Majalah Sebagai Media Iklan Konsep Cantik

xi Jadi iklan media cetak adalah segala bentuk pesan tentang suatu produk yang disampaikan melalui media cetak oleh pemrakarsa serta ditujukan kepada khalayak sasarannya. Iklan-iklan yang dimuat dalam media cetak adalah iklan- iklan yang muncul dikalangan khalayak sasaran dalam suatu bentuk publikasi berupa barang catakan, misalnya : poster, phamphlet, serta iklan-iklan pada surat kabar dan majalah Nuryanto, 1993:15. Dari definisi tersebut, dapat dikatakan tujuan penampilan iklan media cetak adalah untuk membawa pesan yang ingin disampaikan oleh pihak produsen melalui penggambaran isi pesan produksi tersebut kepada pembaca.

2.1.3 Majalah Sebagai Media Iklan

Setiap media dan setiap sarana memiliki sifat atau karakteristik dan kelebihannya yang unik. Para pengiklan berusaha untuk memilih media dan sarana yang karakteristiknya paling cocok dengan merek yang diiklanlkan untuk mencapai khalayak sasarannya dalam menyampaikan pesan yang dimaksud. Bila tujuannya untuk menyampaikan manfaat produk, TV merupakan media terbaik diikuti oleh Koran, majalah dan radio. Majalah lebih berkaitan dengan keindahan, keluwesan, gengsi dan tradisi Shimp, 2003:506. Meskipun majalah dianggap sebagai media massa, tercatat ada ratusan majalah khusus yang masing – masing ditujukan untuk khalayak yang memiliki perhatian dan gaya hidup khusus. Banyak faktor yang mempengaruhi pemilih majalah sebagai sarana pemasang iklan yang dapat menjangkau pasar sasaran pengiklan. Para pengiklan yang tertarik untuk menggunakan majalah dapat xi memperoleh banyak data mengenai komposisi jumlah pembaca majalah. Informasi ini diberikan dalam media masing – masing majalah yang dibuat untuk biro iklan dan calon pengiklan. Shimp, 2003:517

