25
2. Maqâ s id al-Mukallaf Tujuan Mukallaf.
25
Maq s id al-syar ah mengandung empat aspek, yaitu:
1. Tujuan awal dari syarîˊat yakni kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.
2. Syarîˊat sebagai sesuatu yang dipahami.
3. Syarî’at sebagai suatu hukum taklifi yang harus dilakukan, dan
4. Tujuan syarîˊat adalah membawa manusia ke bawah naungan hukum.
26
Aspek pertama berkaitan dengan muatan dan hakikat maqashid al- s r ’ h.
Aspek kedua berkaitan dengan dimensi bahasa agar syariat dapat dipahami sehingga tercapai kemaslahatan yang dikandungnya. Aspek ketiga berkaitan
dengan pelaksanaan ketentuan-ketentuan syariat dalam rangka mewujudkan kemaslahatan. Ini juga berkaitan dengan kemampuan manusian untuk
melaksanakannya. Aspek terakhir berkaitan dengan kepatuahan manusia sebagai mukallaf di bawah dan terhadap hukum-hukum Allah. Atau dalam
istilah yang lebih tegas tujuan syari ˊat berupaya membebaskan manusia dari
kekekangan hawa nafsu. Aspek kedua, ketiga dan keempat pada dasarnya lebih tampak sebagai penunjang aspek pertama sebagai aspek inti.namu sebelum
menguraikan lebih panjang aspek pertama sebagai aspek inti, terlebih dahulu dipaparkan tiga aspek terkhir menurut al-Syatibî memiliki keterkaitan dan
merupakan rincian dari aspek pertama. Aspek pertama sebagai inti dapat
25
Al-Syatibi, Al-Muawafaqat, Juz II, h.5.
26
Al-Syatibi, Al-Muawafaqat, Juz II. h.5.
26
berwujud melalui pelaksanaan taklif hukum terhadap para hamba sebagai aspek ketiga.
27
Taklif tidak dapat dilakukan kecuali memiliki pemahaman baik dimensi lafal maupun maknawi sebagaimana aspek kedua. Pemahaman dan
pelaksanaan taklif ini dapat membawa manusia berada di bawah lindungan tuhan, lepas dari kalangan hawa nafsu, sebagai aspek ketiga. Dalam keterkaitan
demikianlah tujuan diciptakannya syari ˊat yakni kemaslahatan manusia di
dunia dan di akhirat, sebagai aspek inti, dapat diwujudkan.
28
Hakikat atau tujuan awal pemberlakuan syariat adalah untuk mewujudkan kemaslahatan
manusia. Kemaslahatan itu bisa terwujud apabila lima unsur dapat diwujudkan dan dipelihara. Adapun kelima unsur tersebut sebagaimana telah disebutkan di
atas agama, jiwa, keturunan, akal,dan harta.
C. Metode al-Taghlib atau - - î
Menurut al-Raisuni, untuk memahami mana yang harus dipilih dalam kasus
m s yang kontradiksi atau berbenturan, mafâsid yang kontradiksi, dan antara
m s dengan mafâsid yang kontradiksi kadang-kadang gampang dan jelas bagi seseorang. Sebagamana Ibn Abdussalam berkata bahwa salah
satu contoh yang jelas dan gampang dipahami adalah jika kita memberikan pilihan kepada anak kecil antara makanan yang enak dan yang lebih enak,
maka anak kecil itu akan memilih yang lebih enak, jika dia diberi pilihan antara
27
Asafri Jaya Bakri , Ko sep M q s r ’ , hal.70-71.
28
Al-Syâtibî, Al-Muawâfaqât , Juz II ,h. 5.
27
uang dan dirham maka dia akan memilih dirham, atau diberi pilihan antara dirham dan dinar maka dia akan memilih dinar.
29
Akan tetapi, menurutnya untuk memahami urusan mashalih dan mafasid yang berbeda dan bertentangan tidak sederhana itu. Karena tidak terbatas
dalam gambaran contoh-contoh yang gampang dipahami, tetapi hal tersebut saling berhubungan dalam berbagai keadaan dan gambaran-gambaran atau
contoh-contoh yang tidak terbatas.
30
Sehingga menurutnya kadang dalam suatu kaum akan kita temukan sebagaimana dinyatakan dalam surat al-Kahfi ayat
104.
