TUJUAN PERTEMUAN MATERI METODE SARANA PROSES PENDAMPINGAN 1. Pengantar

D. MATERI

1. Ekaristi sebagai ungkapan syukur, yang diwujudkan dalam doa dan perayaan 2. Ekaristi sebagai kenangan perjamuan Kristus, puncak perayaan dan kesatuan Gereja.

E. METODE

1. Sharing 2. Informasi 3. Tanya jawab

F. SARANA 1. LCD

2. Laptop 3. Spiker

G. PROSES PENDAMPINGAN a. Langkah I : Peserta diajak untuk sharing tentang Makna Perayaan

Ekaristi Sekarang teman-teman mensharingkan pemahaman kalian tentang Makna Perayaan Ekaristi dengan menggunakan kata-kata sendiri.

b. Langkah II : Informasi Makna Perayaan Ekaristi

Sakramen adalah perbuatan manusiawi atau gerejawi yang melambngkan atau lebih baik melaksanakan secara simbolis suatu tindakan Allah terhadap kita, maka ritus-ritus sakramen harus dilaksankan secara sungguh-sungguh penuh sehingga bisa dirasakan Iman Katolik : 401. Dengan kata lain Sakramen adalah tanda dan sarana dari Allah yang dilakukan oleh umat Allah dengan berbagai macam cara. Seperti Sakramen Ekaristi, yang menggunakan Anggur dan Roti sebagai tanda dan sarana. Ekaristi merupakan tanda dan sarana, artinya sakramen merupakan persatuan dengan Allah dan kesatuan antar manusia. Ekaristi adalah perayaan umat. Suatu perayaan yang di dalamnya mengandung sebuah tanda akan kehadiran Tuhan dalam umat. Perayaan Ekaristi adalah sebagai Perayaan Syukur. Perayaan Ekaristi bukanlah sembarang perayaan, tetapi Perayaan Syukur. Syukur tidak berarti berterimakasih, tetapi pernyataan rasa kagum, hormat, kegembiraan dan kebahagiaan. Syukur pertama-tama bukan karena anugerah yang telah diterima, tetapi karena kebaikan Tuhan. Ekaristi itu juga Perayaan Sakramental. Dalam tradisi Yahudi dikenal adanya Perayaan Perjamuan. Perayaan Perjamuan adalah Perjamuan makan bersama- sama keluarga dalam satu meja besar. Perjamuan makan ini sering diadakan untuk merayakan Paska. Bentuk perjamuan Yahudi itu adalah perjamuan makan yang di dalamnya terdiri dari doa sebelum makan di dalam DSA disebut pemecahan roti, makan, dan doa sesudah makan di dalam DSA disebut pemberkatan piala. Doa tersebut selalu dibawakan oleh seorang pemimpin Kepala Keluarga. Anggota keluarga sekarang menjadi Umat yang lain ikut terlibat dan ambil bagian dengan menjawab “Amin” serta dengan makan roti dan minum anggur dari piala. Pada zaman sekarang dibubah dengan menghilangkan tradisi makan bersama dengan hidangan yang banyak, kemudian doanya sekarang dinamakan Doa Syukur Agung DSA, dan makanannya daiganti dengan Anggur dan Hosti. Di dalam Perayaan Ekaristi Roti dan Anggur bukanlah termasuk unsur atau bagian makan, tetapi termasuk unsur doa Ibadah. Roti dan Anggur mempunyai makna sebagai “alat penghubung”. Dalam perjamuan malam terakhir, Yesus menggunakan bentuk perjamuan tradisi Yahudi lih Luk 22:19-20. Umat Kristiani perdana kerap kali berkumpul dan melaksankan perjamuan sesuai dengan pesan Yesus, sebagai kenangan akan karya keselamatan. Umat Gereja Perdana mengadakan perjamuan dengan memakai bentu yang sudah ada. Tetapi dalam perkambangannya pada bagian makan dihilangkan. Yang ada sampai sekarang hanya doa saja, dengan mengambil bentuk doa sesudah makan. Doa tersebut sekarang disebut dengan “Doa Syukur Agung”. Roti dan Anggur tetap dipertahankan sebagai “alat penghubung”. Atau lebih tepatnya sebagai tanda sakramental yang diimani sebagai Tubuh dan Darah Kristus. Di dalam Perayaan Ekaristi, umat mengenangkan karya Penyelamatan Allah. Dalam perjamuan malam terakhir, setelah mengucapkan berkat atas Roti dan Anggur dan membagi-bagikannya, Yesus berpesan: “Lakukanlah ini sebagai kenangan akan Aku” lih. Luk 22:19-20 1Kor 11:23-25. Karya Penyelamatan sudah mencapai kepenuhannya pada Yesus Kristus. Kristus yang menyerahkan diri di kayu Salib dan wafat telah dibangkitakan oleh Allah Bapa. Umat pun telah diselamatkan tetapi belum sampai pada kepenuhannya. Karya Allah ini belum selesai dan juga belum lewat. “Kepenuhannya” , kedatangan-Nya kita rindukan. Kerinduan hati umat ini menjadi dasar pengenangan akan karya penyelamatan Allah. c. Ice Breaking : SATUAN PENDAMPINGAN III SESI II

A. IDENTITAS

Dokumen yang terkait

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo.

4 72 183

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul.

0 4 197

Peranan lagu rohani ekaristi dalam meningkatkan pemaknaan perayaan ekaristi bagi kaum muda Katolik di Paroki Santo Antonius Kotabaru.

0 3 146

Katekese model group media sebagai upaya untuk meningkatkan rasa solidaritas kaum Muda Katolik Paroki Administratif Santa Maria Ratu, Bayat, Klaten terhadap kaum miskin.

1 1 182

Peranan katekese persiapan komuni pertama terhadap penghayatan ekaristi bagi anak-anak di Paroki Hati Kudus Yesus Laktutus, Atambua-Ntt.

3 74 161

Penghayatan spiritualitas keterlibatan umat berinspirasi pada Santa Maria dalam hidup menggereja di Paroki Santa Maria Kota Bukit Indah Purwakarta.

0 0 189

Penggunaan Bahasa Jawa dalam perayaan Ekaristi di Stasi Santo Fransiskus Xaverius Kemranggen, Paroki Santo Yohanes Rasul Kutoarjo

1 28 181

Pengaruh keaktifan mengikuti perayaan Ekaristi terhadap keterlibatan tugas pelayanan (Diakonia) umat lingkungan Santo Xaverius Siyono Kuasi Paroki Santo Yusup Bandung Gunungkidul

0 2 195

Makna ekaristi bagi spiritualitas pelayanan prodiakon Paroki Santa Perawan Maria Tak Bercela Nanggulan - USD Repository

0 0 169

Peranan ekaristi dalam meningkatkan hidup beriman umat kristiani usia 30 tahun ke atas Paroki Administratif Santa Maria Assumpta Cawas - USD Repository

1 0 158