ANALISIS PENELITIAN PELAKSANAAN DAN ANALISIS DATA

Tabel 4.23 Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I Dan Siklus II No Jenis data Hasil Belajar Siswa Siklus I Siklus II 1 Nilai tertinggi 81,4 86,7 2 Nilai terendah 44,3 58, 3 3 Kriteria sangat baik 3 12 5 Kriteria baik 18 17 6 Kriteria cukup 7 1 7 Kriteria kurang 2 8 Jumlah siswa yang tuntas ≥ 74 9 21 9 Jumlah siswa yang belum tuntas 74 21 9 10 Rata-rata nilai keseluruhan 67,9 76,22 11 Ketuntasan klasikal 30 70 Berdasarkan tabel 4.23 di atas, hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing pada siklus I dan siklus II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar. Pada siklus I nilai tertinggi yang diperoleh adalah 81,4 dan nilai terendah adalah 44,3. Siswa yang masuk dalam kriteria nilai sangat baik berjumlah 3 orang, kriteria baik berjumlah 18 orang, kriteria cukup berjumlah 7 orang, dan kriteria kurang berjumlah 2 orang. Dari 30 siswa, jumlah si swa yang tuntas ≥ 74 ada 9 siswa sedangkan 21 siswa lainnya tidak tuntas 74. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 67,9. Dengan demikian, persentase kelas yang diperoleh dari siklus I ini adalah sebesar 30 . . Pada siklus II, nilai tertinggi yang diperoleh adalah 86,7 dan nilai terendah adalah 58,3. Siswa yang masuk dalam kriteria nilai sangat baik berjumlah 12 orang, kriteria baik berjumlah 17 orang, kriteria cukup berjumlah 1 orang, dan tidak ada siswa dengan kriteria kurang. Dari 30 jumlah siswa, si swa yang tuntas ≥ 74 ada 21 siswa sedangkan 9 siswa lainnya tidak tuntas 74. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah sebesar 76,22. Oleh karena itu, dari hasil yang diperoleh siswa, terjadi peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dilihat dari rata-rata nilai yang diperoleh yaitu dari 67,9 menjadi 76,22. 4. Analisis observasi komunikasi a. Analisis hasil observasi komunikasi oleh observer 1 Pertemuan pertama siklus 1 Tabel 4.24 Persentase Perolehan Skor Dari Lembar Observasi Komunikasi Pada Pertemuan Pertama Siklus 1 No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 1 S1 71,43 Tinggi 2 S2 85,71 Sangat tinggi 3 S3 42,86 Sedang 4 S4 71,43 Tinggi 5 S5 71,43 Tinggi No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 6 S6 42,86 Sedang 7 S7 71,43 Tinggi 8 S8 57,14 Sedang 9 S9 28,57 Sangat rendah 10 S10 57,14 Sedang 11 S11 71,43 Tinggi 12 S12 71,43 Tinggi 13 S13 42,86 Sedang 14 S14 71,43 Tinggi 15 S15 71,43 Tinggi 16 S16 57,14 Sedang 17 S17 71,43 Tinggi 18 S18 71,43 Tinggi 19 S19 42,86 Sedang 20 S20 57,14 Sedang 21 S21 57,14 Sedang 22 S22 57,14 Sedang 23 S23 71,43 Tinggi 24 S24 57,14 Sedang 25 S25 85,71 Sangat tinggi 26 S26 57,14 Tinggi 27 S27 71,43 Tinggi 28 S28 57,14 Sedang 29 S29 71,43 Tinggi 30 S30 42,86 Sedang Persentase rata- rata 61,93 Tinggi Tabel 4.24 merupakan persentase dari hasil observasi komunikasi siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dengan persentase rata-rata keseluruhan komunikasi siswa sebesar 61,93 , yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria komunikasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.24 maka dapat dihitung jumlah siswa pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.25 Persentase Masing-Masing Kriteria Komunikasi Pada Pertemuan Pertama Siklus 1 Kriteria Jumlah siswa Persentase Sangat tinggi 2 Tinggi 14 Sedang 13 Rendah Sangat rendah 1 Berdasarkan tabel 4.25, terdapat 6,66 2 siswa tergolong kriteria komunikasi sangat tinggi, 46,66 14 siswa tergolong kriteria komunikasi tinggi, 43,33 13 siswa tergolong kriteria komunikasi cukup, 0 tergolong kriteria komunikasi rendah, dan 3,33 siswa tergolong kriteria komunikasi sangat rendah. 