Tabel 5.7
Angka R square R
2
adalah 0,853. Hal ini berarti 85,3 tingkat keuntungan sentra industri konveksi bisa dijelaskan oleh variabel jumlah
modal kerja, omzet penjualan, dan produktivitas kerja. Sedangkan sisanya 100 - 85,3 = 14,7 dijelaskan oleh sebab-sebab lain. R square
berkisar pada 0 sampai 1, dengan catatan semakin kecil angka R square maka semakin lemah pengaruh kedua variabel.
G. Pembahasan
Hasil perhitungan dalam penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis apakah jumlah modal kerja, omzet penjualan, dan
produktivitas kerja secara bersama-sama berpengaruh terhadap tingkat keuntungan para pengusaha konveksi. Dari hasil perhitungan regresi linear
berganda diperoleh F
hitung
69,552 F
tabel
2,87, artinya F
hitung
F
tabel
dengan taraf signifikansi 0,000 jauh lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak.
Penelitian ini mendukung apa yang ditemukan oleh Nugraheni 2005 pada industri kecil perusahaan tempe yang menunjukkan adanya pengaruh
yang signifikan modal kerja terhadap laba yang diperoleh pengusaha dengan F
hitung
sebesar 14,547 F
tabel
sebesar 2,9752 dengan taraf signifikan 0,000 jauh di bawah 0,05.
1. Pengaruh jumlah modal kerja terhadap tingkat keuntungan Modal kerja memiliki peranan yang sangat penting dalam
kelangsungan usaha. Modal kerja juga dapat meningkatkan pendapatan para pengusaha. Apabila modal kerja yang dimiliki suatu usaha
tersebut cukup besar, maka kesempatan untuk menghasilkan produk atau barang juga akan cukup besar, sebab barang yang diproduksi akan
Model Summary
b
,924
a
,853 ,841
2116705,389 1,956
Model 1
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Es timate
Durbin- Watson
Predictors : Constant, Produktivitas_kerja, Jumlah_modal, Omzet_ penjualan
a. Dependent Variable: Tingkat_keuntungan
b.
lebih banyak. Karena dengan tersedianya modal yang cukup akan mempengaruhi tingkat keuntungan para pengusaha konveksi sebab
produk atau barang yang diproduksi bisa lebih banyak. Sebagian besar pengusaha konveksi menggunakan modal untuk
membeli bahan baku dan untuk membeli mesin produksi. Bahan baku yang dibeli seperti: kain, benang, obat sablon, sedangkan untuk mesin
produksi berupa mesin jahit, mesin obras, mesin potong, skrin, rakel, dan lain-lain. Para pengusaha konveksi juga menggunakan modal kerja
untuk membiayai kebutuhan sehari-hari dari perusahaan. Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan nilai
β
modal
=0,16 dengan sig=0,361 maka jumlah modal kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan para pengusaha
konveksi. Hal ini berarti jika pengusaha memiliki modal kerja yang tinggi belum tentu pengusaha tersebut tingkat keuntungannya juga
tinggi. Sebaliknya para pengusaha yang memiliki modal kerja yang rendah, belum tentu pengusaha tersebut tingkat keuntungannya juga
rendah. Koefisien regresi jumlah modal kerja X
1
mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan
dengan perubahan variabel jumlah modal kerja. Nilai koefisien jumlah modal kerja sebesar 0,016, hal ini mengandung arti bahwa setiap
kenaikan modal kerja sebesar Rp1.000,00 maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp16,00 dengan asumsi
omzet penjualan dan produktivitas kerja adalah tetapkonstan.
2. Pengaruh omzet penjualan terhadap tingkat keuntungan Omzet penjualan dapat diartikan sebagai pendapatan kotor
karena pendapatan yang diperoleh belum dikurangi dengan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi. Untuk menghitung
omzet penjualan dapat dihitung dari banyaknya barang yang terjual dikalikan dengan harga jual. Omzet penjualan merupakan salah satu
komponen yang penting bagi suatu perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi besar kecilnya omzet dilihat dari faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya omzet menurut Swastha dibagi menjadi dua faktor, yaitu: 1 faktor
internal faktor yang dikendalikan oleh pihak-pihak perusahaan diantaranya: kemampuan perusahaan untuk mengelola produk yang
akan dipasarkan, kebijaksanaan harga dan promosi yang digariskan perusahaan serta kebijaksanaan untuk memilih perantara yang
digunakan, 2 Faktor eksternal faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak perusahaan diantaranya: perkembangan ekonomi dan
perdagangan baik
nasional maupun
internasional, kebijakan
pemerintah di bidang ekonomi, perdagangan dan moneter dan suasana persaingan pasar.
Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan nilai β
omzet
=0,734 dengan sig = 0,000 maka jumlah omzet penjualan berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan para pengusaha
konveksi. Omzet penjualan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
keuntungan para pengusaha konveksi di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten hal ini dikarenakan para pengusaha konveksi dapat mengelola
faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya omzet penjualan hal ini seperti teori yang dikemukakan oleh Swastha yaitu mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi omzet penjualan, seperti: pertama, perusahaan konveksi dapat mengelola produk yang dipasarkan hal ini
terkait dengan kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan konveksi tetap bagus dan terjamin; kedua, perusahaan konveksi
mampu menetapkan harga yang sesuai dengan produk yang dihasilkan; ketiga, perusahaan konveksi mampu melakukan promosi dengan baik.
Kemampuan perusahaan dalam mengelola faktor-faktor tersebut mengakibatkan omzet penjualan meningkat, jika omzet penjualan
meningkat maka keuntungan yang diperoleh para pengusaha juga meningkat.
Koefisien regresi omzet penjualan X
2
mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan
dengan perubahan variabel omzet penjualan. Nilai koefisien omzet penjualan sebesar 0,734, hal ini mengandung arti bahwa setiap
kenaikan omzet penjualan sebesar Rp1.000,00 maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp734,00
dengan asumsi jumlah modal kerja dan produktivitas kerja adalah tetapkonstan.
3. Pengaruh produktivitas kerja terhadap tingkat keuntungan Produktivitas kerja karyawan sangat penting peranannya dalam
perusahaan konveksi, karena karyawanlah yang melakukan proses produksi dari menggambar pola, memotong kain, menjahit, merapikan
hasil jahitan, sampai dengan menyablon. Menurut Ambar 2003 : 200- 201 dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja karyawan di
suatu perusahaan perlu memperhatikan faktor-faktor penentu produktivitas kerja, antara lain: a knowledge merupakan akumulasi
hasil proses pendidikan baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan kontribusi pada seseorang di dalam
pemecahan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan atau menyelesaikan pekerjaan. b skills merupakan kemampuan dan
penguasaan teknis operasional mengenai bidang tertentu, yang bersifat kekaryaan, c abilities merupakan kemampuan terbentuk dari
sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai, d attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan, e behaviors atau
perilaku dapat ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan attitude yang telah tertanam dalam diri pegawai sehingga dapat mendukung kerja
yang efektif atau sebaliknya.
Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan nilai β
produktivitas
=1854,249 dengan sig = 0,047 maka produktivitas kerja berpengaruh signifikan terhadap tingkat keuntungan para pengusaha
konveksi. Produktivitas kerja berpengaruh terhadap tingkat keuntungan
pengusaha konveksi di Kecamatan Wedi Kabupaten Klaten dikarenakan para pengusaha konveksi dapat mengelola faktor-faktor
yang mempengaruhi produktivitas kerja seperti teori yang dikemukakan oleh Ambar, hal ini terbukti dari tingkat pengetahuan
atau knowledge, kemampuan atau skills, abilities, attitude, behaviors. Para pekerja yang bekerja di sentra industri konveksi di Kecamatan
Wedi Kabupaten Klaten mengetahui bagaimana cara memproduksi barang secara cepat dan efisien, mengetahui cara menggunakan mesin
produksi dengan baik; para pekerja juga mampu menghasilkan barang yang berkualitas bagus dengan mutu yang terjamin, mampu
menyelesaikan target yang diberikan; kemampuan pekerja juga cenderung lebih stabil; para pekerja juga memiliki sikap yang
profesional dan rajin dalam bekerja. Dengan produktivitas kerja yang tinggi membuat para pekerja dapat menghasilkan barang yang
semakin banyak sehingga keuntungan yang didapat oleh para pengusaha konveksi juga menjadi semakin meningkat.
Koefisien regresi produktivitas kerja X
3
mengukur besarnya perubahan tingkat keuntungan sentra industri konveksi sehubungan
dengan perubahan variabel produktivitas kerja. Nilai koefisien produktivitas kerja sebesar 1854,249, hal ini mengandung arti bahwa
setiap kenaikan produktivitas kerja sebesar satu satuan maka tingkat keuntungan para pengusaha konveksi akan naik sebesar Rp1854,249
dengan asumsi jumlah modal kerja dan omzet penjualan adalah tetapkonstan.
85
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN