f. Mengurangi tindakan yang tidak aman melalui komitmen manajemen
puncak. Salah satu temuan yang paling konsisten dalam literature adalah program
perusahaan yang berhasil menurut komitmen manajemen yang kuat terhadap keamanan.
2.2. Kinerja Karyawan
2.2.1. Pengertian Kinerja Karyawan
Mangkunegara dan Anwar Prabu 2000:67 mengatakan kinerja adalah “Hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai
dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. Sedangkan menurut Dharma 1993:212 “Kinerja adalah sesuatu
yang dikerjakan atau produk atau jasa yang dihasilkan atau diberikan seseorang atau kelompok orang”.
Dari kedua pendapat di atas, dapat diambil suatu pengertian bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas yang
diberikan kepadanya sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kinerja dapat digunakan sebagai ukuran hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah
dicapai oleh seorang karyawan atau pegawai dalam rangka melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah dibebankan kepadanya.
2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Robert L. Mathis dan Jhon H. Jackson 2006:113 menyatakan bahwa ada tiga faktor utama yang mempengaruhi bagaimana individu yang ada
bekerja, yaitu:
1. Kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut
2. Tingkat usaha yang dicurahkan
3. Dukungan organisasi
Menurut model mitra-lawyerdalam Moeheriono, 2009:61 kinerja individu dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Harapan mengenai imbalan
2. Dorongan
3. Kemampuan
4. Kebutuhan dan sifat
5. Persepsi atas tugas
6. Imbalan eksternal dan internal
7. Persepsi terhadap tingkat imbalan dan kepuasan kerja
Menurut Moeheriono 2009:94 keberhasilan suatu kinerja akan sangat tergantung dan ditentukan oleh beberapa aspek dalam melaksanakan
pekerjaan, antara lain kejelasan peran role clarity, tingkat kompetensi competencies, keadaan lingkungan environment dan faktor lainnya
seperti nilai value, budaya culture, kesukaan preference, imbalan dan pengakuan rewards and recognition.
2.2.3. Pengukuran Kinerja
Menurut Dharma 1993:46 menyatakan bahwa criteria dalam pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Kuantitas
Berkaitan dengan jumlah yang harus diselesaikan. Merupakan ukuran kuantitatif yang melibatkan perhitungan dari proses atau pelaksanaan
kegiatan. Hal ini berkaitan dengan jumlah yang dihasilkan, sehingga untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi kerja karyawan tersebut
dibandingkan dengan standar kuantitas yang ditetapkan oleh perusahaan. 2.
Kualitas Berkaitan dengan mutu yang dihasilkan baik atau buruknya. Ukuran
kualitas yang mencerminkan “tingkat kepuasan” yaitu seberapa baik penyelesaian dari suatu perusahaan walaupun standar kualitas sulit diukur
atau ditentukan tapi hal ini penting sebagai acuan pencapaian sasaran penyelesaian suatu pekerjaan.
3. Ketepatan waktu
Berkaitan dengan sesuai tidaknya dengan waktu yang telah direncanakan. Merupakan ukuran kuantitatif yang menentukan ketepatan waktu
penyelesaian suatu kegiatan. Dalam hal ini penetapan standar waktu biasanya ditentukan berdasarkan pengalaman sebelumnya.
2.2.4. Penilaian Kinerja, Manfaat, Tujuan, dan Fungsinya