2 Pertemuan kedua siklus 1 Tabel 4.26 Persentase Perolehan Skor Dari Lembar Observasi Komunikasi Pada Pertemuan Kedua Siklus 1 No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 1 S1 57,14 Sedang 2 S2 42,86 Sedang 3 S3 57,14 Sedang 4 S4 57,14 Sedang 5 S5 42,86 Sedang 6 S6 42,86 Sedang 7 S7 71,43 Tinggi No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 8 S8 57,14 Sedang 9 S9 71,43 Tinggi 10 S10 57,14 Sedang 11 S11 57,14 Sedang 12 S12 57,14 Sedang 13 S13 42,86 Sedang 14 S14 71,43 Tinggi 15 S15 71,43 Tinggi 16 S16 57,14 Sedang 17 S17 71,43 Tinggi 18 S18 57,14 Sedang 19 S19 42,86 Sedang 20 S20 57,14 Sedang 21 S21 57,14 Sedang 22 S22 57,14 Sedang 23 S23 57,14 Sedang 24 S24 57,14 Sedang 25 S25 57,14 Sedang 26 S26 57,14 Sedang 27 S27 71,43 Tinggi 28 S28 57,14 Sedang 29 S29 71,43 Tinggi 30 S30 57,14 Sedang Persentase rata- rata 58,09 Sedang Tabel 4.26 merupakan persentase dari hasil observasi komunikasi siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan kedua dengan rata-rata keseluruhan komunikasi siswa sebesar 58,09, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria komunikasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.26 maka dapat dihitung jumlah siswa pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.27 Persentase Masing-Masing Kriteria Komunikasi Pada Pertemuan Kedua Siklus 1 Kriteria Jumlah siswa Presentase Sangat tinggi Tinggi 6 Sedang 23 Rendah Sangat rendah Berdasarkan tabel 4.27, terdapat 0 dan tergolong pada kriteria komunikasi sangat tinggi, 20 6 siswa tergolong pada kriteria komunikasi tinggi, 76,66 23 siswa tergolong pada kriteria komunikasi cukup, 0 tergolong kriteria komunikasi rendah, dan 0 siswa tergolong kriteria komunikasi sangat rendah. Secara keseluruhan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dapat disimpulkan bahwa persentase rata-rata komunikasi belajar siswa belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 70 yang dapat dilihat dari rata-rata secara keseluruhan yaitu rata-rata pertemuan pertama 61,93 dan rata-rata pertemuan kedua 58,09. 3 Pertemuan pertama siklus 2 Tabel 4.28 Persentase Perolehan Skor Dari Lembar Observasi Komunikasi Pada Pertemuan Pertama Siklus 2 No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 1 S1 71,43 Tinggi 2 S2 71,43 Tinggi 3 S3 71,43 Tinggi 4 S4 85,71 Sangat tinggi 5 S5 71,43 Tinggi 6 S6 42,86 Sedang 7 S7 71,43 Tinggi 8 S8 57,14 Sedang 9 S9 85,71 Sangat tinggi 10 S10 71,43 Tinggi 11 S11 71,43 Tinggi 12 S12 71,43 Tinggi 13 S13 42,86 Sedang 14 S14 71,43 Tinggi 15 S15 71,43 Tinggi 16 S16 57,14 Sedang 17 S17 71,43 Tinggi 18 S18 71,43 Tinggi 19 S19 57,14 Sedang 20 S20 57,14 Sedang 21 S21 57,14 Sedang 22 S22 57,14 Sedang 23 S23 71,43 Tinggi 24 S24 57,14 Sedang 25 S25 85,71 Sangat tinggi 26 S26 57,14 Tinggi 27 S27 71,43 Tinggi 28 S28 57,14 Sedang 29 S29 71,43 Tinggi 30 S30 71,43 Tinggi Persentase rata- rata 66,66 Tinggi Tabel 4.28 merupakan data observasi komunikasi siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan pertama dengan persentase rata-rata keseluruhan komunikasi siswa sebesar 66,66, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria komunikasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.28 maka dapat dihitung jumlah siswa pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut Tabel 4.29 Persentase Masing-Masing Kriteria Komunikasi Pada Pertemuan Pertama Siklus 2 Kriteria Jumlah siswa Presentase Sangat tinggi 3 Tinggi 17 Sedang 10 Rendah Sangat rendah Berdasarkan tabel 4.29, terdapat 10 3 siswa yang mempunyai kriteria komunikasi sangat tinggi, 56,66 17 siswa mempunyai kriteria komunikasi tinggi, 33,33 10 siswa mempunyai komunikasi yang cukup, 0 mempunyai komunikasi rendah, dan 0 siswa mempunyai kriteria komunikasi sangat rendah 0 dengan rata-rata secara keseluruhan 66,66 . 4 Pertemuan kedua siklus 2 Tabel 4.30 Persentase Perolehan Skor Dari Lembar Observasi Komunikasi Pada Pertemuan Kedua Siklus 2 No Siswa Persentase komunikasi Kriteria 1 S1 71,43 Sangat tinggi 2 S2 57,14 Tinggi 3 S3 57,14 Tinggi 4 S4 85,71 Sangat tinggi 5 S5 85,71 Sangat tinggi 6 S6 57,14 Sedang 7 S7 85,71 Sangat tinggi 8 S8 57,14 Sedang 9 S9 57,14 Sedang 10 S10 71,43 Tinggi 11 S11 85,71 Sangat tinggi 12 S12 85,71 Sangat tinggi 13 S13 57,14 Sedang 14 S14 57,14 Sangat tinggi 15 S15 57,14 Sedang 16 S16 71,43 Tinggi 17 S17 85,71 Sangat tinggi 18 S18 71,43 Tinggi 19 S19 57,14 Sedang 20 S20 85,71 Sangat tinggi 21 S21 85,71 Sangat tinggi 22 S22 71,43 Tinggi 23 S23 85,71 Sangat tinggi 24 S24 71,43 Tinggi 25 S25 85,71 Sangat tinggi 26 S26 85,71 Sangat tinggi 27 S27 85,71 Sangat tinggi 28 S28 57,14 Sedang 29 S29 71,43 Sangat tinggi 30 S30 71,43 Tinggi Persentase rata- rata 72,38 Tinggi Tabel 4.30 merupakan persentase dari data observasi komunikasi siswa selama proses pembelajaran pada pertemuan keempat dengan persentase rata-rata keseluruhan komunikasi siswa sebesar 72,38, yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kriteria sesuai dengan kriteria komunikasi belajar pada BAB III. Berdasarkan tabel 4.30 maka dapat dihitung jumlah siswa pada setiap kriteria seperti pada tabel berikut : Tabel 4.31 Persentase Masing-Masing Kriteria Komunikasi Pada Pertemuan Kedua Siklus 2 Kriteria Jumlah siswa Presentase Sangat tinggi 15 Tinggi 8 Sedang 7 Rendah Sangat rendah Berdasarkan tabel 4.31, terdapat 50 15 siswa yang mempunyai kriteria komunikasi sangat tinggi, 26,66 8 siswa mempunyai kriteria komunikasi tinggi, 23,33 7 siswa mempunyai komunikasi yang cukup, 0 mempunyai komunikasi rendah, dan 0 siswa mempunyai kriteria komunikasi sangat rendah dengan persentase rata-rata secara keseluruhan 72,38 . Secara keseluruhan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua dapat disimpulkan bahwa komunikasi belajar siswa sudah mencapai indikator keberhasilan yaitu 70 karena mengalami peningkatan yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat dilihat dari persentase rata-rata secara keseluruhan yaitu persentase rata-rata pertemuan pertama 66,66 dan persentase rata-rata pertemuan kedua 72,38. Berdasarkan persentase komunikasi belajar siklus 1 dan siklus 2 dapat disimpulkan bahwa komunikasi belajar siswa mengalami peningkatan yang dapat dilihat pada persentase secara keseluruhan pada setiap pertemuan. Persentase masing-masing indikator komunikasi siswa siklus I dan siklus 2 disajikan dalam tabel berikut : Tabel 4.32 Persentase Indikator Komunikasi Belajar Siswa tiap pertemuan Siklus Pert. ke Indikator Komunikasi Belajar Siswa Indikator 1 Kriteria Indikator 2 Kriteria 1 1 Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 56 Sedang Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 75 Tinggi 2 Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 