Analisis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi No.46-PUU-VII2010
89
Selain itu, mereka beralasan bahwa nasab itu merupakan karunia dan nikmat, sedangkan perzinaan itu merupakan tindak pidana jarîmah yang sama sekali
tidak layak mendapatkan balasan nikmat.
33
Adapun dalil yang mereka gunakan, baik oleh ulama yang menasabkan hanya kepada ibunya atau ulama
yang me n s bk n jug k hn l h h s n b W “al-Walad lil firasy
wa -‘ r - r” ng m n h s n c r t k n m l lu j lur s h
r.a.
34
tetapi mereka berbeda dalam memahami hadis tersebut. Namun, hukum Islam yang digunakan dan yang ditranformasikan ke
dalam UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan adalah pendapat yang menyatakan bahwa anak luar nikah hanya dinasabkan kepada ibunya.
Indonesia sebagai negara hukum, mengatur tentang anak yang lahir di luar nikah dalam undang-undang no 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Dalam pasal
43 ayat 1 disebutkan bahwa anak yang dilahirkan di luar pernikahan yang sah hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya serta keluarga ibunya,
tetapi pada tahun 2012 Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa pasal 43 ayat 1 ini bertentangan dengan UUD 1945 selagi dimaknai terputusnya hubungan
anak dengan bapaknya. Sehingga dalam hal ini, MK memutuskan bahwa anak yang lahir di luar nikah juga mempunyai hubungan perdata dengan bapaknya
juga, salah satunya alasannya karena tidak mungkin seorang perempuan hamil
33
Nurul Irfan, Nasab Status Anak, hal.115, lihat juga Ahmad Al-Syarbasî, s’
-D w -H , jilid 4, hal. 103, lihat juga Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal Asy- Syakhsiyyah, Bairut: Dâr al-Fikr al-
ˊ r b , t.t, h.454.
34
Al-Raisuni, Ahmad Raisuni, N z r t -M q s , h. 345.
90
tanpa ada pertemuan antara sel ovum dan spermatozoa
35
laki-laki dan perempuan. Begitu juga, anak mempnyai hak untuk mendapatkan nafakah,
pengakuan nasab dari bapaknya sama seperti anak-anak yang lain. Anak tersebut tidak berdosa sehingga dia tidak bisa menanggung akibat yang
dilakukan oleh kedua orang tuanya. Oleh karena itu, menurut MK tidak tepat dan tidak adil manakala hukum menetapkan bahwa anak yang lahir dari suatu
perkawinan hanya memliki hubungan dengan dengan perempuan tersebut sebagai ibunya. Selain itu, tidak tepat dan tidak adil pula jika hukum
membebaskan laki-laki yang melakukan hubungan seksual yang menyebabkan laki-laki yang melakukan hubungan seksual yang menyebabkan terjadinya
kehamilan dan kelahiran anak tersebut dari tanggung jawabnya sebagai seorang bapak dan bersamaan dengan itu hukum meniadakan hak-hak anak terhadap
laki-laki tersebut sebagai bapaknya. Lebih-lebih manakala berdasarkan perkembangan teknologi yang dapat dibuktikan bahwa seorang anak itu
merupakan anak dari laki-laki tertentu. Seiring dengan perkembangan zaman, apakah pemberian nasab anak yang
lahir di luar nikah hanya kepada ibunya masih akan dipertahankan ketika anak itu bisa dibuktikan dengan bukti-bukti yang ilmiah seperti bisa dibuktikan
dengan ilmu pengetahun dan teknologi, apalagi ada pengakuan dari laki-laki sebagai bapak anak tersebut sedangkan ibunya
m ng m n n . D s mp ng tu, t muk n k m s l h t n l n ng l b h b s r untuk n k t rs but p b l jug
dinasabkan kepada bapak biologisnya dalam rangka memelihara jiwa z -
35
Putusan MK No. 46PUU-VIII2010. h. 32.
91
nafs yang mana hal itu termasuk suatu yang primer rur seperti
memberikan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaian-pakaian dan lain sebagainya.
