Pengertian Anak di Luar nikah

50 Ada kemungkinan anak di luar kawin ini dapat diterima oleh keluarga kedua belah pihak secara wajar jika wanita yang melahirkan itu kawin dengan pria yang menyetubuhinya; 5 anak yang lahir dari seorang wanita yang ditinggal suami dari 300 hari, anak tersebut tidak diakui oleh suaminya sebagai anak yang sah; 6 anak yang lahir dari seorang wanita, agama yang mereka peluk menentukan lain, misalnya dalam agama katolik tidak mengenal adanya cerai hidup, tetapi dilakukan juga, kemudian ia kawin lagi dan melahirkan anak. Anak tersebut dianggap anak luar kawin; 7 anak yang lahir dari seorang wanita, sedangkan pada mereka berlaku ketentuan Negara melarang melakukan perkawinan, misalnya WNA dan WNI tidak mendapat izin dari kedutaan besar untuk mengadakan perkawinan, karean salah satu dari mereka telah mempunyai istri, tetapi mereka tetap campur dan melahirkan anak. Anak tersebut merupakan anak di luar kawin; 8 anak yang dilahirkan oleh seorang wanita, tetapi anak tersebut sama sekali tidak mengetahui kedua orang tuanya; 9 anak yang lahir dari perkawinan yang tidak dicatat di kantor Catatan Sipil dan atau Kantor Urusan Agama; 10 anak yang lahir dari perkawinan secara adat, tidak dilaksanak secara, tidak dilaksanakan menurut agama dan kepercayaannya serta tidak didaftar di Kantor Catatan Sipil dan Kantor Urusan Agama Kecamatan. 6 Pasal 186 Kompilasi Hukum Islam disebutkan, anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan saling mewaris dengan ibunya dan keluarga ibunya. Pasal 42 UU No. 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa anak 6 Fuad Mohd. Fachruddin, Masalah anak dalam Hukum Islam,h.81-82. 51 yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan yang sah. Kompilasi Hukum Islam Pasal 99 Anak yang sah adalah: a. Anak yang dilahirkan dalam atau akibat perkawinan yang sah, b. Hasil perbuatan suami istri yang sah di luar rahim dan dilahirkan oleh isteri tersebut.