51,3 Sedang Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 75 Tinggi 2 1 Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 59,3 Sedang Siswa mampu menyampaikan gagasan secara logis dan jelas kepada teman dan juga guru 85 Sangat tinggi 2 Siswa mampu menyampaikan gagasan secara 64,6 Tinggi Siswa mampu menyampaikan gagasan secara 91,6 Sangat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Siklus Pert. ke Indikator Komunikasi Belajar Siswa Indikator 1 Kriteria Indikator 2 Kriteria logis dan jelas kepada teman dan juga guru logis dan jelas kepada teman dan juga guru tinggi Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada siklus I pertemuan pertama persentase perolehan skor indikator 1 sebesar 56 dan persentase perolehan skor indikator 2 sebesar 75, pada siklus I pertemuan kedua persentase perolehan skor skor indikator 1 sebesar 51,3 dan persentase perolehan skor indikator 2 sebesar 75. Sedangkan pada siklus 2 pertemuan pertama persentase perolehan skor indikator 1 sebesar 59,3 dan persentase perolehan skor indikator 2 sebesar 85, pada siklus 2 pertemuan kedua persentase perolehan skor indikator 1 sebesar 64,6 dan persentase perolehan skor indikator 2 sebesar 91,6. 5. Analisis wawancara siswa Wawancara kepada siswa dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui pendapat siswa sebelum dan saat menerapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing. a. Sebelum tindakan Berbagai macam pendapat siswa sebelum diterapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing yaitu sebagai berikut: 1 Berdasarkan hasil wawancara tentang kesulitan dalam pembelajaran matematika terdapat 9 orang siswa mengalami kesulitan dengan 4 orang diantaranya bingung dan tidak paham apabila materi yang disampaikan terlalu cepat, dan terdapat 1 orang siswa kurang fokus dalam mengikuti pelajaran sehingga tidak paham dengan penjelasan. 2 Berdasarkan hasil wawancara tentang keaktifan saat diskusi kelas atau diskusi kelompok terdapat 5 orang siswa tidak aktif karena bingung dengan materi yang diajarkan dan juga karena malu untuk bertanya, dan ada 5 orang siswa aktif baik dalam diskusi kelas maupun dalam diskusi kelompok. 3 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemauan siswa untuk mengatasi permasalahan matematika yang diberikan oleh guru, terdapat 4 orang siswa diam saja karena tidak paham, 5 orang siswa berusaha mencari solusi atau mencari jawaban dengan bertanya kepada teman, dan 1 orang siswa bingung dengan apa yang mau dijawab. 4 Berdasarkan hasil wawancara tentang mengemukakan pendapat di dalam kelas atau di dalam kelompok terdapat 7 orang siswa tidak pernah mengemukakan pendapat di dalam kelas maupun di dalam kelompok karena sebagian tidak paham dan juga jarang ada pembentukan kelompok di dalam kelas, dan 3 orang siswa pernah mengemukakan pendapat yaitu saat presentasi dan juga saat ditanya oleh guru. 5 Berdasarkan hasil wawancara tentang keberanian siswa untuk bertanya kepada guru saat belum mengerti dengan materi yang dipelajari terdapat 6 orang siswa belum pernah bertanya karena bingung dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI apa yang mau ditanyakan dan juga malu untuk bertanya, ada 3 orang siswa yang pernah memberikan pertanyaan tetapi jarang karena malu dan takut salah, serta ada 1 orang siswa yang sering bertanya tetapi saat sudah selesai pelajaran. 