36
Karena, jika anak tersebut dinasabkan terhadap bapaknya maka secara otomatis bapaknya tersebut mempunyai kewajiban tanggungjawab
untuk memberikan nafkah, mendidik, dan mejaga anaknya, dan anaknya bisa menuntut bapaknya apabila ia mengabaikan tanggung jawab tersebut. akan
tetapi sebaliknya, jika anak itu tidak dinasabkan terhadap bapaknya maka bapaknya tidak mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi kewajiban di
atas, begitu juga anak tersebut tidak mempunyai hak untuk menuntut bapaknya. Senada dengan pendapat as-Syâtibîy di atas, Al-Ghazâli juga mengatakan
bahwa; sesungguhnya bertanggung jawab terhadap anak dalam mengasuh, me
m l h r , m mb r k n n f q h, m mb l k n m k n n, n m n w or ng untuk m nj g n m k m s l h t nn t rm suk k dalam suatu yang
rur primer, karena kebutuhan terhadap nafaqah dan pemeliharaan m rup k n su tu t b ’ t b g s t p n k k c l. dangkan mengingkari dari
tanggung jawab tersebut, berarti dia membinasakan anak dan jiwanya. Hal ini juga merupakan suatu yang
rur
37
Alasan MK juga karena apabila anak tersebut hanya dinasabkan hanya kepada ibunya maka itu tidak mencerminkan suatu keadilan. Karena lahirnya
anak tersebut disebabkan oleh bertemunya sel ovum dan spermatozoa laki-laki
36
As-Syatîbîy, al-Muwafaqât, juz II, h.8.
37
Ar-Raysunî, Ahmad Raisuni, N z r t -M q s , h.346.
92
dan perempuan. Adalah tidak tepat dan tidak adil pula jika hukum membebaskan
laki-laki yang
melakukan hubungan
sekseual yang
menyebabkan terjadinya kehamilan dan kelahiran anak tersebut dari tanggung jawanya sebagai bapak dan bersamaan dengan itu hukum meniadakan hak-hak
anak terhadap lelaki tersebut sebagai ayahnya. Sedangkan Islam mengajarkan keadilan bagi sesama karena Pada kenyataannya semua manusia adalah
keturunan Nabi adam yang dilahirkan dalam keadaan suci, jadi semuanya sama tanpa melihat perbedaan, baik ras, suku, warna kulit, negara,
38
dan lain sebagainya. Semua manusia dilahirkan dalam keadaan suci, Islam juga tidak
mengenal konsep dosa turunan atau pelimpahan dosa. Pertanggung jawaban dalam Islam bersifat individu. Seseorang tidak dapat menanggung beban dosa
orang lain, apalagi bertanggung jawab terhadap dosa orang lain,sebagaimana dinyatakan dalam al-
ur’ n ur t l-Isr ’ t 15, ur t l- n’ m t 164, Surat Fatîr ayat 18, Surat az-Zumâr ayat 7, Surat an-Najm ayat 38.
39
Putusan MK tersebut memunculkan banyak protes dari kalangan ulama karena dianggap bertentangan dengan hukum Islam yang diberlakukan di
Indonesia dan telah ditranformasikan ke dalam UU No 11974 tentang perkawinan, selain itu, putusan MK tersebut dianggap dapat melegalkan
38
Muhammad al- Th h r b n ‘ s ur, Maqashid al- r ’ , h.94.
39
ىَرْخ ُ
أ َرْزِو لةَرِزاَو ُرِزَت َ
ََو
ةيَا ءارَا ةروش 51
، و
َ ََو اَهْيَلَع
ا َِإ مسْفَن
ُ ُُ ُبِصْكَت َََ َرْزِو لةَرِزاَو ُرِزَت
ىَرْخ ُ
أ
ةيَا ماعىَا 561
،
ُق اَذ َن ََ ْوَ َو لءْ ََ ًُْيِن ْلَهْ ُُ َ
َ اَهِلْ ِِ َ
َِإ لةَلَقْثُن ُعْدَت ْنِإَو ىَرْخ
ُ أ َرْزِو لةَرِزاَو ُرِزَت
َ ََو
ةروش ََْر ةيَا رطافلا
58
،
ىَرْخ ُ
أ َرْزِو لةَرِزاَو ُرِزَت َ
ََو
ا ر ز ا ةيَ
7
ةيَا مجنا ىَرْخ ُ
أ َرْزِو لةَرِزاَو ُرِزَت ا
َ َ
أ 38
93
perzinahan. Karena menurut mereka untuk mempunyai anak tidak usah melalui pernikahan.
