mereka dapat memaksimalkan pemanfaatkan akses media sosial. Jenis media sosial yang digandurungi oleh remaja jaman sekarang adalah
WhatsApp, twitter, facebook, line, path, instagram dan bee talk.
2. Hubungan akses media sosial dengan intensitas menonton televisi
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan akses media sosial dengan intensitas menonton televisi OMK St. Theresia
Lisieux Boro. Hal ini didukung dengan hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan
dengan dugaan awal penelitian ini. Dugaan awal peneliti bahwa hubungan akses media sosial OMK St. Theresia Lisieux Boro ditinjau dari menonton
televisi. Hubungan antara intensitas menonton televisi dengan akses media
sosial pada remaja adalah dengan menonton televisi remaja akan terpengaruh dengan iklan atau tawaran yang disediakan oleh televisi yang
berkaitan dengan akses media sosial, misalnya tayangan televisi tentang aplikasi media sosial yang baru dan menarik.
Keberadaan televisi membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat, khususnya anak-anak dan remaja. Tidak dapat dipungkiri
semakin banyaknya acara televisi dengan berbagai program dan acara yang menarik membawa akibat bagi remaja karena acara program televisi
yang mudah dikonsumsi anak seusia mereka. Bagi anak usia remaja khususnya pelajar menonton televisi bisa dijadikan sebagai sarana belajar,
bermain dan juga sebagai pengisi waktu luang. Tapi disisi lain, seharusnya
anak bisa memilih program televisi yang tepat, lamanya waktu yang digunakan menonton televisi secara tepat dan juga membatasi jumlah
menonton televisi. Akses media sosial memberi dampak pada kebiasaan menonton
televisi, dengan media sosial frekuensi menonton televisi semakin meningkat, bahkan waktunya semakin lama. Karena media sosial
memberikan informasi tentang acara – acara televisi, misalnya acara
olahraga, intertaiment, drama dan lain – lain. Kemudahan memperoleh
informasi tentang acara televisi membuat remaja menonton televisi lebih dari 5 jam dan acara yang sering dilihat oleh remaja yaitu sinetron dan
berita. Tidak dapat dipungkiri bahwa media elektronik seperti televisi
mampu menarik minat remaja untuk berlama – lama menghabiskan
waktunya untuk melihat tontonan acara di televisi. Media elektronik merupakan jenis media massa yang isinya disebarluaskan melalui suara
atau gambar dan suara dengan menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film. Namun tidak semua acara di televisi memberikan
dampak positif bagi remaja, bahkan beberapa acara televisi membuat remaja memiliki perilaku hedonis.
Akses media sosial dapat meningkatkan kebiasaan menonton televisi semakin meningkat. Lewat media sosial remaja saling bertukar
informasi program acara televisi dan intensitas menonton televisi akan semakin tinggi. Menonton televisi dengan sikap yang pasif telah mampu
mempengaruhi seseorang menjadi penonton yang tidak dapat menyaring acara televisi dan akan mengikuti perilaku yang ada dalam televisi
tersebut. Salah satu minat sosial yang umum pada remaja adalah menolong orang lain. Remaja berminat menolong remaja lain yang saling merasa
tidak dimengerti oleh lingkungan, merasa diperlakukan kurang baik atau merasa tertekan. Proses perkembangan sosial remaja mengalami
perkembangan yang semakin luas dari lingkungan keluarga kearah lingkungan sekitar dan akhirnya ke dalam masyarakat yang akan
ditempatinya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku prososial pada remaja adalah belajar menolong melalui melalui penguatan, efek
ganjaran dan hukuman terhadap tindakan menolong dan peniruan, meniru orang lain yang memberikan pertolongan, sehingga banyak remaja yang
menyukai acara televisi seperti realty show, dan drama.
3. Hubungan Akses media sosial dengan Perilaku konsumsi
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan akses media sosial dengan perilaku konsumsi OMK St. Theresia Lisieux
Boro. Hal ini didukung dengan hasil statistik yang menunjukkan nilai sig. sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hasil penelitian ini sejalan dengan
dugaan awal penelitian ini. Dugaan awal peneliti bahwa hubungan akses media sosial OMK St. Theresia Lisieux Boro ditinjau dari perilaku
konsumsi. Akses media sosial memiliki hubungan dengan perilaku konsumsi.
Dengan mengakses media sosial maka mereka melakukan tindakan
langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti
tindakan tersebut. Perilaku yang dilakukan antar konsumen tentu akan beragam sesuai dengan kondisi konsumen, situasi dan kondisi eksternal
yang mempengaruhinya. Melalui media sosial seseorang dapat mendapatkan barang atau
jasa dengan mudah, karena saat ini banyak penjualan barangjasa melalui online shop
, sehingga memudahkan pembeli untuk mendapatkan barang yang diinginkan tanpa harus datang secara langsung, kemudahan ini
meningkatkan perilaku konsumtif. Penilaian remaja tertinggi variabel perilkau konsumsi adalah pada
indikator menggunakan provider untuk gadget dengan melihat terjangkaunya tarif yang berlaku, hal ini menunjukkan bahwa selama ini
remaja menggunakan gadget untuk akses media sosial, saat ini perkembangan gadget sangat pesat dan fasilitas yang ditawarkan juga
sangat lengkap. Aplikasi di media sosial dapat dengan mudah dibuka melalui gadget. Kemudahan mengakses media sosial akan berdampak pada
perilaku konsumsi remaja. Melalui aplikasi media sosial seperti BBM, facebook, instagram, twitter, maupun whatsapp seseorang dapat
mengiklankan produknya dengan mudah, sehingga remaja mudah tertarik untuk melakukan pembelian, bahkan penjualan melalui aplikasi media
sosial juga menawarkan berbagai penawaran menarik seperti diskon,