6 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemauan siswa untuk bertanya kepada teman lain jika ada materi yang belum dipahami, terdapat 4 orang siswa lebih sering bertanya kepada teman sebangku, ada 2 orang siswa yang hanya mau bertanya kepada teman dekat, 1 orang siswa hanya bertanya kepada teman yang lebih pintar, 1 orang siswa selalu bertanya kepada teman di sekitar, dan ada 2 orang siswa yang jarang bertanya. 7 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemampuan siswa untuk menjelaskan kepada teman lain jika ada yang bertanya maka terdapat 8 orang siswa yang membantu menjelaskan sesuai dengan kemampuannya kepada orang yang bertanya dan ada 2 orang siswa yang menyuruh bertanya kepada teman lain. b. Saat tindakan Berbagai macam pendapat siswa saat diterapkan pembelajaran dengan model penemuan terbimbing yaitu sebagai berikut: 1 Berdasarkan hasil wawancara tentang kesulitan yang dihadapi siswa dalam pembelajaran matematika ke-10 orang siswa tersebut bisa lebih mengerti dengan materi yang dipelajari serta tidak mengalami kesulitan saat mengisi LKS karena selalu dibimbing oleh guru. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2 Berdasarkan hasil wawancara tentang keaktifan saat diskusi kelas atau diskusi, 10 orang siswa tersebut aktif dalam diskusi kelas maupun diskusi kelompok karena harus menemukan sendiri jawaban dalam mengisi LKS, mendapat tugas dalam kelompok untuk mengisi LKS, serta aktif karena diperhatikan oleh guru. 3 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemampuan siswa untuk mengatasi permasalahan matematika yang diberikan oleh guru saat guru memberikan suatu permasalahan matematika, salah satunya mengisi LKS, 10 siswa ini mencari solusi atau mencari jawaban dari masalah yang diberikan karena apabila mengalami kesulitan bisa bertanya dan dibantu oleh teman sekelompok, dan juga akan menyampaikan hasil penemuan kepada guru dan juga teman-teman. Berdasarkan hasil wawancara tentang mengemukakan pendapat di dalam kelas atau di dalam kelompok terdapat 4 Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa 10 siswa ini pernah mengemukakan pendapat baik di dalam kelas maupun di dalam kelompok. Mengemukakan pendapat di dalam kelas yaitu saat presentasi dan di dalam kelompok saat mengisi LKS. Semua siswa di dalam kelompok diberikan kesempatan untuk memberikan pendapat. Memberikan pendapat di dalam kelompok lebih rileks karena bersama teman-teman kelompok. 5 Berdasarkan hasil wawancara tentang keberanian siswa untuk bertanya kepada guru saat belum mengerti dengan materi yang dipelajari, 10 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI siswa ini sering bertanya kepada guru karena guru sering sekali berkeliling ke kelompok-kelompok dan juga jika tidak bertanya maka akan mengalami kesulitan dalam mengisi LKS. 6 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemauan siswa untuk bertanya kepada teman lain jika ada materi yang belum dipahami, 10 siswa ini sering bertanya kepada teman yaitu teman kelompok karena harus mengisi LKS bersama – sama. 7 Berdasarkan hasil wawancara tentang kemampuan siswa untuk menjelaskan kepada teman lain jika ada yang bertanya, 10 siswa ini akan berusaha memberikan penjelasan kepada yang bertanya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan analisis wawancara di atas, dapat disimpulkan bahwa 10 siswa ini lebih aktif berkomunikasi dalam pembelajaran saat menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Hal ini dapat dilihat dari pendapat siswa saat wawancara.

