52 | SMASMK kelas X
sumber: dokumen Kemdikbud
Gambar 4.4 Kue CangBa Cang menjadi
sajian sembahyang Duan Yang
Di tahun kedua pada saat kembali orang merayakan Hari Suci Duan Yang, Yu Fu membawa
sebuah tempurung bambu, berisi beras dituangkan ke dalam sungai, untuk mengenang
kembali dan menghormai Qu Yuan. Banyak orang
yang mengikui jejak Yu Fu. Lebih dari itu, untuk mengenang Qu Yuan para nelayan Sungai Mi Luo
mengadakan lomba perahu naga pada saat sembahyang Duan Yang. Perayaan lomba perahu
naga ini selanjutnya dikenal orang sebagai perayaan Bai Chuan
secara hariah berari beratus-ratus perahu.
Pada tahun-tahun berikutnya, kebiasaan mempersembahkan beras di dalam tempurung bambu itu digani dengan kue dari beras ketan yang dibungkus daun
bambu yang di sini kita kenal dengan nama bacang dan kue cang. Diadakannya
perlombaan perahu yang dihiasi gambar-gambar naga Liong Cun yang mengingatkan usaha mencari jenazah Qu Yuan pencinta negeri, Sastrawan, dan pecinta rakyat itu.
Demikian seiap hari Duan Yang selalu diadakan pula peringatan untuk Qu Yuan, seorang yang berjiwa mulia dan luhur dari Negeri Chu itu.
Sumber: mediaindonesia.com
Gambar 4.5 Perayaan lomba perahu di sungai
Cisadane Tangerang-Banten
Sumber: chinadalily.com.cn
Gambar 4.6 Lomba perahu naga pada saat
Duan Yang untuk mengenang Qu Yuan
4. Nilai Keteladanan Qu Yuan
Keteladanan Qu Yuan yang rela mengorbankan hidupnya sebagai perwujudan cintanya akan nasib bangsa dan negaranya, kiranya perlu dijadikan contoh bagi siapa
saja yang mengaku dirinya sebagai warga bangsa, apalagi bagi mereka yang mengaku dirinya sebagai seorang pemimpin.
Keika negaranya sedang menghadapi bahaya, dengan berani dan penuh cinta ia memberi nasihat yang jujur kepada pimpinannya. Risiko diabaikan, disingkirkan, atau
bahkan dibuang idaklah membuatnya berubah haluan, meski sebelumnya pernah mengalami nasib yang pahit dan idak dipedulikan pimpinannya. Keika sudah dibuang
dan dikecewakan pimpinannya, rasa cintanya terhadap negaranya idaklah luntur. Ia tetap memikirkan yang terbaik bagi negaranya sampai deik terakhir. Pengorbanan
hidupnya pun, idaklah sia-sia dan belakangan terbuki menjadi salah satu prasasi bagi semangat
patrioisme dan moralitas berbangsa.
diunduh dari
psmk.kemdikbud.go.idpsmk
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekeri | 53
Meski harus hidup terlunta-lunta, terbuang dan bahkan mai tanpa meninggalkan jasad, namun sejarah tetap mencatatnya sebagai seorang yang perlu diteladani oleh
generasi sesudahnya. Bandingkan dengan kehidupan sang Raja Cho sendiri Meski kedudukan formalnya lebih inggi, namun dalam catatan sejarah nama Qu Yuan tetap
dikenang dan mendapat penghargaan yang jauh berlebih.
Kalau dikaji secara lebih mendalam, bahwa upaya pencarian Qu Yuan pada saat Duan Yang dengan berlomba-lomba mencari kembali nilai-nilai moralitas yang
diteladankan Qu Yuan. Sebenarnya makna perlombaan itu harus ditafsirkan sebagai perlombaan mencari nilai-nilai moral. Perlombaan untuk menanam kebajikan dalam
seiap ingkah laku kita sebagai manusia.
Qu Yuan secara badani memang telah mai ribuan tahun yang lalu. Namun, Qu Yuan secara spirit dan nilai-nilai tetap hidup dan perlu terus dihidupkan. Ini yang
seharusnya menjadi target atau tujuan kemanusiaan. Di samping hidup lurus selaras Firman Tian, selalu bersyukur dan mawas diri, bersahabat dengan alam, juga wajib
menjunjung inggi moralitas dan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Akivitas Bersama Diskusi Kelompok
D Diskusikan hikmah atau nilai-nilai keteladan Qu Yuan yang dapat kamu ambil
5. Surat Doa Sembahyang Duan Yang