3 Modal kerja darurat Modal kerja darurat merupakan modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak dapat diduga sebelumnya. Misalnya: adanya pemogokan buruh, adanya
banjir, adanya perubahan peraturan ekonomi yang mendadak antara lain devaluasi.
c. Faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
Modal kerja cukup memang sangat penting bagi suatu perusahaan. Menurut Munawir 1995 : 117 untuk menentukan jumlah
modal kerja yang dianggap cukup oleh suatu perusahaan bukanlah hal yang mudah. Karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1 Sifat atau tipe dari perusahaan Modal kerja dari suatu perusahaan jasa, relatif akan lebih
rendah bila dibandingkan dengan kebutuhan modal kerja perusahaan industri, karena untuk perusahaan jasa tidak memerlukan investasi
yang besar dalam kas, piutang maupun persediaan. Kebutuhan uang tunai untuk membayar pegawainya maupun untuk membiayai
operasinya dapat dipenuhi dari penghasilan atau penerimaan- penerimaan saat itu juga, sedangkan piutang biasanya dapat ditagih
dalam waktu yang relatif pendek. Sifat dari perusahaan jasa biasanya memiliki atau harus menginvestasikan modal-modalnya sebagian
besar pada aktiva tetap yang digunakan untuk memberikan pelayanan atau jasanya kepada masyarakat.
Sedangkan untuk perusahaan industri, keadaan sangatlah ekstrim karena perusahaan industri harus mengadakan investasi yang
cukup besar dalam aktiva lancar agar perusahaan tidak mengalami kesulitan dalam operasinya sehari-hari.
2 Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi barang Kebutuhan modal kerja suatu perusahaan berhubungan
langsung dengan waktu yang dibutuhkan untuk memperoleh barang yang akan dijual maupun bahan dasar yang akan diproduksi sampai
barang tersebut dijual. Karena semakin panjang waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang tersebut
semakin besar pula modal kerja yang dibutuhkan. Di samping itu pokok persatuan barang untuk mempengaruhi besar kecilnya modal
kerja yang dibutuhkan. 3 Syarat pembelian bahan atau barang dagang
Syarat pembelian barang dagangan atau bahan dasar yang akan dibutuhkan untuk memproduksi barang sangat mempengaruhi
jumlah modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan yang bersangkutan. Jika syarat kredit yang diterima pada waktu pembelian
menguntungkan, semakin sedikit uang kas yang harus diinvestasikan dalam persediaan bahan atau barang dagangan, sebaliknya bila
pembayaran atas bahan atau barang yang dibeli tersebut harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek maka uang kas yang
diperlukan untuk membiayai persediaan semakin besar pula. 4 Syarat penjualan
Semakin lunak kredit yang digunakan oleh perusahaan kepada para pembeli akan mengakibatkan semakin besar jumlah modal kerja
yang harus
diinvestasikan dalam
sektor piutang.
Untuk memperendah dan memperkecil jumlah modal kerja yang harus
diinvestasikan dalam piutang dan untuk memperkecil adanya piutang yang tidak dapat ditagih, sebaiknya perusahaan memberikan
potongan tunai kepada pembeli, karena dengan begitu pembeli akan tertarik untuk membayar hutangnya dalam periode diskonto tersebut.
5 Tingkat perputaran persediaan Tingkat perputaran persediaan menunjukkan berapa kali
persediaan tersebut diganti dalam arti dibeli atau dijual kembali.
Semakin tingkat perputaran persediaan tersebut maka jumlah modal kerja yang dibutuhkan terutama yang harus diinvestasikan dalam
persediaan semakin rendah. Untuk dapat mencapai tingkat perputaran yang tinggi, maka harus diadakan perencanaan dan
pengawasan pekerjaan secara teratur dan efisien. Selain itu semakin cepat atau semakin tinggi perputaran akan semakin memperkecil
resiko kerugian yang disebabkan karena penurunan harga atau karena perubahan selera konsumen, disamping itu menghemat
ongkos penyimpanan dan pemeliharaan terhadap persediaan tersebut.
d. Sumber Modal Kerja