92 | SMASMK kelas X
A. Pendahuluan
Di dalam agama Khonghucu dikenal adanya semangat Jing Tian Zun Zu satya beriman kepada Tuhan, dan berdoa memuliakan arwah leluhur. Ini dilandasi oleh
semangat berbaki Xiao Si memuliakan hubungan dengan ayah-bunda. Sementara menjadi kewajiban seiap orang tua untuk penuh kasih mendidik dan menyayangi anak-
anaknya. Di dalam budaya religius Ru Jiao Agama Khonghucu diajarkan adanya Lima Hubungan
Kemasyarakatan Wu Lun yang dikenal juga sebagai Lima Jalan Suci Bermasyarakat Wu Da Dao
. Kelima hal hubungan itu melipui: 1. Jalan Suci antara atasan dengan bawahan Jun Chen
2. Jalan Suci antara orang tua dan anak dengan anak Fu Zi 3. Jalan Suci antara suami dengan istri Fu Fu
4. Jalan Suci antara kakak dengan adik Xiong Di 5. Jalan Suci antara kawan dengan sahabat Peng You
Sebagai tuntunan atau pedoman di dalam menjalankan Lima Perkara itu dikenal
dengan Tiga Pusaka San Da De , yaitu: Zhi, Ren, Yong.
Tuntunan ibadah Khonghucu dimulai di dalam keluarga pemeluknya, ayah bunda adalah sebagai pembina rohani bagi putra-putrinya. Barulah kemudian dikembangkan
secara sosial religius di rumah-rumah ibadah.
B. Kelenteng Miao sebagai Rumah Ibadah Khonghucu
1. Sejarah Kelenteng
Miao atau kelenteng dalam isilah Indonesia sudah ada sejak awal turunnya
Wahyu Tian dalam agama Khonghucu. Dalam Wu Jing dan Sishu, paling idak di
zaman Raja Suci Yao dan Shun 2356 – 2205 SM, sudah disebut tentang kuil untuk
sembahyang kepada Tuhan dan leluhur. Nabi Kongzi menelii dan mencatat kenyataan tentang pelaksanaan ibadah umat
Ru, baik ibadah kepada Tuhan, para Shenming , atau para leluhur. Didapai kenyataan
bahwa peribadahan tersebut diatur sebagai berikut. 1. Ibadah kepada Tian Yang Maha Pencipta Qian hanya boleh dilaksanakan dan
dipimpin kaisar Huang Di sebagai putra Tuhan Tian Zi. 2. Sembahyang kepada malaikat bumi Tu Shen dilaksanakan oleh rajamuda
Gong, dan berkembang menjadi persembahyangan bagi para suci Shenming di Kelenteng Miao.
3. Sembahyang kepada leluhur Zu Zong di mana yang wajib melaksanakannya adalah rakyat atau umat manusia.
Di zaman purba hingga masa kehidupan Nabi Kongzi para pembesar Da Fu sampai rakyat hanya boleh bersembahyang dan berdoa kepada arwah para leluhurnya.
Keika Nabi Kongzi menjabat sebagai Pembesar Da Fu, beliau mulai merenungkan agar sistem ibadah Ru Jiao dapat diajarkan kepada seluruh rakyatmanusia.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 93
Pada zaman Nabi Kongzi, Kelenteng sudah ada sebagai tempat penghormatan kepada raja. Pada waktu itu menjadi tempat menyimpan benda-benda milik raja
yang sudah meninggal. Nabi Kongzi sering mengunjungi Kelenteng itu sebagai tempat belajar membuka wawasan. Dalam kitab Lunyu diceritakan bahwa seiap kali
Nabi Kongzi memasuki kelenteng selalu saja banyak hal yang ditanyakan. Di dalam kitab Lunyu
tercatat: Tatkala Nabi Kongzi masuk ke dalam kelenteng besar untuk memperingai Pangeran Zhao, banyak hal ditanyakan. Ada orang berkata, “Siapa
berkata anak Negeri Co itu mengeri kesusilaan? Masuk ke dalam kelenteng banyak hal ditanyakan.” Mendengar itu nabi bersabda, “Justru demikian inilah kesusilaan.”
Lunyu . III: 15
2. Peran Nabi Kongzi dalam Sejarah Kelenteng