Namun, putus n K t rs but h rus p h m s c r obj kt f n b j k
g r m mb w m s l h at bagi umat manusia bukan sebaliknya. Perubahan ini bukan berarti MK melegalisasi perzinaan dan prostitusi. MK hanya berupaya
untuk menuangkan hasil ijtihadnya agar anak-anak yang lahir di luar nikah tetap memiliki hak dan kedudukan yang sama dengan anak-anak lain dan agar
tidak terjadi perlakuan diskriminatif. Sehingga, sebagian kaum lelaki yang melakukan pernikahan siri, melekukan perzinaan, perselingkuhan, maupun
samen level kumpul kebo hingga wanita partnernya itu hamil dan melahirkan anak, harus bertanggung jawab atas kebutuhan lahir batin anak yang lahir
akibat perbuatannya.
40
Dengan demikian, hak hidup anak sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 27 ayat 1, Pasal 28B ayat 2, serta Pasal 28I ayat 2 UUD 1945 yang
menyebutkan bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, setiap anak berhak atas keberlangsungan hidup,
tumbuh dan berkembangm serta berhak atas perlindungan dan kekerasan dan diskriminasi
41
atas dasar apapun.
42
40
Nurul Irfan, Nasab Status Anak dalam Hukum Islam, h. 202-203.
41
q s r ’ h jug m ng n l kons p p rs m n al-Musawah. Pada kenyataannya semua manusia adalah keturunan Nabi adam yang dilahirkan dalam keadaan suci, jadi semuanya
sama tanpa melihat perbedaan, baik ras, suku, warna kulit, Negara Muhammad al-Thahir bin ‘ s ur, Maq
s id al-
r ’ . hal.94. dan lain sebagainya. Semua manusia dilahirkan dalam
94
Dari uraian di atas, jumhur ulama beralasan kenapa hanya dinasabkan kepada ibuya saja
k r n untuk k m s l h t n m m l h r k turun n z - nasl
. k n t t p s l n l s n jumhur ul m t rs but, jug t r p t k m s l h t n l n tu l m r ngk m m l h r j w z -nafs seperti
memberikan makanan, minuman, tempat tinggal, pakaia-pakaian dan lain sebagainya yang keduanya termasuk suatu yang primer
rur .
43
karena memberi nafkah merupakan suatu kewajiban. Sebagaiman ditetapkan dalam al-
ur’ n.
44
Oleh karena itu, atas dasar pertimbangan di atas MK memutuskan
keadaan suci, islam juga tidak mengenal konsep dosa turunan atau pelimpahan dosa dari satu pihak ke pihak lain. Allah berfiman: innamâ al-
mu’m w al-hujur t: 10. Ibnu ‘ s ur l m m n ngg p m kn l f z “Ikhwah” t rh p t t s, b hw tu m nc kup p rs m n ang
luas tanpa ada perbedaan. Suatu yang kuat atau lemah tidak bisa mengurangi suatu persamaan Muhammad al-
Th h r b n ‘ s ur Maq s
id al- r ’ hal.94. dari Aisyah radliallahu anhu
bahwa orang-orang Quraisy sedang menghadapi persoalan yang mengelisahkan, yaitu tentang seorang wanita suku Al Makhzumiy yang mencuri lalu mereka berkata; Siapa yang mau
merundingkan masalah ini kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam?. Sebagian mereka berkata; Tidak ada yang berani menghadap beliau kecuali Usamah bin Zaid, orang kesayangan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Usamah pun menyampaikan masalah tersebut lalu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Apakah kamu meminta keringanan atas
pelanggaran terhadap aturan Allah?. Kemudian beliau berdiri menyampaikan khuthbah lalu bersabda: Orang-orang sebelum kalian menjadi binasa karena apabila ada orang dari kalangan
terhormat pejabat, penguasa, elit masyarakat mereka mencuri, mereka membiarkannya dan apabila ada orang dari kalangan rendah masyarakat rendahan, rakyat biasa mereka mencuri
mereka menegakkan sanksi hukuman atasnya. Demi Allah, sendainya Fathimah binti Muhamamd mencuri, pasti aku potong tangannya HR.Bukhari
42
Nurul Irfan, Nasab Status Anak dalam Hukum Islam, h.203.
