vakum, sehingga dapat memperkecil kemungkinan rusaknya senyawa yang terkandung didalamnya. Perolehan bobot ekstrak daun dadap serep adalah sebesar
14,235 g.
2. Fraksinasi ekstrak
Struktur senyawa aktif dalam tanaman sangat bervariasi. Perbedaaan ini dipengaruhi golongan dan substituen dari senyawa tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan perbedaan polaritas dari tiap-tiap senyawa tersebut sehingga untuk mengekstraksi senyawa aktifnya diperlukan pelarut dengan polaritas yang
bertingkat. Menurut Snyder 1997, proses fraksinasi akan memisahkan komponen aktif dari ekstrak daun kedalam fraksi polar, semi polar dan fraksi non
polar. Etanol merupakan salah satu pelarut universal yang dapat menyari banyak senyawa kimia seperti klorofil, minyak, vitamin dan mineral. Oleh sebab itu
dalam penelitian ini dilakukan fraksinasi yang bertujuan untuk memisahkan senyawa-senyawa didalam ekstrak sehingga yang didapat adalah senyawa-
senyawa yang dituju yaitu senyawa fenolik. Dalam melakukan fraksinasi dalam penelitian ini menggunakan prinsip ektraksi cair-cair dimana merupakan teknik
ekstraksi yang menggunakan dua pelarut yang tidak tercampurkan yang menimbulkan perpindahan senyawa terlarut dari satu pelarut ke pelarut kedua.
Ekstrak yang didapat kemudian dilarutkan dengan air hangat agar lebih mudah untuk melarutkan ekstrak kental. Fraksinasi dilakukan dengan wasbensin
yang merupakan pelarut non polar. Penggunaan wasbensin yang merupakan senyawa non polar dimaksudkan untuk mengekstraksi senyawa-senyawa non
polar seperi minyak, lemak, klorofil dan vitamin. Fraksinasi dilakukan
menggunakan corong pisah. Dalam corong pisah, fraksi air akan berada dibagian bawah sedangkan fraksi wasbensin ada di bagian atas. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan bobot jenis antara wasbensin dan air .
Fraksi air yang mengandung senyawa polar seperti fenolik disimpan, sedangkan fraksi wasbensin yang
mengandung klorofil, minyak, lemak dan vitamin tidak digunakan dalam penelitian ini.
Tahap selanjutnya melakukan fraksinasi kembali dari fraksi air yang diperoleh menggunakan pelarut etil asetat. Menurut Robinson 1995,
pengekstraksian kembali fraksi air dengan pelarut organik yang tidak bercampur dengan air tetapi agak polar sering kali bermanfaat untuk memisahkan golongan
fenolik seperti senyawa-senyawa flavonoid dari senyawa yang lebih polar seperti karbohidrat. Etil asetat merupakan pelarut yang baik untuk ini. Fraksi air akan
berada dibagian bawah dan fraksi etil asetat yang berbobot jenis lebih kecil dari bobot jenis air akan berada diatas.
Fraksi etil asetat akan mengkestraksi senyawa fenolik aglikon sedangkan senyawa seperti antosianin, glikosida flavonoid akan
berada dalam fraksi air. Dalam melakukan fraksinasi, dilakukan dengan perbandingan yang sama
antara pelarut etil asetat, wasbensin dan air dengan masing-masing menggunakan 100 mL fraksi. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, fraksinasi juga dilakukan
secara berulang sebanyak tiga kali karena ekstraksi berulang dengan volume yang sama akan lebih efektif dibanding melakukan ekstraksi tunggal dengan volume
yang besar. Bentuk glikosida senyawa fenolik bersifat polar, sedangkan bentuk
aglikonnya bersifat cenderung non polar, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya senyawa tersebut larut dalam air maupun etil asetat.
Setelah didapat fraksi etil asetat, fraksi kemudian diuapkan menggunakan vaccum rotary evaporator untuk meminimalkan pemaparan pemanasan supaya
stabilitas senyawa fenolik tetap terjaga. Sisa fraksi etil asetat kemudian dimasukkan kedalam oven dengan suhu 40
o
C untuk menguapakan sisa pelarut sehingga didapatkan ekstrak kental. Fraksi kental etil asetat dalam cawan petri
kemudian dibungkus dengan plastik dan ditutup dengan alumunium foil supaya tidak terkena udara dan tidak terpapar sinar UV yang dapat mendegradasi
senyawa fenolik yang ada didalam fraksi etil asetat. Fraksi etil asetat yang sudah dibungkus dimasukan didalam desikator agar tidak terpapar lembab dan
ditumbuhi jamur atau mikroba. Bobot fraksi etil asetat yang didapat sebesar 0,424 g dan rendemen fraksi etil asetat yang didapat adalah 0,424 .
D. Hasil Uji Pendahuluan 1. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan