberapa Universitas Sumatera Utara 52 figur yang terkenal berdedikasi serta berintegritas dan meminta kesediaan mereka untuk menjadi calon anggota ombudsman nantinya. Untuk pertama kalinya setelah konsep mengenai Komisi Ombudsman disepakati, pada tanggal 27 Januari 2000 diadakan pertemuan dengan para calon Anggota Ombudsman yaitu Prof. C.F.G. Sunaryati Hartono, Teten Masduki, Baihaki Hakim, Surachman, APU dan Pradjoto. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan antara lain tentang apa dan bagaimana tugas serta wewenang Lembaga Ombudsman di Indonesia nantinya. Dalam pertemuan tersebut, Prof. Sunaryati Hartono juga menyampaikan gagasan mengenai bagaimana mempersiapkan penyusunan Draft Rancangan Undang- Undang Ombudsman. Hasil diskusi dengan beberapa figur calon anggota Ombudsman tersebut kemudian disampaikan kepada Presiden melalui Sekretaris Kabinet. Akhirnya pada tanggal 10 Maret 2000 Presiden resmi menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 2000 tentang pembentukan Komisi Ombudsman Nasional, dengan mengangkat Antonius Sujata sebagai ketua merangkap anggota dan juga pengangkatan Prof. Sunaryati Hartono sebagai Wakil Ketua merangkap anggota, Teten Masduki sebagai anggota, KH.Masdar F Masudi sebagai anggota, RM Surachman, APU sebagai anggota, Prof. Bagir Manan sebagai anggota, Pradjoto sebagai anggota, dan Sri Urip sebagai anggota. Komisi Ombudsman Nasional dibentuk dengan memfokuskan diri pada pengawasan terhadap proses pemberian pelayanan umum oleh penyelenggara negara guna mencegah dan mengatasi terjadinya maladministrasi. Objek oengawasannya meliputi Lembaga Peradilan, Kejaksaan, Kepolisian, Pemerintah Daerah, Badan Pertanahan Nasional, Instansi Pemerintah Departemen dan Non Departemen, TNI, Badan Usaha Milik Negara BUMN dan Perguruan Tinggi Universitas Sumatera Utara 53 Negeri. Setelah dikeluarkannya Keppres Nomor 44 Tahun 2000, maka pada tanggal 20 Maret 2000, Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Komisi Ombudsman Nasional dilantik Presiden Abdurrahman Wahid di Istana Presiden. Saat itu Indonesia memasuki babak baru dalam sistem pengawasan. Satu-satunya sistem pengawasan yang memiliki jaringan dan dukungan luas dari masyarakat internasional. Pada awal terbentuknya, Komisi Ombudsman Nasional saat itu hanya bertempat di sebuah kantor barukuran kecil pada kawasan Sudirman. Pemerintah saat itu semata-mata hanya membentuk supra struktur berupa Keppres Nomor 44 Tahun 2000, sedangkan infra struktur seperti gedung, peralatan kantor, dan sebagainya sama sekali belum tersedia. Namun dengan kondisi seperti sama sekali tidak menyurutkan semangat para anggota Ombudsman. Mereka tetap bertekad kuat untuk memulai segala aktivitasnya. Saat itu Ombudsman hanya dibantu oleh seorang Sekretaris, dan tepat di hari pertama operasional Ombudsman telah menerima seorang pelapor. Dan setelah kedatangan pelapor tersebut, Ombudsman kerap diliputi media massa sehingga masyarakatpun semakin banyak yang mengetahui keberadaannya. Kemudian setelah itu mulailah berdatangan berbagai laporan dan keluhan masyarakat terhadap penyelenggara negara, baik yang datang langsung maupun yang tidak langsung yaitu melalui pos atau juga melalui faksimili. Beberapa minggu kemudian, Komisi Ombudsman Nasional merekrut seorang Asisten Ombudsman. Dan semakin lama keberadaan Komisi Ombudsman Nasional semakin dikenal masyarakat. Dampaknya, laporan yang diterima semakin menggunung karena masyarakat saat itu merasa sedang mengalami Universitas Sumatera Utara 54 kebebasan untuk berekspresi dan menyampaikan uneg-uneg setelah sekian puluh tahun mereka terbelenggu tanpa tahu harus kemana mengeluhkan nasibnya. Minimnya perangkat pendukung tidak menyurutkan tekad para anggota Ombudsman untuk membantu mewujudkan