6 | SMASMK kelas X
Tuhan Mahakuasa adalah benar untuk kita yakini, tetapi menjadi salah jika semua yang terjadi pada manusia adalah mutlak ketentuan Tuhan. Dari sini semoga
dapat tergambar sebuah pemahaman baru tentang ke-Mahakuasaan Tuhan dan ke- Mahatahuan Tuhan.
Manusia telah diirmankan Tuhan memiliki benih Kebajikan dalam Watak Sejainya. Bagaimana manusia melaksanakan irman itu, di situlah yang harus ditentukan dan
dipertanggung jawabkan seiap manusia kepada Tuhan. Tuhan Yang Mahakuasa dan Mahatahu telah menentukan manusia berbeda
kodratnya dengan makhluk ciptaan lainnya. Berbeda dengan tumbuh-tumbuhan dan berbeda pula dengan margasatwa. Tumbuh-tumbuhan idak punya perasaan dan
kesadaran insinkif naluriah, hanya punya daya hidup vegetaif tumbuh kembang.
Margasatwa punya perasaan dan kesadaran insinkif, tetapi idak dikaruniai benih
kebajikan dan daya kehidupan rohani untuk membedakan salah dan benar. Hanya manusia yang dikaruniai daya hidup rohani yang merupakan benih kebajikan,
punya hai nurani dan akal budi, sehingga manusia tahu mana yang salah dan mana yang benar. Maka seiap manusia dapat bebas menentukan cara hidupnya, dengan demikian
maka manusia harus bertanggung jawab atas segala perilaku hidupnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1. Kehendak Tuhan
Dari sudut pandang makro, jagat raya telah ditentukan sebelumnya, atau telah ditakdirkanditetapkan untuk ada. Arinya, ada hal yang telah ditetapkan dan menjadi
pilihan Tuhan untuk kita, dan kita idak dapat membantahnya. Bahwa kita dilahirkan sebagai manusia laki-laki atau perempuan dari ayah ibu yang menjadi orang tua
kita, kapan dan di mana kita dilahirkan, adalah bukan pilihan kita. Tuhan menjadikan kita manusia, laki-laki atau perempuan. Kita juga idak dapat menetapkan lebih
dahulu kapan kita dilahirkan, maupun di mana kita akan dilahirkan.
Semua yang hidup diawali dengan kelahiran, dan semua yang dilahirkan akan diakhiri dengan kemaian. Maka kemaian dari sesuatu yang dilahirkan, dan kelahiran
dari sesuatu yang hidup adalah sebuah ketetapan Tuhan. Inilah yang dinamakan Ding Ketetapan Tuhan untuk Manusia.
2. Firman
Ada hal yang memang telah ditentukan sebelumnya, atau telah ditakdirkan ditentukan untuk ada, tetapi kejadian “tertentu” yang dialami manusia idak
ditakdirkan idak ditentukan secara mutlak. Kemaian adalah ketetapan Tuhan, arinya bahwa semua yang hidup, yang diciptakan Tuhan akan mengalami kemaian.
Akan tetapi, bagaimana kemaian itu terjadi bisa menjadi ‘pilihan’ manusia. Seperi halnya kemaian, kelahiran adalah juga ketetapan, arinya bahwa semua yang hidup
diawali dengan kelahiran. Akan tetapi, bagaimana hidup itu dijalani bukanlah suatu yang telah digariskan mutlak oleh Tuhan.
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia memberkahinya dengan “Watak Sejai” Xing yang menjadi ‘kodrat’ suci manusia. Inilah FirmanKehendak Tuhan atas
diri manusia. Watak Sejai sebagai kodrat suci ini menjadikan manusia berpotensi
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 7
untuk berbuat bajik, menjadi manusia berbudi luhur yang mampu menempuh jalan suci sebagaimana dikehendaki Tuhan atas manusia.
Hal ini menunjukkan bahwa Firman Tuhan atas diri manusia yang berupa Watak Sejai itu bukanlah sebuah jaminan yang pasi untuk menjadikan manusia menjadi
tetap baik seperi pada awalnya menurut kehendak Tuhan. Manusia memiliki kesempatanpeluang untuk memilih, menempai ’kodrat’ nya
atau mengingkari “kodratnya” itu. Tuhan berkehendak, manusia dapat memilih. “Mai hidup adalah Firman…”.
Kehidupan dan kemaian itu adalah kehendak Tuhan atas manusia, tetapi bagaimana kemaian dan kehidupan itu akan dijalani adalah pilihan manusia. Dari
sini kita ditunjukkan satu hal pening, bahwa kita memiliki kebebasan untuk memilih yang tentunya diikui dengan kesediaan untuk mempertanggungjawabkannya.
Akivitas Bersama Diskusi Kelompok
D Diskusikan maksud dari ayat suci berikut: Firman itu sesungguhnya idak berlaku
selamanya. Maka dikatakan, ‘yang berbuat baik akan mendapatkan dan yang berbuat idak baik akan kehilangan’.
E. Prinsip Hukum Alam