D. PEMBAHASAN

1. Keterlaksanaan Proses Pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing Berdasarkan tabel keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing, maka diperoleh hasil analisis keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing pada setiap pertemuan. Selama pelaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing pada setiap pertemuan, terdapat aspek yang tidak terlaksana. Rata-rata aspek yang tidak terlaksana pada setiap pertemuan adalah 1 aspek. Pada pertemuan pertama siklus 1, persentase keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah 95,2 dan tergolong sangat tinggi. Namun, menurut observer II ada aspek yang tidak terlaksana yaitu aspek ke 7 yakni guru memberikan feedback untuk mengukur kemampuan siswa. Aspek ini tidak terlaksana karena keterbatasan waktu. Pada pertemuan kedua siklus 1, persentase keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah 95,2 dan tergolong sangat tinggi. Pada pertemuan ini, ada 1 aspek yang tidak terlaksana yaitu aspek 7 yaitu guru memberikan feedback untuk mengukur kemampuan siswa. Waktu paling banyak dihabiskan untuk menemukan rumus diagonal bidang pada kubus dan balok. Pada pertemuan pertama siklus 2, presentase keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah 95,2 dan tergolong sangat tinggi. Pada pertemuan ini, menurut observer 2 terdapat aspek ke 6 yang tidak terlaksana yakni guru memeriksa jawaban siswa. Waktu paling banyak dihabiskan untuk membahas tugas dan mengisi LKS. Sedangkan pada pertemuan kedua siklus 2, persentase keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing adalah 100 dan tergolong sangat tinggi. Semua aspek terlaksana menurut observer I, II, dan observer III. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berdasarkan analisis keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing secara keseluruhan maka diperoleh persentasenya yakni 96,4 . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran matematika kelas VIII B SMP Kanisius Gayam pada materi kubus dan balok tergolong sangat tinggi. Berikut akan dipaparkan grafik keterlaksanaan model pembelajaran penemuan terbimbing agar bisa mengetahui presentase keterlaksanaan model pembelajaran pada setiap pertemuan. Grafik 4.1 Persentase Keterlaksanaan pembelajaran dengan Model Pembelajaran PenemuanTerbimbing Tiap Siklus 92.0 94.0 96.0 98.0 100.0 Pertemuan 1 siklus 1 Pertemuan 2 siklus 1 Pertemuan 1 siklus 2 Pertemuan 2 siklus 2 95.2 95.2 95.2 100 P er se n tase k ete rlak san aan Keterlaksanaan tiap pertemuan Pertemuan 1 siklus 1 Pertemuan 2 siklus 1 Pertemuan 1 siklus 2 Pertemuan 2 siklus 2 2. Peningkatan Komunikasi Menurut Ahmad Sutanto 2012, kemampuan komunikasi dinyatakan berhasil apabila saat diskusi antarsiswa dilakukan, siswa mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan, dan bekerja sama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika. Data komunikasi belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam Yogyakarta diperoleh melalui observasi dan juga melalui wawancara. Berdasarkan hasil analisis observasi pada setiap pertemuan diperoleh persentase rata-rata yang berbeda pada setiap siklus. Pada pertemuan pertama siklus 1, persentase rata-rata komunikasi dalam pembelajaran sebesar 61,93 dan tergolong pada kriteria tinggi, pada pertemuan kedua siklus 1, persentase rata-rata komunikasi dalam pembelajaran sebesar 58,09 dan tergolong pada kriteria sedang, sedangkan pada pertemuan pertama siklus 2, persentase rata-rata komunikasi dalam pembelajaran sebesar 66,66 dan tergolong pada kriteria tinggi, dan pada pertemuan kedua siklus 2, persentase rata-rata komunikasi dalam pembelajaran sebesar 72,38 dan tergolong pada kriteria tinggi. Berdasarkan wawancara, diperoleh hasil bahwa 10 orang siswa yang diwawancarai menjadi lebih aktif berkomunikasi dalam pembelajaran saat diterapkan model pembelajaran penemuan terbimbing dibandingkan saat pembelajaran secara konvensional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model penemuan terbimbing dapat meningkatkan komunikasi siswa sehingga kemampuan komunikasi siswa dinyatakan berhasil. Grafik komunikasi siswa tiap pertemuan untuk masing-masing siklus berdasarkan hasil observasi adalah sebagai berikut: Grafik 4.2 Persentase Perolehan Skor Data Komunikasi Belajar Siswa Tiap Siklus 3. Peningkatan hasil belajar Menurut Purwanto 2009, hasil belajar siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal KKM kelas yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Berdasarkan penelitian menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing, hasil yang diperoleh menunujukan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada aspek kognitif yang ditunjukan dengan adanya peningkatan rata-rata secara keseluruhan dari siklus I ke siklus II dari 67,9 menjadi 76,22 dan sudah 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 Siklus 1 Siklus 2 61.93 66.66 58.09 72.38 P er se n tase k om u n ik asi Siklus Penelitian pertemuan 1 pertemuan 2 mencapai KKM kelas VIII yaitu 74. Menurut Purwanto 2009, hasil belajar siswa dinyatakan berhasil apabila telah mencapai rata-rata Kriteria Ketuntasan Minimal KKM kelas yang ditetapkan oleh masing-masing sekolah. Berdasarkan evaluasi peneliti, dengan diterapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam pada materi kubus dan balok telah mencapai KKM kelas. Oleh karena itu, hasil belajar siswa dinyatakan telah berhasil. Berikut akan dipaparkan grafik hasil belajar siswa per siklus Grafik 4.3 Persentase Perolehan Skor Data Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus 62.00 64.00 66.00 68.00 70.00 72.00 74.00 76.00 78.00 Siklus 1 Siklus 2 67.90 76.22 P er se n tase h asil b elajar Siklus penelitian Siklus 1 Siklus 2