negara yang bersih dan berwibawa. Kegiatan dan aktivitas Komisi Ombudsman Nasional juga tetap berjalan dan bahkan semakin banyak dikenal masyarakat. Ketua, Wakil Ketua dan Anggota Komisi Ombudsman Nasional juga terus mengadakan persiapan-persiapan kegiatan guna lebih mensosialisasikan keberadaan Ombudsman Nasional kepada berbagai kalangan. Sampai akhirnya ada seorang utusan dari The Asia Foundation yang memberikan donasi guna membantu memajukan Komisi Ombudsman Nasional. Mulai saat itulah Komisi Ombudsman mulai mendapat dukungan dari berbagai pihak baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang ingin ikut serta menciptakan tatanan pengawasan terhadap penyelenggara negara dalam rangka mewujudkan good governance. Komisi Ombudsman Nasional berkesempatan menyelenggarakan sosialisasinya secara terbuka untuk pertama kalinya dalam bentuk seminar loka karya baik yang bersifat nasional maupun internasional. Selain itu keberadaan Komisi Ombudsman Nasional semakin diakui di dunia Internasional, setelah beberapa bulan usia berdirinya, Komisi Ombudsman Nasional sudah menerima berbagai undangan untuk menghadiri even-even Ombudsman International. Pada tanggal 10 Oktober Tahun 2000 seorang anggota Komisi Ombudsman Nasional Prof. Bagur Manan mengundurkan diri dikarenakan beliau diangkat menjadi Hakim Agung yang kemudian terpilih sebagai ketua Mahakamah Agung RI. Selanjutnya keberadaan Prof. Bagur Manan sebagai ketua Mahkamah Agung sangat membantu Komisi Universitas Sumatera Utara 55 Ombudsman Nasional dalam rangka mengenalkan kepada para hakim dan pejabat peradilan tentang apa dan bagaimana Komisi Ombudsman Nasional. Mengingat keberadaan Komisi Ombudsman Nasional yang sangat penting dan menjadi tumpuan masyarakat dalam melakukan reformasi pelayanan publik, maka dirasa sangat dibutuhkan landasan yuridis yang kuat untuk mendukung reformasi tersebut agar dapat berjalan optimal. Oleh karena itu Komisi Ombudsman Nasional menyusun RUU yang selanjutnya diajukan kepada DPR. Dan akhirnya pada Tahun 2008 dengan persetujuan bersama Presiden dan DPR mengeluarkan Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2008 tentang Ombudsman Republik Indonesia. Dan pada saat itu nama Komisi Ombudsman Nasional berubah menjadi Ombudsman Republik Indonesia. Dan dengan landasan Undang- Undang ini maka keberadaan Ombudsman semakin kokoh dan memiliki kewenangan yang lebih kuat. Objek pengawasan yang sebelumnya hanya pada Penyelenggara Negara dan Pemerintahan, kini bertambah menjadi Penyelenggara Negara dan Pemerintahan, termasuk BUMN, BUMD, BHMN, Badan Swasta dan Peroarangan yang diberi tugas menyelenggarakan pelayanan publik tertentu dengan anggaran yang sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBNAPBD. Dalam Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia juga mengatur wewenang Lembaga Ombudsman Republik Indonesia untuk mendirikan perwakilan di berbagai daerah. Kantor perwakilan Ombudsman di daerah memiliki hubungan hierarkis dengan Ombudsman Republik Indonesia dan dipimpin oleh seorang kepala perwakilan. Selanjutnya pada tanggal 2 Januari Tahun 2008 dbentuklah Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia untuk Provinsi Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam dan diresmikan Universitas Sumatera Utara 56 pada tanggal 19 Juni Tahun 2008. Kantor perwakilan Ombudsman Provinsi Sumut dan NAD bertempat di Jl. Majapahit No.2 Medan Baru. Namun meskipun baru diresmikan bulan Juni, dari awal pembentukannya para anggota Ombudsman perwakilan sudah langsung menjalankan tugas pokok dan fungsinya. Namun pada 16 Febuari 2008 Ombudsman Perwakilan Sumut dan NAD ini kembali berubah nama menjadi Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara. Ombudsman Perwakilan Sumut merupakan