Uji Reliabilitas Pengujian Instrumen Penelitian

43

BAB IV GAMBARAN UMUM PAROKI THERESIA LISIEUX BORO

A. DeskripsiLokasi

Paroki Santa Theresia Lisieux Boro merupakan bagian dari Kabupaten Kulon Progo, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang meliputi dua Kecamatan yaitu Kecamatan Kalibawang yang terdiri dari atas 4 empat desa dan Kecamatan Samigaluh yang terdiri atas tujuh desa dengan batas-batas sebelah barat pegunugan menorah, sebelah utara Paroki Promasan, sebelah timur paroki Kelpu dan sebelah selatan Paroki Nanggulan. Paroki St. Theresia Luxieux masuk rayon KulonProgo, kevikepan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Keuskupan Agung Semarang. Paroki St. Theresia Luxieux dikategorikan sebagai wilayah desa karena lokasi gereja berada di daerah pedesaan dan jauh dari kota. Penduduk wilayah sekitar Boro terdiri atas umat beragama Islam dan Kristen, Umat Katolik tersebar di sembilan 9 wilayah paroki dengan 81 lingkungan. Wilayah I terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. IgnatiusBorosuci yang memiliki jumlah umat sebanyak 111 umat, lingkungan St. Ignatius Tiban yang memiliki jumlah umat sebanyak 53 umat dan lingkungan St. Ignatius Ngaren yang jumlah umat sebanyak 33 umat. Wilayah II terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan ST. Theresia Jetis Kulon yang memiliki jumlah umat sebanyak 95 umat, lingkungan St. Mateus Borokullon yang memiliki jumlah umat sebanyak 327 umat dan lingkungan St. Petrus Jurang Depok yang memiliki jumlah umat 142 umat. Wilayah III terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. Lukas Kalisoka yang memilki jumlah umat sebanyak 148 umat, lingkungan St. Lukas Jurugan yang memiliki jumlah umat sebanyak 136 umat dan lingkungan St. Yusuf Tirip yang memiliki jumalh umat sebanyak 181 umat. Wilayah IV terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. Stefanus Borowetan yang memiliki jumlah umat sebanyak 207 umat, lingkungan St. Yohanes Jetis Pancuran memiliki umat sebanyak 169 umat dan lingkungan St. Yusuf Tosari memiliki jumalh umat sebanyak 189 umat. Wilayah V terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. Yusuf Borogunung yang memiliki jumlah umat sebanyak 55 umat, lingkungan St. Yohanes Gebiri yang memiliki jumlah umat sebanyak 116 umat dan lingkungan St. Victor Kembang memiliki jumlah umat sebanyak 76 umat. Wilayah VI terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St. Antonius Nglebeng memiliki jumlah umat sebanyak 220 umat, lingkungan St Thomas Gerpule memiliki jumlah umat sebanyak 207 umat dan lingkungan St Maria Gejlig memiliki jumlah umat sebanyak 131 umat. Wilayah VII terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St Fransiskus Blumbang memiliki jumlah umat sebanyak 63 umat, lingkungan St Martinus Sorotanon memiliki jumlah umat sebanyak 174 umat dan lingkungan St Theresia Kalijeruk memiliki jumlah umat sebanyak 106 umat. Wilayah VIII tediri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St Petrus Kedondong memiliki jumlah umat sebanyak 149 umat, lingkungan St Yohanes Kriyan memiliki jumlah umat sebanyak 40 umat dan lingkungan St Agustinus Jogobayan memiliki jumlah umat sebanyak 148 umat. Wilayah IX terdiri dari 3 lingkungan yaitu lingkungan St Theresia Kisik Tlagan memiliki jumlah umat sebanyak 87 umat, lingkungan St Pilipus Hargogondo memiliki jumlah umat sebanyak 154 umat dan lingkungan St Yohanes Berchman Sudimoro memiliki jumlah umat sebanyak 181 umat.

B. DeskripsiResponden

1. Profil Responden Paroki Santa Theresia Lisieux Boro mempunyai Orang Muda Katolik OMK. Sebagai generasi penerus gereja. Kriteria orang muda katolik adalah yang berumur 15 tahun sampai dengan 35 tahun atau yang belum menikah. OMK terdiri dari organisasi kategorial kepemudaan yang terdiri dari Putra Putri Altar Papita dan lektor. Jumlah keseluruhan baik yang aktif dan non aktif berdasarkan criteria dari keuskupan agung semarang berjumlah 89 orang muda, namun yang aktif hanya 89 orang, yang selanjutnya diambil sampel sejumlah 47 orang. OMK yang aktif dalam kegiatan kepemudaan yang ada di Gereja Theresia Lisieux Boro tidak hanya berasal dari Boro melainkan dari berbagai daerah di sekitar Boro. Dari sampel sejumlah 47 responden yang berjenis kelamin laki-laki sejumlah 23 responden dan yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 24 responden. Dilihat dari segi usia mayoritas responden berusia antara 20-25 tahun sebanyak 24 orang, selanjutnya yang berusialebih dari 25 tahun berjumlah 14 tahun dan yang berusia kurang dari 20 tahun berjumlah 9 orang. Lalu berdasarkan daerah asal responden dari Boro, Kalibawang, Kulon Porgo, Samigaluh dan Yogyakarta, mayoritas responden berasal dari Samigaluh yang berjumlah 24 orang. Berdasarkan pendidikan terakhir responden mayoritas berpendidikan SMAsederajat sebanyak 22 orang, yang berpendidikan S1 sebanyak 15 orang, yang berpendidikan Diploma sebanyak 6 orang dan yang berpendidikan SMP sebanyak 4 orang. Lalu berdasarkan pekerjaan ayah yaitu buruh, guru, karyawan swasta, petani, PNS, polisi, supir, TNI dan wiraswasta, mayoritas pekerjaan ayah responden adalah pertani sebanyak 15 orang. Lalu berdasarkan pendidikan terahir ayah yaitu Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah Pertama SMP,

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN INTENSITAS MENONTON IKLAN MAKANAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI SISWA SMK PANCA BUDI 2 MEDAN.

0 3 29

INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA SOSIAL INTERNET DENGAN PERILAKU Intensitas menonton tayangan kekerasan di media sosial internet dengan perilaku agresif anak sekolah di SD Negeri 1 Tirtomoyo.

1 3 22

INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA SOSIAL INTERNET DENGAN PERILAKU Intensitas menonton tayangan kekerasan di media sosial internet dengan perilaku agresif anak sekolah di SD Negeri 1 Tirtomoyo.

0 2 17

PENGARUH MINAT ANAK DALAM MENONTON ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL Pengaruh Minat Anak Dalam Menonton Acara Televisi Terhadap Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK PGRI Doplang.

0 3 11

PENGARUH MINAT ANAK DALAM MENONTON ACARA TELEVISI TERHADAP PERILAKU SOSIAL ANAK KELOMPOK B Pengaruh Minat Anak Dalam Menonton Acara Televisi Terhadap Perilaku Sosial Anak Kelompok B Di TK PGRI Doplang.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 3 17

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Reality Show Televisi Dengan Perilaku Prososial Remaja.

0 2 14

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd N Trangsan 03.

0 1 17

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI TELEVISI DENGAN PERILAKU AGRESI PADA Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Di Televisi Dengan Perilaku Agresi Pada Siswa Sd N Trangsan 03.

0 13 13

Perbedaan akses media sosial berdasarkan minat baca, intensitas menonton televisi, dan perilaku konsumsi anak muda di Paroki Pringwulung.

0 0 127