9
BAB II KOMUNI PERTAMA
Di dalam Bab II ini penulis akan membahas tentang Komuni Pertama dan penghayatan Ekaristi. Bab II ini dibagi menjadi dua bagian yaitu Komuni Pertama
dan penghayatan Ekaristi. Karena kedua variabel ini saling berkaitan. Dengan adanya pelajaran komuni pertama ini diharapkan pendamping memberikan
pengetahuan yang memadahi tentang Perayaan Ekaristi dan bagaimana peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan khidmat. Sehingga diharapkan untuk ke
depannya peserta dapat mengikuti Perayaan Ekaristi dengan penghayatan Ekaristi yang mendalam. Pada bagian pertama di dalamnya terdapat makna komuni
pertama, pelajaran komuni pertama, dan unsur-unsur dalam pelajaran komuni pertama. Dan kemudian di bagian kedua akan dibahas tentang penghayatan
Ekaristi yang di dalamnya terdapat makna penghayatan ekaristi dan faktor-faktor mempengaruhi penghayatan Ekaristi.
A. KOMUNI PERTAMA
1. Makna Komuni Pertama Komuni pertama diberikan kepada orang dewasa pada Misa Kudus
pertama sesudah Pembaptisan. Bagi anak-anak, Komuni Pertama merupakan semacam tahap inisiasi, saat anak yang sudah lama dibaptis, untuk pertama kali
dan dengan meriahnya diperbolehkan untuk mengambil bagian secara penuh dan sakramentali dalam Perayaan Ekaristi Heuken,2005:19. Kemudian dapat diambil
kesimpulan bahwa Komuni Pertama adalah istilah untuk penerimaan komuni yang
10
pertama kalinya yakni roti dan anggur yang telah dikonsekrasi oleh seorang Imam atau Pastor. Menurut peraturan Gereja, Komuni Pertama untuk anak-anak
hanya boleh diterima oleh anak-anak yang sudah dibaptis dan dipersiapkan untuk menyambut atau menerima Komuni Kudus. Biasanya dilaksanakan pada Hari
Raya Tubuh dan Darah Kristus dan jatuh pada bulan Juni. Di dalam Perayaan Ekaristi, komuni menjadi bagian terpenting di mana umat berpartisipasi dalam
peristiwa karya penyelamatan Allah melalui Yesus Kristus yang dikenangkan dan didoakan di dalam Doa Syukur Agung DSA.
Istilah komuni sendiri adalah penerimaan roti dan anggur untuk umat di dalam Perayaan Ekaristi sesudah doa berkat atas roti dan piala oleh Imam atau
pemimpin perjamuan korban. Di dalam Perayaan Ekaristi, Kristus sungguh hadir dalam rupa roti dan anggur. Makna komuni yang lain adalah partisipasi umat
beriman secara sakramental dalam rupa roti dan atau anggur dalam peristiwa karya penebusan Kristus yang tadi dikenangkan atau dihadirkan pada saat DSA
yang diucapkan Imam atau diamini oleh umat Martasudjita, 2005:397. Kehadiran nyata Kristus itu menjadi sumber kehidupan Gereja. Umat
berpartisipasi penuh dalam Ekaristi dengan menyambut komuni. Tanpa menerima komuni, partisipasi umat belum terungkap secara sakramental. Ekaristi tidak
hanya menghubungkan masing-masing orang secara pribadi dengan Allah, tetapi juga menjadi tanda ikatan antar umat sendiri.
Untuk dapat menerima komuni, anak-anak harus sudah dapat menggunakan akal budinya dan mempunyai cukup pengertian dan telah dipersiapkan dengan
saksama sehingga mereka dapat memahami misteri Ekaristi dan mampu