43
As-Syatîbîy, al-Muwafaqât, juz II, h.8.
44
فورعماة وهتوصكو وهقزر ه دو وما ىو
yang artinya :Dan kewajiban ayah adalah memberi makanan an pakaian kepada ibu dengan cara yang makruf QS.2:233
95
bahwa anak yang lahir di luar nikah tersebut juga dinasabkan ke bapak biologisnya bila bisa dibutikan dengan bukti-bukti otentik seperti ilmu
pengetahuan dan teknologi bahwa anak tersebut mempunyai hubungan darah dengan laki-laki tersebut.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa alasan p rt m ng
gun k n ol h jumhur ul m tu; l m r ngk m nj g k m s l h t n memelihara keturunan
z -nasl sehingga mereka hanya menasabkan anak yang dilahirkan di luar nikah hanya kepada ibunya. Begitu juga, menurut
mereka zina itu merupakan suatu perbuatan tercela sehingga tidak berhak mendapatkan karunia yang diberikan oleh tuhan berupa anak. Konsekuesi
pendapat ini adalah bapak biologis dari anak tersebut tidak terikat tanggung jawab atas anak hasil perbuatannya, karena si anak pun tidak berhak menutut
hak apapun dari ayah biologisnya tersebut. Sedangkan MK menasabkan anak di luar juga kepada ibunya ternyata MK mempunyai dua alasan. Pertama,
alasannya sama dengan alasan jumhur yaitu untuk memelihara keturunan z
al-nasl, itu terlihat dari alasan MK apabila bila bisa buktikan bahwa anak t rs but m mpun “hubung n r h”. Kedua, k m s l h t n m m l h r j w
z -nafs. Yang secara tidak langsung ini adalah alasan MK berdasarkan alasan-alasan di atas. Karena untuk melindungi hak anak baik berupa nasab,
pengasuhan, nafaqah, perlindungan dan lain sebagainya. Konsekuensi dari putusan MK tersebut adalah kebalikan dari konsekuensi yang pertama di atas.
Berdasarkan uraian-uraian yang telah penulis jelaskan di atas baik al s n
jumhur ul m n K. P nul s l b h s p k t t rh p putus n K. K r n ,
96
mp k k m s l h t n t rh p s n k l b h b s r p b l n k t rs but jug n s bk n t rh p h b olog sn . Putus n K t rs but l b h
m ng komu r u k m s l h t n tu memelihara keturunan z -nasl dan memelihara jiwa
-nafs. h ngg m nurut p nul s b r s rk n m to t rjîh m k putus n K t rs but unggulk n k m s l h t nn l b h
besar didapat oleh anak tersebut daripada hanya dinasabkan kepada ibunya dan keluarganya ibunya saja, baik secara materi maupun psikologi anak tersebut.
Putusan MK tersebut dapat menyelamatkan anak dari ketelantaran. Bisa dibayangkan, jika anak tersebut tidak ada yang bertanggung jawab dan tidak
ada yang mengurus kehidupan serta pendidikannya, bukan tidak mungkin ia akan mengikuti jejak kebiadaban ayah biliogisnya. Sementara Allah
mewajibkan kepada kedua orang tua untuk menjalankan amanah berupa karunia keturunan agar dililndungi, dididik, diberi nafaqah. Undang-undang
ilâhi juga sangat mendukung penuh terhadap kelangsungan yang baik untuk sebuah generasi.
45
Disamping itu, alasan-alasan MK tersebut lebih tepat dengan konteks masa sekarang, karena untuk membuktikan anak apakah mempunyai hubungan
45
QS. Al- N s ˊ t 9, ll h b rf rm n:
َضْخَ ْ
َْو َش
ً َْوَق اوُ وُقَ
ْ َْو َاَا اوُقاتَيْلَف ْمِهْي
َلَع اوُفاَخ اًفاَع ِض ًةايِرُذ ْمِهِفْلَخ ْوِن اوُكَرَت ْوَ َويِ اَا اًديِد
9
9. dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh
sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar
.
