Pembatasan Masalah Perumusan Masalah

11 ada Putusan MK NO.46PUU-VIII2010 dan setelah ada putusan dalam konteks ketetanegaraan Indonesia. 11 Ketiga, Buku yang berjudul, “Nasab Status Anak dalam Hukum Islam”, yang dikarang oleh M. Nurul Irfan dosen kult s r ’ h Hukum IN Syarif Hidayatullah, Kajian ini menjelaskan tentang konsep nasab status anak luar nikah dalam hukum sebelum dan setelah adanya Putusan MK NO.46PUU-VIII2010 yang disertai kajian hukum serta tanggapan MUI terhadap putusan MK tersebut. 12 Keempat, Buku ng b rju ul, “Masalah anak dalam Hukum Islam , anak kandung, anak tiri, anak angkat, dan anak zina ”, pengarangnya adalah Fuad Mohd. Buku ini menjelaskan tentang beberapa masalah hukum perdata di Indonesia yang berkaitan dengan hukum Islam tentang anak. 13 Dari beberapa kajian yang telah dilakukan di atas, penulis tidak menemukan karya ilmiah yang menggunakan tinjauan maqashid al- s r ’ . mengingat Negara adalah Negara yang mayoritas penduduknya muslim. Saya lihat masyarakat sangat butuh akan penelitian ini untuk lebih menambah khazanah pengetahuan khususya bagi penulis umumnya bagi masyarakat. 11 M.Nurul Irfan, dkk, Status Hukum Anak Luar Nikah di Indonesia, h.45. 12 M. Nurul Irfan, Nasab Status Anak dalam Hukum Islam, h.65. 13 Fachruddin, Fuad Mohd. Masalah anak dalam Hukum Islam. anak kandung, anak tiri, anak angkat, dan anak zina, h.38. 12

D. Kerangka Konseptual

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan kepada kita semua untuk melindungi segenap bangsa Indonesia, mulai dari suatu yang paling kecil sampai paling besar. Salah satu amanah tersebut sebagaimana termaktub dalam Pasal 28B ayat 1 UUD 1945 yang menyatakan bahwa setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui keturunan yang sah. Pasal 28B ayat 2 UUD 1945 m n t k n “ t p n k b rh k t s k l ngsung n h up, tumbuh n b rk mb ng s rt b rh k t s p rl n ung n r k k r s n n skr m n s ”. Melahirkan anak di luar nikah merupakan suatu aib khususnya bagi keluarga dan masyakat pada umumnya. Sehingga lahir di luar nikah tersebut bukanlah hal yang sangat tidak diinginkan oleh siapapun, lebih-lebih oleh anak yang di lahirkan tersebut. Semua anak pasti ingin dilahirkan dari perkawinan yang sah seperti anak-anak lainnya. Hukum islam yang notabene fikih memberikan kedudukan berbeda terhadap anak yang lahir di luar nikah dengan anak yang lahir dari perkawinan yang sah. Bagi anak yang lahir di luar nikah menurut ulama fiqih seperti f ’ , H mb l , n l k m ng takan bahwa anak yang lahir di luar nikah hanya mempunyai nasab dengan ibunya tidak kepada ayahnya. Hukum tersebut ditransformasikan ke dalam UU No 1 Tahun 1974 tentang perkawinan s b g m n P s l 43 t 1 ng b rbun “Anak yang dilahirkan di luar