Hubungan Akses media sosial dengan Minat Baca
langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal
yang mempengaruhinya. Melalui media sosial seseorang dapat mendapatkan barang atau
jasa dengan mudah, karena saat ini banyak penjualan barangjasa melalui online shop
, sehingga memudahkan pembeli untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa harus datang secara langsung, kemudahan ini
meningkatkan perilaku konsumtif. Penilaian remaja tertinggi variabel perilkau konsumsi adalah pada
indikator menggunakan provider untuk gadget dengan melihat terjangkaunya tarif yang berlaku, hal ini menunjukkan bahwa selama ini
remaja menggunakan gadget untuk akses media sosial, saat ini perkembangan gadget sangat pesat dan fasilitas yang ditawarkan juga
sangat lengkap. Aplikasi di media sosial dapat dengan mudah dibuka melalui gadget. Kemudahan mengakses media sosial akan berdampak pada
perilaku konsumsi remaja. Melalui aplikasi media sosial seperti BBM, facebook, instagram, twitter, maupun whatsapp seseorang dapat
mengiklankan produknya dengan mudah, sehingga remaja mudah tertarik untuk melakukan pembelian, bahkan penjualan melalui aplikasi media
sosial juga menawarkan berbagai penawaran menarik seperti diskon,
keanggotaanmember, bebas biaya kirim dan lain – lain, sehingga dapat
meningkatkan perilaku konsumtif remaja. Online shop
menawarkan barang atau produk dari berbagai merek, sehingga memudahkan remaja untuk mendapatkan produk sesuai merek
yang diinginkan. Menurut Kotler 2006:177 perilaku pembelian konsumen yang mempunyai karakter keterlibatan konsumen yang rendah
tetapi dengan anggapan perbedaan merek yang signifikan.Konsumen berperilaku dengan tujuan mencari keragaman dan bukan kepuasan.Jadi
dalam perilaku ini, merek bukan merupakan suatu yang mutlak.Perilaku pembeli yang mencari keragaman biasanya terjadi pada produk-produk
yang sering dibeli, harganya murah dan konsumen sering mencoba merek- merek baru.
Akses media sosial juga memberi dampak pada perilaku konsumsi termasuk gaya hidup. Gaya hidup seseorang menunjukan pola kehidupan
orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumsi
remaja termasuk cukup rasional, artinya remaja pada saat tertentu dapat mengontrol keinginan atau minatnya terhadap suatu produk, akan tetapi
remaja kadang juga tidak bisa mengontrol dirinya untuk membeli barang –
barang yang kurang dibutuhkan. Perilaku konsumen rasional jika mau melakukan pembelian memperhatikan barang tersebut dapat memberikan
kegunaan optimal bagi konsumen, barang tersebut benar-benar diperlukan konsumen, dan membeli barang sesuai kemampuan.
Remaja yang sering akses media sosial cenderung memiliki lingkungan sosial yang luas khususnya pertemanan di dunia maya,
sehingga mereka cenderung saling bertukar informasi termasuk tentang produk atau barang terbaru sehingga keinginan untuk melakukan
pembelian semakin meningkat, dan perilaku konsumtif remaja juga mengalami peningkatan.
Remaja OMK St. Theresia Lisieux Boro mayoritas orang tuanya adalah petani, sehingga pendapatan orang tua cenderung rendah atau kecil
dan uang saku yang diterima remaja OMK St. Theresia Lisieux Boro juga kecil. Remaja yang memiliki uang saku rendah akan menggunakan dan
memanfaatkan uang saku sebaik mungkin, agar kebutuhannya tercukupi, sehingga sikap mereka cenderung rasional dalam berbelanja. Namun ada
juga remaja yang termotivasi untuk membeli barangproduk setelah akses media sosial jika ada diskon, cash back, promo dan lain
– lain. Potongan harga dapat menarik minat remaja untuk membeli karena dengan adanya
potongan harga maka remaja dapat membeli produk lain dari sisa uangnya. Status sosial ekonomi orang tua yang rendah seharusnya remaja memiliki
perilaku konsumsi yang baik atau rasional, namun sekarang ini akibat cepatnya perkembangan sosial media akan berdampak pada perilaku
remaja, khususnya perilaku konsumtif. Remaja akan meniru modelstyle tokoh idola, dan teman dalam berpenampilan sehari
– hari, tentunya hal ini akan berdampak pada perilaku konsumtif remaja. Hal ini sejalan dengan
teori demonstration effect. Efek peniruan demonstration effect adalah