2.1.4 Konsep Cantik

Konsep kecantikan perempuan pastinya tidak bisa lepas dari perhatian laki-laki. Hal ini terbukti dari alasan mengapa perempuan selalu ingin tampil cantik, yakni karena untuk dapat menarik perhatian dari lawan jenisnya. Laki- laki pada umumnya akan mengatakan bahwa perempuan cantik adalah kalau kulitnya kuning langsat atau putih, berbadan langsing tinggi, hidung mancung, rambut panjang dan tebal, dan sebagainya. Asumsi ini didasarkan atas adanya hukum permintaan dan penawaran dalam dunia industri. Strategi penawaran produk atau pelayanan jasa yang dengan sengaja menggunakan perempuan “cantik” sebagai SPG, pelayan toko, pelayan cafe, restoran, resepsionist hotel, pramugari, gadis payung dalam pertandingan balap motor, presenter, PR, tak lain karena adanya permintaan dari konsumen kepada industri akan penggunaan perempuan dengan konsep “cantik” seperti itu. Sesuai dengan penjelasan Annastasia bahwa perempuan wajib merawat tubuh and penampilan fisiknya secara keseluruhan agar tetap menarik dihadapan pasangan. Dengan kata lain, body image perempuan sangat dipengaruhi oleh penilaian dari pasangan. Melliana, 2006: 1 xi Kecantikan itu sangat relatif dan tidak ada ukuran tertentu serta terbatas artinya. Bila kata cantik ditambah kata menarik akan memenuhi jiwa artinya, orang yang cantik menarik adalah yang jiwanya penuh cinta kepada-Nya. Sanggarwati dalam Ivo, 2006: 118 Konsep cantik selalu berubah kualitas cantik dan menarik pada wanita bukan sesuatu yang abadi dan universal, dalam perjalanan waktu, konsep tentang kecantikanpun senantiasa berubah. Dalam setiap zaman dan tempat, ada kecenderungan tertentu dalam menentukan kadar cantik tidaknya seseorang. Pada jaman dahulu, cantik lebih dilihat dari organ yang berhubungan dengan fungsi reproduksi. Di Jawa misalnya wanita idaman adalah wanita yang memiliki panggul besar dengan alasan akan mudah dalam melahirkan. Sedangkan di lembah Baliem, Irian Jaya, wanita yang dikagumi baik oleh laki-laki maupun perempuan adalah yang memiliki payudara yang turun, hal ini membuktikan bahwa wanita seperti ini adalah yang memiliki tubuh sintal, payudara padat berisi, dan pinggul besar dengan pinggang sangat kecil. Namun pada dekade berikutnya berubah jadi menjadi ala Twiggy yang bagaikan papan dari atas sampai bawah. http:fp.uns.ac.id-fusimuhas_wah20cantinya.htm diakses 23 Maret 2010 “Kecantikan” sesungguhnya bukan hal yang universal ataupun tidak bisa diubah, meskipun orang barat percaya bahwa segenap kecantikan perempuan yang ideal berawal dari sosok yang Platonis. Orang-orang suku Maori xi mengagumi tubuh yang gemuk. Dan orang-orang Padung menyukai buah dada yang montok. “Kecantikan” juga bukan bagian dari fungsi evolusi. Ukuran- ukuran idealnya berubah lebih cepat dari pada proses evolusi spesies. Charles Darwin sendiri tidak meyakini pernyataan bahwa “Kecantikan” dihasilkan dari “seleksi seksual” yang punya aturan-aturan berbeda dengan seleksi alam. Bagi perempuan, bersaing dengan sesamanya melalui “Kecantikan” merupakan pembalikan dari cara-cara dimana seleksi alam mempengaruhi mamalia lainnya. Antropologi telah membalikkan anggapan bahwa perempuan harus cantik agar bisa memenangkan proses seleksi ini. Evely Reed, Elaine Morgan, dan antropolog lain telah menolak peneguhan-peneguhan sosiobiologis atas poligami yang dilakukan kaum pria dan monogamy yang dilakukan perempuan. Naomi, 2004: 29-30 Saat ini konsep cantik mengalami perubahan lagi. Orang cantik sering di identikkan dengan badan yang tinggi semampai dengan wajah menyerupai Indo. Nah, konsep cantik yang mana yang kita ikuti? Cantik menurut Feminis berlainan dengan pandangan di atas, pendapat mengenai beauty kecantikan dan penampilan yang menarik menurut para feminis adalah sangat berlawanan. Menurut para feminis, kebutuhan perempuan untuk menjadi cantik berarti menciptakan objek semu. De Beauvoir, penulis feminis kontemporer, menyatakan bahwa segala usaha wanita untuk tampil cantik adalah untuk mengabdikan supremasi atau kekuasaan laki-laki dan mengukuhkan posisi lemah xi wanita. Jika kita cermati pendapat seperti itu pun keliru. http:fp.uns.ac.id- fusimuhas_wah20cantinya.htm diakses 23 Maret 2010 Tubuh perempuan yang cantik, selain dikarenakan oleh kecantikan wajahnya, juga adalah identik dengan kulit yang putih, mulus, serta kencang, bentuk tubuh yang lekukannya menunjukkan kemontokkan organ-organ tertentu terutama dada dan pinggul yang sempurna, bibir yang sensual, serta deskripsi lainnya, yang secara prinsip terkait dengan semua organ tubuh perempuan, dari ujung rambut sampai keujung kaki. Sebagai contoh dalam konteks ini, adalah organ mata, dapat diberikan deskripsi sebagai berikut. Menurut sosiolog Jerman, George Simmel mata merupakan salah satu organ indera yang istimewa. Mata memiliki sebuah fungsi sosiologis yang unik. Melalui mata, kita melihat jiwa seseorang. Mata, dengan demikian, adalah Aku bagi orang lain, dan didalam banyak hal menungkapkan: diri, watak, suasana hati, dan jiwa. kasiyan, 2008 : 281 Demikian pula konsep cantik pada wanita. Cantik yang sebenarnya adalah jika disertai sikap, akhlak dan perilaku yang mulia. Tak jarang ada seseorang yang cantik secara fisik tapi banyak dibenci karena tingkah lakunya yang kurang terpuji. Ada istilah yang dikenal dengan inner beauty yang berarti kecantikan dari dalam yaitu berupa jiwa, karakter, sikap amupun pembawaan baik seseorang yang muncul dalam dirinya. Adalah salah jika berpandangan bahwa yang menjadi penilaian seseorang laki-laki terhadap wanita hanya dari sisi xi kecantikan fisiknya saja. Seorang laki-laki shaleh tidak akan hanya mempertimbangkan wajah dan tubuhnyasaja ketika memilih calon ibu bagi anak- anaknya. Pertimbangan sisi agama, ilmu dan akhlaknya adalah sesuatu yang penting untuk dipertimbangkan. Karena itulah seorang muslimah perlu mempercantik diri tidak saja dengan mempercantik fisiknya melainkan juga hiasan akhlak dan ilmu. Cantik fisik akan memudar dengan bertambahnya usia namun cantik ilmu dan akhlak malah akan semakin Nampak. Dalm hadist dikatakan, “Dunia adalah tempat perhiasan dan seindah-indah perhiasan adalah wanita shalehah”. http:fp.uns.ac.id-fusimuhas_wah20cantinya.htm diakses 23 Maret 2010

2.1.5 Makna Perempuan Cantik