baru, senyawa bioktif tersebut juga menunjukan potensi sebagai senyawa antimikroba Rasooli, 2011.
O O
Isoflavan Isoflavone
O O
O
Isoflavanone
O
Isoflavan-3-ene
O
OH
Isoflavanol
O O
3-arylcoumarin
Gambar 1. Beberapa struktur senyawa isoflavonoid Samanta, Das, dan Das, 2011
B. Senyawa Fenolik
Senyawa fenolik merupakan metabolit sekunder dari alam dengan jumlah senyawa yang besar lebih dari 8.000 yang tersebar luas diseluruh kingdom
tanaman dan dikarakterisasi dengan setidaknya memiliki satu cincin aromatis dengan satu atau lebih terikat dengan gugus hidroksil. Senyawa fenolik dapat
diklasifikasikan berdasarkan susunan dari atom karbon dalam flavonoid flavonol, flavon, flavan-3-ol, antosianidin, flavanon, isoflavon dan lainnya dan non-
flavonoid asam fenolat, hidroksinamat, stilben dan lainnya dan senyawa- senyawa tersebut umumnya berada terkonjugasi dengan gula dan asam organik
Cartea, Francisco, Soengas, dan Velasco, 2010.
Flavonoid merupakan salah satu kelompok metabolit sekunder terbesar sebagai senyawa fenolik. Flavonoid melindungi tanaman terhadap berbagai
ancaman biotik dan abiotik yang menunjukkan spektrum dengan beragam fungsi biologis dan memainkan peran penting dalam interaksi antara tanaman dan
lingkungannya Samanta et al., 2011. Senyawa fenolik mayoritas yang ada di alam berada sebagai glikosida. Adanya gula dan gugus hidroksil membuat
senyawa fenolik larut dalam air sedangkan adanya gugus metil dan unit isopentil membuat flavonoid menjadi lipofilik Samanta et al., 2011.
Sebagian besar koleksi metabolit dari produk alam disebut dengan istilah flavonoid yang mencakup senyawa dengan karbon berstruktur C6-C3-C6.
Tergantung pada posisi keterkaitan dari cincin aromatik ke bagian benzopiren, kelompok produk alam ini dibagi menjadi tiga kelas: Flavonoid 2 -
fenilbenzopiren, isoflavonoid 3-benzopiren dan Neoflavonoid Samata et al., 2011.
O O
Flavonoids Isoflavonoids
3-benzopyrans
O
Neoflavonoids
Gambar 2. Klasifikasi flavonoid produk alam Samata et al., 2011 C. Radikal Bebas
Reaktif oksigen spesies ROS adalah istilah yang meliputi semua molekul yang sangat reaktif yang mengandung atom oksigen yang merupakan
golongan radikal bebas. Jenis ROS termasuk radikal hidroksil, radikal anion superoksida, hidrogen peroksida, singlet oksigen, radikal nitrat oksida, radikal
hipoklorit, dan berbagai lipid peroksida. Semua mampu bereaksi dengan membran lipid, asam nukleat, protein, enzim dan molekul kecil lainnya, yang
mengakibatkan kerusakan sel Sapakal et al, 2008.
Banyak bukti yang telah dikumpulkan untuk melihat kerusakan seluler yang timbul akibat dari spesies oksigen reaktif ROS, setidaknya sebagian, dalam
etiologi dan patofisiologi penyakit manusia seperti gangguan neurodegeneratif misalnya penyakit alzheimer, penyakit parkinson, multipel sklerosis, syndrom
down, peradangan, infeksi virus, autoimun patologi, dan gangguan sistem pencernaan seperti peradangan pencernaan dan ulkus. Dalam sistem metabolisme
tubuh, radikal bebas dihasilkan sebagai bagian dari proses normal metabolisme tubuh, dan reaksi berantai radikal bebas biasanya diproduksi di rantai pernapasan
mitokondria, campuran oksidase fungsi hati, dengan leukosit bakteri, melalui aktivitas xantin oksidase, polusi atmosfer, dan dari transisi logam katalis, obat dan
xenobiotik. Selain itu, mobilisasi kimia dari cadangan lemak di bawah berbagai kondisi seperti menyusui, olahraga, demam, infeksi dan bahkan puasa, dapat
menghasilkan peningkatan aktivitas radikal dan meningkatkan kerusakan, khususnya yang berhubungan dengan kekebalan tubuh dan sistem saraf. Hormon
stres adrenalin dan noradrenalin yang disekresikan oleh kelenjar adrenal di bawah kondisi stres emosional yang berkelanjutan dan berlebihan, yang
kemudian dimetabolisme menjadi lebih sederhana seperti molekul radikal bebas, juga dapat meningkatkan produksi senyawa radikal dalam tubuh Atawodi, 2005.
D. Antioksidan