E. FAKTOR –FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT

DALAM PENELITIAN 1. Faktor-Faktor Pendukung Penerapan Model Pembelajaran penemuan terbimbing Penelitian menggunakan model pembelajaran penemuan terbimbing yang diterapkan di kelas VIII B SMP Kanisius Gayam pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada aspek kognitif dan juga dapat meningkatkan komunikasi belajar siswa. Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok didukung oleh beberapa hal yaitu sebagai berikut: a. Kesediaan Siswa Kesediaan siswa memberikan pengaruh dan dukungan yang besar dalam proses pembelajaran. Kesediaan siswa kelas VIII B SMP Kanisius Gayam untuk berkumpul dan berdiskusi dalam kelompok, mengerjakan dan mengumpulkan LKS Lembar Kerja Siswa, serta kesediaan siswa untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat berjalan dengan lancar. b. Kesediaan Guru Mata Pelajaran Guru membantu peneliti dalam mengajar dengan menerapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Kesediaan guru untuk mengajar dan membimbing siswa selama proses pembelajaran memberi pengaruh besar dalam kelancaran proses pembelajaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2. Faktor-Faktor Penghambat Penerapan Pembelajaran dengan Model Penemuan Terbimbing Penerapan model pembelajaran penemuan terbimbing pada materi kubus dan balok juga menghadapi berbagai kendala yang menghambat jalannya proses pembelajaran di kelas. Hambatan dalam proses pembelajaran di kelas yaitu: Gangguan Eksternal. Gangguan eksternal ini dapat mengganggu konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi adanya gangguan eksternal tersebut, guru selalu mengajak siswa untuk selalu fokus dan jangan mendengarkan semua gangguan yang berasal dari luar kelas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA BRIGJEND KATAMSO MEDAN T.A 2014/2015.

0 2 24

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP SWASTA YPAK PTPN 3 SEI KARANG T.A. 2012/2013.

0 1 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI COOPERATIVE LEARNING UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI VOLUME KUBUS DAN BALOK MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW KELAS V SDN 03 JATISOBO KECAMATAN JA

0 0 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN EDUTAINMENT (Education Entertainment)( PTK pada Siswa kelas IV SD N

0 2 17

Penerapan model pembelajaran arias (assurance, relevance, interest, assessment, satisfaction) ditinjau dari minat belajar dan hasil belajar matematika siswa kelas VIIIB SMP Kanisius Muntilan pada materi kubus dan balok.

0 1 254

Meningkatkan hasil belajar dan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan Sleman Yogyakarta pada materi ``Sistem Pencernaan Manusia`` melalui metode PQ4R.

2 2 181

Penerapan Pembelajaran Berbasis Penemuan Terbimbing dengan Memanfaatkan Multimedia pada Peserta Didik Kelas VIII Materi Pokok Kubus dan Balok.

0 0 1

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KALASAN.

0 1 102

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LUAS PERMUKAAN DAN VOLUME KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 SIGI Debi Susilawati

0 0 14

PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI TEOREMA PHYTAGORAS DI KELAS VIII B SMP NEGERI 7 PALU

0 0 11