Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

Bab I pendahuluan membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup Mudyahardjo dalam Ahmadi, 2014 : 36-37. Secara sempit dapat didefinisikan bahwa pendidikan adalah sekolah. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang mengupayakan manusia agar memiliki kemampuan yang kesadaran penuh terhadap hubungan dan tugas-tugas manusia. Tujuan dari pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan guna memberikan rumusan hasil yang diharapkan siswa setelah melakukan belajar bersama Sudirman, 2004 : 4. Dalam Undang-undang Dasar juga dituliskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Adanya tujuan pendidikan menjadikan kegiatan pembelajaran menjadi jelas dan memiliki arah untuk dituju. Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA. IPA adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang fenomena alam yang ada di kehidupan siswa sehari- hari. Dalam penelitian ini, peneliti mengamati mata pelajaran IPA di sekolah dasar Kuwang. Peneliti melakukan wawancara dengan guru dan dari wawancara yang telah dilakukan, guru mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi dimata pelajaran IPA terutama IPA Fisika. Siswa kurang mampu memahami materi IPA Fisika sehingga menyebabkan rendahnya prestasi belajar yang kurang dari KKM. Rendahnya KKM mengakibatkan mutu pendidikan di sekolah yang satu dengan yang lain menjadi berbeda. Baswedan 2014 : 2 mengatakan bahwa kondisi pendidikan di Indonesia dalam keadaan gawat darurat. Beberapa hasil buruk yang dicapai dunia pendidikan Indonesia beberapa tahun terakhir adalah: 1 Sebanyak 75 sekolah di Indonesia tidak memenuhi standar layanan minimal pendidikan. 2 Nilai rata-rata kompetensi guru di Indonesia 44,5 sedangkan nilai standar kompetensi guru adalah 75. 3 Indonesia masuk dalam peringkat 40 dari 40 negara pada pemetaan kualitas pendidikan menurut lembaga The Learning Curve. Guru hendaknya meningkatkan kompetensi yang dimiliki agar tidak terjadi miskonsepsi terhadap materi yang disampaikan kepada siswa terutama pada mata pelajaran IPA Fisika. Mata pelajaran IPA Fisika dapat digali melalui contoh nyata yang terdapat dikehidupan siswa sehari-hari agar siswa juga dapat memahami dengan mudah. Salah satu sumber kesulitan utama dalam pelajaran IPA fisika adalah akibat terjadinya kesalahan konsep dan anggapan bahwa IPA Fisika itu sulit. Suparno dalam, Jaziroh 2014 : 1 mengungkapkan bahwa siswa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang memiliki minat rendah terhadap fisika cenderung memiliki miskonsepsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang berminat tinggi. Miskonsepsi menurut Brown dalam Yuliati, 2006 : 248-249 menyatakan bahwa miskonsepsi merupakan suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian dan pemahaman para ilmuwan. Miskonsepsi sering terjadi di dalam mata pelajaran IPA. Trianto 2010 : 10-11 mengemukakan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam hakikatnya merupakan suatu proses, produk, dan aplikasi. IPA merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari mempelajari, menemukan, dan mengembangkan produk yang berhubungan dengan sains. Miskonsepsi dalam IPA adalah salahnya pemahaman atau konsep yang tertanam di dalam diri siswa sehingga siswa merasa bahwa konsep pemikiran mereka benar. Berdasarkan dari wawancara yang telah peneliti lakukan, terdapat miskonsepsi IPA Fisika pada siswa sekolah dasar. Akan tetapi dari 4 penelitian yang relevan yang telah peneliti baca, belum ada yang meneliti tentang miskonsepsi IPA Fisika di Kecamatan Cangkringan. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian tentang miskonsepsi IPA Fisika di Kecamatan Cangkringan karena adanya miskonsepsi yang dialami siswa kelas V SD. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui kesalahan konsep yang dialami siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan. Paparan dalam latar belakang yang telah diungkapkan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Miskonsepsi IPA Fisika PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Siswa Kelas V SD Negeri se-Kecamat an Cangkringan, Sleman”. Penelitian ini dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi pada siswa kelas V SD Negeri se-Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman.

B. Identifikasi Masalah