perpanjangan tangan dari Lembaga Ombudsman Republik Indonesia dan memiliki tugas pokok maupun fungsi yang sama dengan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia III.2. Visi dan Misi Visi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia adalah sebagai berikut : 1 Lembaga Ombudsman Republik Indonesia menjadi institusi publik mandiri dan terpercaya berasaskan Pancasila yang mengupayakan keadilan, kelancaran dan akuntabilitas pelayanan pemerintah, penyelenggaraan pemerintah sesuai asas- asas pemerintahan yang baik dan bersih Good Governance serta peradilan yang tidak memihak berdasarkan asas-asas supremasi hukum dan berintikan keadilan. 2 Lembaga Ombudsman Republik Indonesia sebagai institusi publik dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat, diangkat oleh Kepala Negara dan diatur dalam Undang-Undang Dasar serta Undang-Undang Republik Indonesia sehingga memperoleh kepercayaan masyarakat, dilaksanakan oleh orang-orang dengan integritas serta akuntabilitas yang tinggi. Misi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia adalah sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 57 1 Mengupayakan secara berkesinambungan kemudahan pelayanan yang efektif dan berkualitas oleh institusi Pemerintah kepada masyarakat. 2 Membantu menciptakan serta mengembangkan situasi dan kondisi yang kondusif demi terselenggaranya pemerintahan yang baik dan bersih, serta bebas dari korupsi, kalusi dan nepotisme. 3 Memprioritaskan pelayanan yang lebih peka terhadap tuntutan dan kebutuhan masayarakat, dengan memberi pelayanan optimal serta membina koordinasi dan kerjasama yang baik dengan semua pihak Institusi Pemerintah, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya masyarakat, Pakar, Praktisi, Organisasi Profesi, dan lain-lain. 4 Menciptakan lingkungan dan suasana kerja dengan komitmen penuh, standar integritas dan akuntabilitas tinggi, yang member dukungan bagi keberhasilan visi dan misi Lembaga Ombudsman berdasarkan Pedoman Dasar dan Etika Ombudsman. 5 Melaksanakan manajemen secara terbuka, serta memberikan kesempatan yang terus menerus kepada seluruh staf untuk meningktkan kamampuan serta profesionalisme dalam menangani keluhan masyarakat. 6 Menyebarluasakan keberadaan serta kinerja Lembaga Ombudsman kepada masyarakat dalam rangka turut meningkatkan kesadaran hukum Aparatur Pemerintah, Peradilan, dan Lembaga Perwakilan Rakyat, sehingga seluruh Daerah Otonom Republik Indonesia merasa perlu membentuk Lembaga Ombudsman di daerah dengan visi dan misi yang sama. Universitas Sumatera Utara 58 III.3. Struktur Organisasi Struktur organisasi Lembaga Ombudsman Republik Indonesia sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Ombudsman Republik Indonesia No.37 Tahun 2008 menegaskan bahwa anggota Ombudsman Republik Indonesia terdiri atas 1 satu orang ketua merangkap anggota, 1 satu orang wakil ketua merangkap anggota, dan 7 tujuh orang anggota. Namun untuk saat ini struktur organisasi yang ada masih terdiri dari 6 orang, sebab Undang-Undang tentang Ombudsman Republik Indonesia itu sendiri baru dibentuk Tahun 2008 dan wajib dilaksanakan paling lambat 3 tahun setelah diundangkannya Undang-Undang tersebut. Dan perubahan struktur baru akan dibentuk sesuai dengan Undang- Undang tersebut tahun 2010 ini. Adapun struktur organisasi yang saat ini terbentuk adalah sebagai berikut : Anggota Lembaga Ombudsman Republik Indonesia 1. Danang Girindrawardana Ketua merangkap Anggota 2. Hj. Azlaini Agus Waki Ketua merangkap Anggota 3. Pranowo Dahlan Anggota 4. Budi Santoso Anggota 5. Petrus Beda Peduli Anggota 6. Ibnu Tricahyo Universitas Sumatera Utara 59 Anggota. 