B. Macam-macam Anak di Luar Nikah

1. Menurut Fuqaha

a Anak Zina Kata zina secara bahasa berasal dari bahasa Arab yang diambil dari bentuk masdar dari kata kerja zanâ, yaznî,zinâ ،انز - انز ،ينزي yang mempunyai arti berbuat jahat. Sedangkan secara istilah zina berarti perbuatan hubungan seksual antara seorang laki-laki dan seorang perempuan melalui vagina bukan dalam akad pernikahan atau yang menyerupai akad ini. Zina juga dapat didenifisikan sebagai hubungan seksual antara laki-laki dan seorang wanita yang tidak atau belum diikat oleh suatu perkawinan tanpa disertai unsur keraguan dalam hubungan seksual tersebut dan tidak ada hubunga kepemilikan, sepertian tuan dan hamba sehaya. 7 Dari definisi zina di atas, maka dapat kita pahami bahwa anak zina yaitu merupakan anak hasil dari hubungan seksual antara laki-laki dan peremupuan yang tidak terikat pernikahan. Anak zina dibagai menjadi dua. Pertama; zina muhsan yaitu zina yang dilakuan oleh orang yang telah atau pernah nikah. Kedua; zina ghairu muhsan 7 M. Nurul Irfan, Nasab dan Stutus Anak dalam Hukum Islam, h.42-43. 52 yaitu zina yang dilakukan oleh orang yang belum pernah menikah, yakni berstatus perjaka atau perawan. Hukum islam tidak menganggap bahwa zina ghairu muhsan sebagai perbuatan biasa, melainkan tetap dianggap sebagai perbuatan zina yang harus dikenakan hukuman. Hanya saja hukuman itu kuantitasnya berbeda. 8 Bagi zina muhsan hukuman dirajam sampai mati. Sedangkan hukuman bagi zina ghairu muhsan adala berupa dera dan pengasingan. 9 Sebgaimana hadis Rasulullah SAW, yaitu: ِاَا ِدْيَتُع ْوَع مباَهِش ُوْبا اَىَ ََْخ َ أ ِزيِزَع ْ لا ُدْتَع اَيَ ادَح َليِعاَهْشِإ ُوْب ُكِ اَن اَيَ ادَح ِدْتَع ِوْة ُ ْ أَي َمالَشَو ًِْي َلَع ُاَا اَ َص ا ِِ انا ُجْعِهَش َلاَق ِ َِِهُ ْ ْا م ِِاَخ ِوْة ِدْيَز ْوَع َةَتْتُع ِوْة ِاَا َََز ْوَهيِِ ُر ُز ا ُوْب ُةَوْرُع َِِ ََْخ َ أَو مباَهِش ُوْبا َلاَق مم ََ َبيِرْغَ َو مةَئاِن ََْْس ْو َصْ ُُ ْمََو َوْب َرَهُع ان َ أ ِ َْْب َةاي ُص ا َكْلِت ْلَزَت ْمَ امُ َبارَغ ِبااطَْْا . 50 Telah menceritakan kepada kami Mâlik bin Ismâil telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz telah mengabarkan kepada kami Ibnu Syihab dari Ubaidullah bin Abdillah bin Utbah dari Zaid bin Khalid Al Juhani mengatakan; Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam menyuruh menghukum orang yang berzina dan dia belum menikah dengan dera seratus kali dan diasingkan selama setahun. Kata Ibnu Syihab, dan telah mengabarkan kepadaku Urwah bin Zubair bahwa Umar bin Khattab pernah mengasingkan pelaku zina, dan yang demikian menjadi sunnah HR. Bukhari b n k ul ’ n h Anak mu ’ adalah anak yang dilahirkan dari seorang istri yang mana keberadaan anak itu dibantah oleh suami sebagai anaknya dan menuduh 8 Abdul manan, Aneka masalah hukum perdata islam di Indonesia, h.82. 9 M. Nurul Irfan, Nasab dan Stutus Anak dalam Hukum Islam, h.49. 10 Al-Imam Al-Bukhari, Shahih Bukhari, h. 376. 53 isterinya melakukan zina dengan orang lain dengan cara melakukan sumpah ’ terhadap isterinya. c Anak syubhat. Anak syubhat adalah anak yang lahir dari suatu hubungan badan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan atas dasar kekeliruan, artinya bukan karena sengaja atau rekayasa. Seorang anak syubhât akan memiliki hubungan dengan perdata dengan ayah kandungannya jika laki-laki yang telah membenihkannya mengakui si anak. Kedudukan anak syubhât sebenarnya masih dalam perdebatan karena beberapa ulama tetap mengatakan sebagai anak sah, sedangkan ulama yang lain menggolongkan anak syubhât sebagai anak luar kawin kecuali jika anak tersebut diakui oleh ayahnya. 11 syubhât tidak Anak syubhat terbagi lagi menjadi dua bagian. 1 Syubhât karena syubhât perbuatan Anak syubhat ini lahir dari perbuatan laki-laki yang salah dalam menyetubuhi wanita yang disangka bahwa itu istrinya. Contohnya adalah keyakinan benar dan mantap yang ada dalam hati pelaku, bahwa seorang wanita yang disetubuhi itu istri yang halal atau hamba sehayanya sendiri yang jelas-jelas halal digauli. Akan tetapi, ternyata hal itu salah dan ukan sebagai 11 Witanto, hukum keluarga dan hak kedudukan anak kawin, Jakarta:Prestasi pustaka Publisher, 2012, h. 47-48. 54 istri atau hamba sehayanya yang sah. Disini ketidak sadaran dan kesalahan dalam keyakinan ini dianggap sebagai penyebab timbulnya syubhat. 12 2 Syubhât karena hukum Anak syubhat hukum adalah anak yang dilahirkan dari suatu akad pernikahan antara laki-laki dan permpuan, akan tetapi di kemudian hari diketahui bahwa perempuan itu adalah wanita yang haram dinikahi, baik adik kandungnya atau perempuan lain yang haram dinikahi. Dalam syubhat hukum setelah diketahui adanya kekeliruan itu, maka perkawinan itu fasahk atau batal secara otomatis, karena wanita itu merupakan salah satu wanita yang haram dinikahi dalam islam.

2. Menurut Perundang-undangan

Dalam praktik hukum perdata, pengertian anak luar kawin ada dua macam, yaitu 1 apabila orang tua salah satu keduanya masih terikat dengan perkawinan lain, kemudian mereka melakukan hubungan seksual dengan wanita atau pria lain yang mengakibatkan hamil dan melahirkan anak, maka anak tersebut dinamakan anak zina, bukan anak luar kawin, 2 apabila orang tua anak di luar kawin itu masih sama-sama bujang, mereka mengadakan seksual dan serta melahirkan anak, maka anak itu disebut anak luar nikah. Beda keduanya adalah anak zina tidak dapat diakui oleh orang tua biologisnya, sedangkan anak di luar kawin dapat diakui oleh orang tua biologisnya apabila mereka menikah, dalam akta perkawinan dapat dicantumkan pengakuan 12 M. Nurul Irfan, Nasab dan Stutus Anak dalam Hukum Islam, h.111.