Ibnu Ȃs ur m ngungk pk n tuju n t n l h m mb r k n r s t kut t rh p z b Allah, juga
m mb r k n st mulus k p p r or ng tu g r m m l k s mp t k t rh p n k n k lu rg n , tu ng n m mb r k n r zk s rt b g n h rt n untuk k b rl ngsung n h up
m r k p sc k m t nn . uh mm T h r Ibnu ˊȂs r, - r w -Tanwîr, juz 4 Tun s : D r suhn n l l-Nasyr wa al-T uzîˊ, 1997, 251-252
97
darah
46
atau tidak dengan ayahnya di masa sekarang bisa dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga untuk menjaga kemurnian nasab
lebih bisa dibuktikan secara ilmiah dan masuk akal. Karena penentuan ada hubungan darah atau tidaknya itu, ahlinya adalah dokter. Sebagaimana
dikatakan Muhammad Jawad Mughniyah,bahwa masalah yang berkaitan dengan alam seperti penetapan minimal atau maksimal kehamilan jelas
merupakan spesialisasi dokter, bukan para ulama mazhab.
47
Penjelasan-penjelasan terhadap masalah-masalah yang menjadi sumber objek hukum dan undang-undang tersebut, jelas merupakan bidang tugas
mereka yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam hal itu. Kalau penjelasan-penjelasan dan ketentuan-ketentuan itu datangnya dari imam-imam
fiqh, maka penjelsan-penjelasan mereka ini merupakan pengesahan dari ketetapan para ahli tersebut, dan tidak lebih dari itu, semisal seorang hakim
yang minta bantuan kepada mereka tatkala menjatuhkan hukuman suatu keputusan. Lantas, bila fakta telah terungkap dan kekeliruan-kekeliruan dalam
ketentuan-ketentuan itu telah pula dijelaskan, maka apa yang dikatakan oleh ulama mazhab tersebut tidak wajib dilasanakan. Sebab, kita yakin seyakin-
yakinnya bahwa mereka itu berbicara tentang suatu yang sudah ada sebelum
46
Para ulama madzhab yang empat sepakat manyatakan bahwa nasab merupakan pertalian kekeluargaan berdasarkan hubungan darah, baik ke atas, ke bawah, maupun ke samping.
Nasab juga sebagai dasar fondasi yang kuat dalam membina dan melestarikan keutuhan kehidupan manusia, sebab pada hakikatnya nasab juga merupakan nikmat dan karunia besar yang Allah SWT
berikan kepada hamba-nya. Oleh karena itu, nasab harus senantiasa dijaga kemurniannya. Disamping itu, nasab juga merupakan persoalan pokok kaitannya dengan struktur hukum keluarga
yang lain, seperti hak hadhana, nafkah, hukum kewarisan, dan masalah perwalian. Nurul Irfan, Nasab Status Anak dalam Hukum Islam, Jakarta: AMZAH, 2012, h.268
47
Muhammad Jawad Mughniyah, q L m M z b; J ’ r, H , M , ’ ,
dan Hambali, Jakarta: PT Lentera Basritama, 1996, h.385.
98
penetapannya, dan bahwasanya maksud dari pemberian ketentuan yang mereka lakukan itu adalah untuk mengungkapkan dan menerangkan hal-hal yang
terjadi itu tadi, namun kemudian terbukti yang sebaliknya. Dengan demikian, dalam kondisi seperti ini pelaksnaan pendapat mereka itu bertentangan dengan
apa yang dikehendaki dan diinginkan oleh mereka sendiri. Para ulama mazdhab menanamkan bentuk kekeliruan ini dengan
s t b -t t b q k s l h n l m p n r p n, s m s l uc p n s s or ng, “ b r k n p ku
b j n n ,” m nunjuk b tu ng m r p b j n .