اًعْ نُص َنوُنِسَُْ ْمُه نَأ َنوُبَسََْ ْمُهَو اَيْ ندلا ِةاَيَْْا ِِ ْمُهُ يْعَس لَض َنيِذلا
Artinya: Orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan
mereka mengira telah berbuat sebaik-baiknya Begitu juga, akan ditemukan orang-orang yang melakukan kerusakan di
muka bumi, akan tetapi mereka membantah terhadap apa yang mereka lakukan sebagaimana dinyatakan dalam Surat al-Baqarah ayat 11:
َنوُحِلْصُم ُنََْ اََِإ
Artinya: Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan
Surat al-Taubah ayat 102
29
Ar-Raysuni, Nazariyat al-Maqashid, h.329.
30
Ar-Raysuni, Nazariyat al-Maqashid. h.329.
28
ٌميِحر ٌروُفَغ َهللا نِإ ْمِهْيَلَع َبوُتَ ي نَأ ُهللا ىَسَع اًئِيَس َرَخآَو اًِْاَص ًاَمَع ْاوُطَلَخ
Artinya: Mereka mencampuradukan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang
buruk. Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Maslahat menurut al-Buthi ditinjau dari segi etimologi mempunyai arti
segala sesuatu yang di dalamnya terkandung manfaat. Sedangkan secara terminologi adalah manfaat yang menjadi tujuan al-
r ’ untuk hamba- hambanya. Dalam melindungi agama, jiwa, akal, keturunan dan harta mereka
serta pelaksanaannya sesuai dengan tingkatan di atas.
31
Menurut al-Raisuni, sangat sulit untuk memberikan pengertian m sl h t
dengan detail, karena pengertian itu juga menggambarkan pola pikir seseorang dalam memahaminya.
32
Izzuddin ibn Abdissalam Salah satu ulama dari kalangan Syafî
’ pengarang kitab al-Qawâ’ -Kubra dalam membahas maqâ
s s r ’ lebih menekankan dan mengelaborasi konsep maslahat secara hakiki dalam bentuk menolak mafsadat dan menarik manfaat.
Menurutnya, mashlahat keduniaan tidak bisa terlepas dari tingkatan skala prioritas
r r at, âjîyât, dan tahsiniyat. Berdasarkan hal tersebut, menurutnya taklif harus bermuara pada kemashlahatan manusia, baik di dunia
31
uh mm b n ’ R m h n l-Buthi, Dhawabith al-maslahah fi as- r ’ - Islamiyah, Bairut: Muassasah ar-Risalah, 1973, h.23.
32
Ahmad Raysuni dan Muhammad Jamal Barut, al-Ijtihad, an-Nash, al- W q ’, -
Mashlaha, Bairut: Dar al-Fikr al-Muashir, 2000, h. 33.
29
maupun di akhirat. Yang pada intinya suatu konsep m s lahât merupakan titik
sentral maqâ s s r ’ .
33
K m s l h atan dan kamafsadatan di dunia bisa dipahami dengan cara melihat mana yang lebih unggul
34
, maksudnya jika ada dua kemashlahatan atau dua kemafsadatan maka yang digunakan adalah kemashlahat atau
kemafsadatan yang lebih banyak dari yang satunya.
35
Yang dimaksud dari uraian di atas, bahwa jika ada kontradiksi atau benturan di antara tingkatan tersebut maka
r r at didahulukan atas âjîyât atau
t sînîyât, sedangkan t didahulukan atas t s t. B k t rj l m h l m s l h t t u m fs t. s ln , p rk w n n k r n ng n
perkawinan memelihara nasab bisa terealisasi. Sedangkan memelihara nasab merupakan salah satu point dharuriyat yang mana kehidupan dan syariat bisa
berjalan dengan baik bila r r t diterapkan.
36
p b l k m s l h t n ng b rb ntur n l m s tu k sus, yang diharuskan untuk memilih salah satunya dikarenakan keduanya tidak bisa
33
Ar-Raysuni, Nazariyat al-Maqashid, h.47.
34
Dalam suatu kasus adakalanya disana terdapat dua kemashlahatan atau kemafsadatan yang bersamaan, yang mana satu dari dua kemashlatan atau kemafsadatan itu diharuskan dipilih
salah satunya mengingat keduanya tidak bisa berjalan beriringan disebabkan suatu hal tertentu. Maka yang harus dipilih adalah yang lebih bisa menimbulkan kemashlatan akan tetapi untuk
mafsadat yang diambil adalah yang lebih ringan.
35
As-Syatibi, al-Muafaqat, juz II, h.20.
36
Ar-Raysuni, Nazariyat al-Maqashid, h. 343.