SARAN – SARAN Peranan pelajaran komuni pertama bagi peserta terhadap penghayatan ekaristi di lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten.
pertobatan. Pada Liturgi Penutup, umat diutus untuk mewujudkan karya keselamatan dan karya penebusan Kristus yang telah diterima dalam Ekaristi.
Peserta pelajaran komuni pertama diajak untuk memahami tata gerak dalam liturgi Ekaristi yang meliputi duduk tenang, mendengarkan, berdiri,
berlutut, dan membuat tanda salib. Tata gerak ini tentu juga didasari sikap hati yang mendukung. Ekaristi merupakan juga ekspresi iman, untuk itu perlu
mendapatkan pengalaman iman akan Kristus, bukan sekedar urainan tentang pengertian Ekaristi. Perlu juga dihadirkan kesan yang memperlihatkan Ekaristi
sebagai kewajiban. Agar peserta semakin mengenal seluk-beluk dari Ekaristi ini, maka mereka
juga perlu diperkenalkan dengan sarana seputar altar dan sakristi yang meliputi rotihosti dan anggur, buku-buku pedoman tata perayaan : TPE; busana liturgi dan
juga alat-alat yang digunakan di dalam Perayaan Ekaristi seperti piala, patena, sibori. Pengenalan itu baik juga jika para peserta diajak langsung mengamati dan
menghadiri perayaan Ekaristi di gereja atau di lingkungan, dan diajak mempersiapkan latihan-latihan untuk perayaan Ekaristi.
Hal yang tidak kalah pentingnya untuk disampaikan adalah para pelayan dan petugas liturgi dalam perayaan Ekaristi. Ekaristi dipimpin oleh seorang iman
atu uskup dengan dibantu oleh petugas-petugas yang lain, seperti prodiakon, misdinar, lektor, koor, pemazmur, dan petugas-petugas yang lain. Semua umat
diharapkan keterlibatannya secara sadar dan aktif sesuai dengan peran masing- masing. Para calon komuni pertama, sangat baik kalau dianjurkan melibatan diri
setelah menerima komuni pertama, misalnya menjadi misdinar, lektor atau petugas-petugas yang lain.
Sebenarnya pengetahuan – pengetahuan dasar mengenai Perayaan Ekaristi itu wajib diajarkan. Karena itulah landasannya untuk memahami Perayaan
Ekaristi. Dan juga tidak kalah pentingnya adalah Sakramen Tobat. Sebelum menerima Tubuh dan Darah Kristus untuk pertama kalinya, setiap peserta wajib
menerima Sakramen Tobat. Sakramen ini mempunyai tujuan untuk mendamaikan diri dengan Allah supaya memperoleh Rahmat. Pendekatan yang dilakukan adalah
dengan mewajibkan peserta untuk ikut Misa hari Minggu dan harus duduk di barisan paling depan dengan didampingi oleh guru agamanya. Ini bertujuan
supaya peserta belajar untuk tidak ribut pada waktu Misa dan melatih peserta untuk berkonsentrasi. Selain itu peserta juga diberikan tugas seperti mengingat isi
homili yang dibicarakan oleh Romo, mengamati peralatan yang dipakai romo, warna liturgi dan lain-lain.