48
Selain itu, menurut penulis apabila anak itu hanya dinasabkan kepada ibunya saja, maka secara psikologi anak tersebut akan mengalami hambatan di
dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
49
Disebabkan hubungan anak dengan orang sekitar sering mendapat perlakuan yang tidak sama dengan anak-
anak yang lainnya. Tidak sedikit dari kalangan masyarakat yang mengatan anak yang lahir di luar nikah itu disebut anak haram, anak zina dan lain
sebagainya sehingga anak tersebut selalu merasa tertekan. Dari sini, terdapat dua kemafsadatan yang perlu dicermati yaitu
kemafsadatan zina serta kemafsadatan akibat hilangnya hak-hak anak biologis jika tidak diberikan status nasab dari ayah biologisnya. Bayangkan saja, pada
tahun di wilayah Jakarta dan sekitarnya pada tahun 2012 meningkat dari tahun sebelumnya. Komisi perlindungan anak mencatat pada tahun 2012 ada 162 di
48
Muhammad Jawad Mughniyah, q L m M z b; J ’ r, H , M , ’ ,
dan Hambali, Jakarta: PT Lentera Basritama, 1996, h.384.
49
Dianan Adriana, Tumbuh Kembang Terapi Bermain pada Anak, Jakarta: Salemba Medika, 2011, h.12.
99
jabodetabek dilaporkan dibuang, jumlah ini naik dibandingkan tahun 2011 sebanyak 121 bayi dilaporkan dibuang. sebagian besar bayi dilaporkan dalam
keadaan meninggal dunia. Di tahun 2012 tercatat 129 bayi ditemukan tak bernyawa. Menurut Arist ada dua faktor utama yang menyebabkan kasus
seperti ini meningkat. Pertama adalah perilaku seks bebas di kalangan remaja. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN pernah
merilis hampir 35,9 persen remaja di kota besar seperti Jakarta pernah melakukan hubungan intim di luar nikah. Hal ini, berujung pada aborsi dan
juga membuang anak mereka yang lahir untuk menutupi malu.
50
Faktor berikutnya adalah ekonomi, karena masih ada sebagian masyarakat yang masih
berangggapan kelahiran anak semakin mempersulit ekonomi mereka. Mereka memilih membuang anak mereka agar karena dinilai akan menjadi beban
ekonomi.
51
Berdasarkan uraian di atas, menurut penulis pendapat yang menasabkan anak di luar nikah kepada ibunya serta ayah bilogisnya jika dapat pengakuan
dari dari ayah biologisnya atau dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi itu lebih unggul râjih dari pada pendapat yang hanya menasabkan
anak di luar nikah hanya kepada ibu n . K r n p b l n k lu r n k h
50
Dari fakta tersebut, sekaligus membantah terhadap asumsi lain yang berupa kekhawatiran makin terbukanya perzinahan. Karena dengan menetapkan status anak zina kepada
ayah biologisnya, para pria yang hendak berbuat zina akan memirkan kembali perbuatannya karena ia dapat dikenai pertanggung jawaban di ruang pengadilan. Nikah tetap menjadi suatu yang
sacral, sementara Zina merupakan suat u ng k j s rt j l n ng s ng t buruk . l-Isr ’ t
32. b g m n p n p t Im m bu H nîf h b hw h k k t r p n k h l h w t î’, namun bukan berarti ia menghilangkan syarat dan rukun dari pada suatu pernikahan.
51
http:www.tempo.coreadnews20121224064450068Tiap-3-Hari-1-Bayi-Dibuang- di-Jakarta
diakses pada hari rabu tanggal 05 Mei 2015.
100
t rs but jug n s bk n k h b olog sn m k k m s l h t nn l b h b s r r p h n n s bk n k p bun . B g tu jug , putus n K
t rs but m ngumpulk n u k m s l h t n tu n s b k p h n s c r otom t s n k t rs but jug m n p tk n k m s l h t n b ru p m m l h r
jiwa hizf al-nafs seperti hadhanah, pemberian makan, serta perlindungan dari ayah sebagai pendapat al-Gazali dan al-Syatibi yang telah penulis jelaskan di
atas. Memberikan status nasab anak dilahirkan di luar nikah kepada ayah
bilogisnya sebagaimana diputuskan oleh MK, maka ayah biologis yang menyebabkan kelahiran anak dituntut bertanggung jawab baik untuk
memberikan nafkah, pendidikan, maupun keberlangsungan hidup si anak. Hal ini merupakan bentuk lain dari upaya menanggung kerusakan yang lebih ringan
untuk menagkal dampak buruk yang lebih besar.
101