31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Determinasi
Dalam penelitian ini langkah pertama yang dilakukan adalah determinasi tanaman yang akan digunakan sebagai sampel uji. Tujuan dilakukannya
determinasi adalah untuk mengetahui kebenaran identitas tanaman yang digunakan serta untuk menghindari kesalahan dalam penggunaan tanaman saat
dilakukan penelitian. Determinasi tanaman dadap serep dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia, Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma dengan acuan buku Flora of Java Backer and Bakhuizen van den Brink, 1965. Dari hasil determinasi lampiran 1 yang dilakukan terbukti bahwa
tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah dadap serep Erythrina subumbrans Hassk. Merr..
B. Hasil Pengumpulan Bahan
Daun dadap serep yang digunakan diperoleh dari kebun tanaman obat Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Daun dipanen tanggal
21 september 2012. Daun dadap serep dipilih yang tidak layu, tidak terdapat bekas luka daun, masih berwarna hijau dan masih segar. Adanya luka daun pada
tanaman dapat menyebabkan timbulnya respon enzimatik terhadap luka pada daun tanaman tersebut. Polifenol oksidase merupakan suatu enzim ekstraseluler yang
akan mengoksidasi senyawa fenolik menjadi bentuk radikal dan membentuk polimer yang digunakan untuk menutup luka pada daun. Menurut Harborne
1987, senyawa fenol pada tanaman sangat peka terhadap adanya proses oksidasi enzim yang mungkin dapat berakibat hilangnya senyawa fenol. Berkurangnya
senyawa fenolik pada daun maka dapat mengakibatkan pada berkurangnya aktivitas antioksidan. Seleksi ini dilakukan untuk menjaga kualitas daun yang
akan digunakan sehingga kemungkinan terjadinya pengurangan mutu sampel daun akibat sudah terjadinya perubahan kandungan kimia daun dari proses perubahan
metabolisme tumbuhan dapat dihindari. Daun kemudian dicuci, dibersihkan dengan air bersih yang mengalir untuk menghilangkan sisa-sisa partikel debu,
pengotor lain serta kontaminan yang masih tertinggal di daun. Proses pemanenan dan preparasi simplisia merupakan proses yang dapat
menentukan mutu simplisia daun dadap serep yang akan digunakan sebagai sampel uji, oleh karena itu diperlukan prosedur baku dalam proses tersebut.
Waktu terbaik untuk pemanenan daun kualitas pada puncak musim atau waktu pada hari pemanenan harus ditentukan sesuai dengan kualitas dan kuantitas
konstituen aktif biologis dari hasil vegetatif total bagian tanaman obat yang ditargetkan. Dalam pemanenan daun dadap serep dipilih pada saat pagi hari untuk
mendapatkan hasil metabolit sekunder dari tanaman secara maksimal dan tidak dalam kondisi basah hujan atau embun atau dalam kondisi kelembaban tinggi
untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh mikroba pada tanaman. Kontaminasi mikroba pada tanaman dapat mengakibatkan berubahnya
metabolisme dari tanaman tersebut. Hal ini dikarenakan adanya senyawa fitotoksin yang dihasilkan oleh mikroba yang merupakan hasil sintesis mikroba
pada tanaman saat mikroba tersebut menyerang tanaman. Fitotoksin dapat
menginduksi tanaman untuk memproduksi senyawa fitoaleksin yang merupakan senyawa hasil metabolisme tanaman sebagai pertahanan atas serangan mikroba.
Menurut Harborne 1987, senyawa fitoaleksin pada tanaman dapat berupa seskuiterpenoid, isoflavonoid, asetilena, atau senyawa fenol. Apabila senyawa
fitoaleksin diproduksi berlebih pada tanaman sebagai tanggapan atas serangan mikroba, maka jumlah senyawa fenol yang dibutuhkan sebagai sumber fitoaleksin
akan bertambah. Hal ini dapat menimbulkan kandungan senyawa fenol yang merupakan metabolit sekunder tanaman yang dapat berfungsi sebagai senyawa
antioksidan akan berkurang akibat digunakannya senyawa fenol sebagai sumber fitoaleksin.
Daun dadap yang telah diperoleh dan dicuci kemudian dikeringkan sebelum ekstraksi. Menurut World Health Organization 2003, dalam proses
pengeringan, kelembapan udara pada tempat pengeringan diperhatikan dan dijaga untuk menghindari kelembapan udara berlebih yang dapat menimbulkan
tumbuhnya kontaminan jamur pada daun. Pengeringan dilakukan dalam keadaan terawasi untuk mencegah terjadinya perubahan kimia yang mungkin terjadi. Daun
dadap serep yang diperoleh dikeringkan segera tanpa menggunakan suhu tinggi dan dalam aliran udara yang baik. Setelah daun dadap serep benar-benar kering,
daun tersebut disimpan diwadah yang kering dan bersih.
C. Hasil Preparasi Sampel 1. Ekstraksi sampel