Analisis Regresi Berganda HASIL DAN PEMBAHASAN

Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data bersifat time series. Uji Durbin Watson adalah cara untuk mendeteksi autokorelasi, dimana model regresi linear berganda terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah “Tidak Ada Autokorelasi Positif dan Negatif” atau mendekati angka 2. Pengujian autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin Watson DW test. Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson DW dengan dL dan du tertentu atau dengan melihat tabel Durbin Watson nilai DW tabelnya untuk tingkat = 5. Tabel 5.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson Dari hasil pengujian diperoleh DW d sebesar 1,956 dengan tingkat signifikansi 0,05 dengan jumlah sampel N = 40 dan variabel bebas k = 3, maka dapat ditentukan Durbin-Watson tabel yaitu dengan du sebesar 1,6589 dan dl sebesar 1,3384. Sehingga didapat nilai du dw 4 – du atau 1,65891,9562,3411 sehingga dapat disimpulkan dalam regresi terbebas dari autokorelasi positif maupun negatif.

F. Analisis Regresi Berganda

1. Hasil analisis regresi berganda Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas jumlah modal kerja, omzet penjualan, dan produktivitas kerja terhadap Model Summary b ,924 a ,853 ,841 2116705,389 1,956 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Es timate Durbin- Watson Predictors : Constant, Produktivitas_kerja, Jumlah_modal, Omzet_ penjualan a. Dependent Variable: Tingkat_keuntungan b. variabel terikat tingkat keuntungan di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten. Adapun bentuk persamaannya adalah sebagai berikut: Y = a + b ІXІ + bЇXЇ + bЈXЈ Keterangan: Y = Tingkat keuntungan X 1 = Jumlah modal kerja X 2 = Omzet penjualan X 3 = Produktivitas kerja a = Konstanta b = Koefisien regresi Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan bantuan komputer program SPSS 16.0, diperoleh hasil seperti di bawah ini: Tabel 5.6 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda a. Tabel di atas menggambarkan persamaan linear berganda untuk tingkat keuntungan Y: Y = -4228590 + 0,016X 1 + 0,734X 2 + 1854,249X 3 Konstanta a ini berarti bahwa jika semua variabel bebas jumlah modal kerja, omzet penjualan, dan produktivitas kerja memiliki nilai nol 0 maka variabel terikat tingkat keuntungan sebesar -4228590. Coefficients a -4228590 1743129 -2,426 ,020 ,016 ,017 ,082 ,926 ,361 ,516 1,939 ,734 ,075 ,916 9,757 ,000 ,464 2,154 1854,249 900,024 ,142 2,060 ,047 ,856 1,168 Cons tant Jumlah_modal Omzet_penjualan Produktivitas_kerja Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Tingkat_keuntungan a. Koefisien regresi jumlah modal kerja X 1 mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan dengan perubahan variabel jumlah modal kerja. Nilai koefisien jumlah modal kerja sebesar 0,016, hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan modal kerja sebesar Rp1.000,00 maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp16,00 dengan asumsi omzet penjualan dan produktivitas kerja adalah tetapkonstan. Koefisien regresi omzet penjualan X 2 mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan dengan perubahan variabel omzet penjualan. Nilai koefisien omzet penjualan sebesar 0,734, hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan omzet penjualan sebesar Rp1.000,00 maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp734,00 dengan asumsi jumlah modal kerja dan produktivitas kerja adalah tetapkonstan. Koefisien regresi produktivitas kerja X 3 mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan dengan perubahan variabel produktivitas kerja. Nilai koefisien produktivitas kerja sebesar 1854,249, hal ini mengandung arti bahwa setiap kenaikan produktivitas kerja sebesar Rp1.000,00 maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp1854,249 dengan asumsi jumlah modal kerja dan omzet penjualan adalah tetapkonstan. b. Koefisien determinasi R² Koefisien determinasi R² merupakan suatu alat untuk mengukur besarnya persentase pengaruh semua variebel independen terhadap variabel dependen. Besarnya koefisien determinan berkisar antara 0 sampai dengan 1, semakin mendekati 0 besarnya koefisien determinan suatu persamaan regresi maka semakin kecil pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya semakin besar koefisien determinan mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Tabel 5.7 Angka R square R 2 adalah 0,853. Hal ini berarti 85,3 tingkat keuntungan sentra industri konveksi bisa dijelaskan oleh variabel jumlah modal kerja, omzet penjualan, dan produktivitas kerja. Sedangkan sisanya 100 - 85,3 = 14,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. R square berkisar pada 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka semakin lemah pengaruh kedua variabel.

G. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Sosial Dan Ekonomi Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Industri Kecil Tahu (Studi Kasus Kecamatan Medan Deli)

0 46 72

PENGARUH MODAL, TENAGA KERJA DAN BAHAN BAKU TERHADAP KEUNTUNGAN PENGUSAHA BATIK LAWEYAN SURAKARTA

1 10 126

PENDAPATAN SENTRA INDUSTRI KECIL KONVEKSI DITINJAU DARI ASPEK MODAL, TINGKAT PENDIDIKAN DAN JUMLAH TENAGA KERJA DI DESA TAMBAK BOYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2009.

0 0 10

ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN MODAL KERJA DITINJAU DARI LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA KONVEKSI SONY KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

0 0 12

Tren perkembangan sentra industri gerabah di Desa Pagerjurang, Melikan, Wedi, Klaten ditinjau dari aspek produksi, omzet penjualan jumlah tenaga kerja tahun 2006-2015.

0 17 138

Tren perkembangan sentra industri gerabah di Desa Pagerjurang, Melikan, Wedi, Klaten ditinjau dari aspek produksi, omzet penjualan jumlah tenaga kerja tahun 2006 2015

3 59 136

PENGARUH MODAL, JUMLAH TENAGA KERJA, USAHA DAN PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA INDUSTRI BATIK GEDOG DI KECAMATAN KEREK KABUPATEN TUBAN

0 0 5

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA KONVEKSI DI KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

0 1 17

PENGARUH KETRAMPILAN DAN ETOS KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PADA SENTRA KONVEKSI TAS DI MEJOBO KUDUS

1 2 13

HALAMAN PERSETUJUAN PENGARUH FAKTOR MODAL, BIAYA TENAGA KERJA, DAN OMZET PENJUALAN TERHADAP TINGKAT KEUNTUNGAN PADA SENTRA INDUSTRI KONVEKSI DI KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN TAHUN 2016

0 0 31