KOMUNI PERTAMA Peranan pelajaran komuni pertama bagi peserta terhadap penghayatan ekaristi di lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Paroki Administratif Santa Maria Ratu Bayat, Klaten.
13
Di dalam setiap pertemuan guru agama berperan sebagai pendamping dan juga teman yang dapat bersahabat dengan peserta pelajaran komuni pertama.
Sehingga diharapkan peserta dapat dengan mudah menerima pengajaran yang diberikan oleh pendamping. Sebagai seorang pendamping juga harus mempunyai
wawasan iman yang luas mengenai pokok-pokok ajaran iman Gereja yang akan diberikan sebagai dasar pengetahuan megenai Gereja Katolik. Pokok-pokok ajaran
iman Gereja haruslah diberikan dengan sederhana supaya anak-anak dapat memahaminya dengan mudah. Pendamping adalah seseorang yang beriman dan
membantu anak-anak untuk semakin menghayati imannya, mendorong anak-anak untuk mewujudkan suasana doa dalam setiap acara pertemuan. Maka, doa menjadi
unsur pokok dalam setiap pertemuan. Doa adalah wujud syukur kita sebagai manusia dari semua anugerah yang telah diberikan oleh Allah kepada manusia.
Di dalam pelajaran komuni pertama selain seorang pendamping yang mempunyai peran, ada yang lebih penting lagi yaitu peran orang tua. Orang tua
adalah pendamping pertama yang dikenal oleh peserta. Di sini orang tua sebagai seorang Katolik wajib mendidik anak-anaknya menjadi Katolik juga, seperti janji
perkawinan yang telah diucapkaan sewaktu menerima sakramen perkawinan. Maka dari itu orang tua wajib memberikan motivasi dan mendorong anaknya
untuk mendaftar ikut pelajaran komuni pertama dan juga memberi semangat supaya rajin berangkat pertemuan, rajin mengikuti kegiatan lingkungan, dan
kegiatan Gereja. Karena itu peran orang tua sangatlah penting di dalam proses anak mengikuti pelajaran komuni pertama.
14
3. Unsur-unsur dalam Pelajaran Komuni Pertama
Untuk mendukung pelajaran Komuni Pertama, dibutuhkan tenaga-tenaga katekis yang siap untuk memberikan katekese kepada para calon penerima
sakramen. Mereka akan mengajar, melatih dan meneguhkan untuk menjadi Katolik. Katekis sendiri juga diharapkan memiliki bekal yang cukup agar mampu
mendampingi para calon dengan kesungguhan hati. Yang dimaksudkan mendampingi ialah mengajar, meneguhkan, dan bahkan menjadi saksi serta
teladan bagi para calon. Dibutuhkan juga sarana-sarana yang menunjang, diantaranya adalah buku pegangan mengajar. Dengan buku yang ada, diharapkan
katekis bisa terbantu baik dalam wawasan pengajaran, metode, maupun isi agar pendampingan menjadi optimal. Dan juga dibutuhkan waktu dan kesetiaan para
calon untuk mengikuti pendampingan. Waktu menjadi sarana pengendapan sedangkan kesetiaan calon untuk hadir akan menjadi pertanda keseriusan tersebut
untuk menjadi Katolik Komkat KAS, 2012:11. Dapat diambil kesimpulan bahwa unsur-unsur dalam pelajaran komuni pertama adalah hal-hal yang
bersangkutan dengan komuni pertama dan Ekaristi yang dapat mempengaruhi daya tangkap peserta komuni pertama supaya dapat memahami, mengetahui dan
menerapkan semua hal yang telah dipelajari dan diberikan oleh guru agama atau pendamping yang berkaitan dengan penghayatan ekaristi.
a. Pendamping Komuni Pertama atau Guru Agama Di dalam buku “Katekese Inisiasi” yang diterbitkan oleh Komisi Kateketik
Keuskupan Agung Semarang bahwa pendamping komuni pertama atau yang biasa disebut guru agama adalah pendamping yang diperlukan dalam pelajaran komuni
15
pertama. Pendamping pelajaran komuni pertama ini adalah seorang beriman yang dipercaya oleh Gereja untuk membantu anak-anak mempersiapkan menyambut
komuni pertama secara matang dan terorganisir. Persiapan yang matang dan terorganisir ini memerlukan keterampilan dan kemampuan seorang pendamping
untuk mengolah lebih lanjut bahan-bahan, sehingga akan terwujud dalam hal penyampaian materi secara sederhana dan mudah dimengerti oleh peserta.
Seorang pendamping yang bertanggungjawab haruslah mengetahui nilai-nilai strategis dari peserta, supaya dapat masuk dalam pola pikir peserta dengan mudah.
Seperti dalam hal umur, peserta lebih peka dengan kehidupan bersama dengan teman sebayanya. Pertumbuhan sikap dan tindak dalam hubungannya dengan
teman sebaya, tampak lebih dominan. Pendamping dapat membantu peserta untuk mengembangkan pengertian penghayatan tentang cinta kasih yang dapat dilihat
dalam kebersamaan dengan teman sebaya. Selanjutnya diharapkan bahwa peserta mampu untuk menghayatai kebersamaannya dalam merayakan Ekaristi itu sebagai
peristiwa bersama untuk merayakan cinta kasih yang dihadiahkan oleh Yesus Kristus.