7. Hendra Nurtjahjo Anggota 8. M. Khoirul Anwar Anggota 9. Kartiini Istikomah Anggota Staff Lembaga Ombudsman Republik Indonesia a. Asisten 1. Elisa Luhulima, SH, LL,M. 2. Winarso, SH. 3. Budhi Masthuri, SH. 4. Enni Rochmaeni, SH. 5. Dominikus Dalu Fernandes, SH. 6. Nugroho Adriyanto, SH. 7. Agus Suntoro, SH. 8. Kurniawan Desiarto, SH. 9. Dahlena, SH. Staff Sekretariat 1. Ibnu Firdaus Zayyad, SH. Universitas Sumatera Utara 60 2. Oki Aldebaria, SH. 3. Ani Samudera Wulan, SH. 4. C. Siska Widyawati, S.Kom. 5. Awidya Mahadewi, SS. 6. Patnuaji Agus Indrarto, SS. 7. Hasymi Muhammad, SS. 8. Rully Amirullah, Amd. 9. Achmad Fauzi, Amd. 10. Achmad Fauzie Sujanto. 11. Herru Kriswahyu,S.Sos. 12. Dicky Widyawati,SE. 13. Indra 14. Muhammad. HR 15. Suryadi 16. Djatmoko Sujatno 17. Salam 18. Wasli 19. Sadikin Universitas Sumatera Utara 61 20. 20. Agus Staf Kantor Perwakilan Lembaga Ombudsman Republik Indonesia Wilayah Sumatera Utara 1. Abyadi Siregar, S.Sos Kepala Perwakilan Lembaga Ombudsman Sumatera Utara 2. Dedy Irsan, SH Asisten Bidang Pengawasan Wakil Kepala Perwakilan 3. Ricky Nelson Sahala, SH Asisten Bidang Penanganan Keluhan 4. Tetty Nuriani Silaen, S.E Asisten Bidang Pencegahan III.4. Alur penyelesaian laporanpengaduan Universitas Sumatera Utara 62 Proses penanganan laporan pertama kali adalah bahwa keluhan masyarakat akan ditelaah oleh Ombudsman terlebih dahulu. Apabila berkas belum lengkap, Pelapor akan dihubungin kembali agar melengkapi data yang diperlukan. Bila dirasa perlu, Pelapor dapat berkonsultasi di Kantor Ombudsman Republik Indonesia atau Kantor Perwakilan Ombudsman Republik Indonesia, Dan setelah itu, Ombudsman akan menyiapkan permintaan klarifikasi dan rekomendasi yang ditujukan kepada instansi yang dilaporkan dengan tembusan kepada instansi yang terkait serta pelapor tentunya. Dalam melakukan pemeriksaan atas laporan yang diterimanya, Lembaga Ombudsman dapat memanggil terlapor dan saksi untuk dimintai keterangannya. Apabila terlapor dan saksi telah dipanggil tiga kali berturut-turut tidak memenuhi panggilan dengan alasan yang sah, Lembaga Ombudsman dapat meminta bantuan Kepolisian Republik Indonesia untuk menghadirkan yang bersangkutan secara paksa. Lembaga Ombudsman juga berketentuan untuk menyampaikan laporan berkala dan laporan tahunan, atau dapat menyampaikan laporan khusus kepada Dewan Perwakilan Rakyat atau Presiden untuk mengambil kebijakan dalam membangun pelayanan publik yang lebih baik. Atas laporan tersebut, Lembaga Ombudsman melakukan tindak lanjut baik berupa klarifikasi sampai pada pemberian rekomendasi kepada pihak yang dilaporkan oleh masyarakat. Universitas Sumatera Utara 63

BAB IV PENYAJIAN DATA

Dokumen yang terkait

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Kewenangan Gubernur Dalam Rangka Pembinaan Dan Pengawasan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota Di Provinsi Sumatera Utara Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

0 69 174

Peranan Lembaga Ombudsman Dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik (Studi Pada Lembaga Ombudsman Perwakilan Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam)

20 168 112

EKSISTENSI LEMBAGA OMBUDSMAN DALAM PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK DI PROVINSI LAMPUNG

0 15 73

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

0 0 3

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

0 0 23

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

0 0 12

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

0 0 1

Analisis Hukum Terhadap Tanggung Jawab Penilai Kerugian Asuransi Dalam Industri Asuransi di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No. 40 Tahun 2014

0 0 7

KEWENANGAN LEMBAGA OMBUDSMAN DALAM MENGAWASI TINDAKAN PENYALAHGUNAAN WEWENANG OLEH PEMERINTAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA | ALHAM | Legal Opinion 9295 30373 1 PB

0 1 18