Pengukuran produktivitas kerja ini mempunyai peranan penting untuk mengetahui produktivitas kerja dari para karyawan sehingga
dapat diketahui sajauh mana produktivitas yang dapat dicapai oleh karyawan. Selain itu pengukuran produktivitas juga dapat digunakan
sebagai pedoman bagi para manajer untuk meningkatkan produktivitas kerja sesuai dengan apa yang diharapkan oleh perusahaan.
h. Manfaat Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja
Manfaat yang dapat diperoleh dari pengukuran produktivitas menurut Sinungan, 2005: 126, yaitu:
1 Umpan balik pelaksanaan kerja untuk memperbaiki produktivitas kerja karyawan
2 Evaluasi produktivitas kerja digunakan untuk penyelesaian, misalnya: pemberian bonus dan bentuk kompensasi lainnya.
3 Untuk keputusan-keputusan penetapan, misalnya: promosi, transfer, dan demosi.
4 Untuk kebutuhan latihan dan pengembangan 5 Untuk perencanaan dan pengembangan karier
6 Untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan proses staffing 7 Untuk mengetahui ketidakakuratan informal
8 Untuk memberikan kesempatan kerja yang adil
B. Hasil Penelitian Terdahulu
1. Pengaruh Kredit Modal Kerja, Biaya Bahan Baku, Upah Tenaga
Kerja terhadap Omzet Penjualan
Penelitian Susanti 2006 yang berjudul “ Pengaruh Kredit Modal Kerja, Biaya Bahan Baku, Upah Tenaga Kerja Terhadap Omzet Penjualan
Industri Gerabah Pasca Gempa Tahun 2006” ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh kredit modal kerja, biaya bahan baku, upah tenaga
kerja terhadap omzet penjualan pada industri gerabah. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis regresi
berganda untuk mengetahui pengaruh kredit modal kerja, biaya bahan baku, upah tenaga kerja terhadap omzet penjualan pada industri gerabah.
Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 Kredit modal kerja berpengaruh signifikan terhadap omzet penjualan industri gerabah, ditunjukkan dengan
nilai X І kredit modal kerja sebesar 0,378. Artinya, tiap perubahan
variabel kredit modal kerja Rp 1.000, maka omzet penjualan industri gerabah akan berubah sebesar Rp 378. 2 Biaya bahan baku berpengaruh
signifikan terhadap omzet penjualan industri gerabah, ditunjukkan dengan nilai X
Ї biaya bahan baku sebesar 4.047. Artinya tiap perubahan variabel biaya bahan baku Rp 1.000, maka omzet penjualan industri
gerabah akan berubah sebesar Rp 4.047. 3 Upah tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap omzet penjualan industri gerabah,
ditunjukkan dengan nilai X Ј upah tenaga kerja sebesar 0,378. Artinya,
bahwa ada pengaruh tetapi tidak berdampak atau tidak berefek langsung terhadap omzet penjualan sebab nilai signifikannya lebih besar dari 0,05
yaitu 0,550. 2.
Pengaruh Modal Kerja, Lama Usaha, dan Faktor Manajemen terhadap Tinggi Rendahnya Laba
Penelitian Nugraheny 2005 yang berjudul “Pengaruh Modal
Kerja, Lama Usaha dan Faktor Manajemen terhadap Tinggi Rendahnya Laba yang Diperoleh Pengusaha Industri Kecil Kr
ipik Tempe” ini memiliki tujuan untuk mengetahui pengaruh modal kerja, lama usaha dan
faktor manajemen terhadap tinggi rendahnya laba. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode wawancara dan keusioner. Analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi berganda untuk mengetahui pengaruh modal kerja, lama usaha dan faktor manajemen terhadap tinggi
rendahnya laba. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1 Modal kerja berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya laba, ditunjukkan
dengan nilai X І modal kerja sebesar 0,933. Artinya, tiap perubahan
variabel modal kerja Rp 1.000, maka laba akan berubah sebesar Rp 933. 2 Lama usaha berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya laba,
ditunjukkan dengan nilai X Ї lama usaha sebesar 0,135. Artinya variabel
lama usaha berdistribusi normal 3 Faktor manajemen tidak berpengaruh signifikan terhadap laba, ditunjukkan dengan nilai X
Ј faktor manajemen sebesar 0,916. Artinya, bahwa ada pengaruh tetapi tidak berdampak atau
tidak berefek langsung terhadap laba sebab nilai signifikannya lebih besar dari 0,05 yaitu 0,916.
C. Kerangka Berpikir