Seorang pendamping komuni pertama yang kreatif adalah harus dapat memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Dengan cara pada saat memberikan
pengajaran dapat disisipkan ayat-ayat Kitab Suci dan juga maknanya. Ini diharapkan supaya peserta mengenal, mengetahui isinya dan juga tahu bagaimana
membuka Kitab Suci yang benar sesuai dengan bab dan ayat. Pendamping juga dapat menggunakan berbagai macam metode yang ada dalam mengajar. Seperti
bercerita, ceramah, permainan, kuis, lomba cerdas cermat, menggunakan alat
16
peraga, menggunakan LCD dan masih banyak yang lain. Dengan berbagai macam metode yang digunakan, peserta tidak mudah bosan dengan materi yang diberikan
karena selalu baru dan juga sesuai dengan semangatnya peserta. Seorang pendamping mempunyai tugas untuk mempersiapkan dan
mendampingi peserta untuk menerima komuni pertama. Setiap peserta pastilah mempunyai orang tua masing-masing, di sini orang tua juga mempunyai peran
untuk mendampingi peserta pada saat di rumah. Maka, kerjasama antara pendamping atau guru agama, orang tua dan, peserta sangatlah diperlukan.
Misalnya, apabila peserta diberikan tugas oleh pendamping untuk menghafalkan doa orang tua dengan setia membantu untuk mempersiapkannya. Apabila peserta
diberi tugas untuk berdoa bersama keluarga, orang tua juga harus mendukung dengan cara mengajak anak-anaknya untuk berdoa bersama. Orang tua juga harus
mendorong dan memberi semangat anaknya untuk pergi ke Gereja pada hari Minggu, untuk mengikuti kegiatan di lingkungan bila perlu orang tuanya juga ikut
aktif dalam kegiatan di lingkungan tersebut. Usaha-usaha ini semua untuk membantu pendamping komuni pertama mencapai tujuan bersama yaitu
mengantarkan peserta untuk menerima komuni pertama dan juga di dalam diri peserta tertanam rasa penghayatan Ekaristi.
b. Buku Pegangan dalam Proses Pendampingan Komuni Pertama Di dalam setiap pertemuan pastilah menggunakan berbagai buku pegangan
yang dipaikai oleh pendamping maupun peserta komuni pertama. Buku pegangan digunakan untuk membantu peserta dan pendamping agar dapat memahami hal-
hal apa saja yang akan dipelajari. Buku pegangan juga membantu pendamping
17
untuk mengatur atau membuat jadwal untuk pemberian materi pada pertemuan- pertemuan selanjutnya. Ada berbagai macam buku yang dapat digunakan
pendamping untuk memberikan pelajaran komuni pertama. Dari penerbit kanisius ada tiga buah buku diantaranya “Persiapan Komuni Pertama” karangan Drs. Al.
Amin Susanto, “Aku Menerima Komuni Pertama” karangan L. Prasetya, Pr, dan “Yesus Pokok Anggur” karangan Drs. A. Soenarto S.W dkk. Di dalamnya
memuat tentang berbagai macam hal-hal yang diperlukan untuk memberikan pengetahuan kepada peserta tentang liturgi, roti hidup, tentang Yesus Kristus, dan
masih banyak lagi yang lainnya. Di dalam buku tersebut sudah berisi tentang metode pengajaraan, langkah-langkah pengajaran, berbagai macam nyanyian,
permainan, ayat-ayat Kitab Suci dan juga tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh peserta. Ini sangat membantu dalam hal menyampaikan materi. Sebagai
pendamping yang bertanggungjawab, sebaiknya memberikan variasi materi yang akan digunakan dalam pendampingan. Mempersiapkan materi dan sarana yang
akan dipakai dalam pelajaran komuni pertama itu sifatnya wajib. Supaya pendamping dapat menyampaikan materi dengan lancar dan dapat dimengerti
dengan mudah oleh peserta. Selain buku pegangan ada juga buku lain yang digunakan dalam pelajaran
komuni pertama seperti, Kitab Suci, Madah Bakti, Kidung Adi, Puji Syukur, dll. Buku-buku tersebut membantu peserta untuk lebih memahami tentang ayat-ayat
Kitab Suci dan juga mengetahui urutan dalam Perayaan Ekaristi dan juga hal-hal apa saja yang dapat dilakukan untuk dapat membantu dalam penghayatan ekaristi.
18
c. Peserta Pelajaran Komuni Pertama Peserta adalah unsur yang paling penting dalam pelajaran komuni pertama
untuk mempersiapkan menerima Sakramen Ekaristi. Karena apabila tidak ada peserta yang mengikuti maka, tidak ada gunanya pendamping atau guru agama
yang mempunyai wawasan luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar para calon penerima Sakramen Ekaristi. Dan juga buku-buku yang digunakanpun
tidak berguna apa-apa, sebab tidak ada yang menggunakan buku tersebut. Semuanya sia-sia belaka tanpa ada partisipasi dari peserta sendiri untuk mengikuti
pelajaran komuni pertama.