BAB II TINJAUAN TEORITIS PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN
PERLAKUAN AKUNTANSI PADA AKAD MUDHARABAH
A. Pembiayaan 1. Pengertian
Berdasarkan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tetang perbankan Bab 1 pasal 1 No. 12 bahwasanya pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang membiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi
hasil sesuai dengan kesepakatan.
7
Pembiayaan yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang akan direncanakan,
baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.
8
Dari pengertian diatas dapat diambil kesimpulan, bahwa kegiatan penyaluran dana oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk membentuk
suatu usaha atau investasi baik dilakukan sendiri maupun lembaga.
7
Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 Bab 1 Pasal 1 No. 12.
8
Yusak Laksmana, Panduan Praktis Account Officer Bank Syariah Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2009, h 20
13
B. Mudharabah 1. Pengertian
Mudharabah berasl dari kata ” Ad-dhorbu fi’l ardhi” berpergian
untuk berdagang. Sinonim kata dari qiradh, yang berasal dari kata Al- Qardhu atau potong. Karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk
diperdagangkan atau memperoleh sebagian keuntungannya, dan sering pula disebut dengan kata muamalah. Menuru
t Imam Syafi’i, qiradh menurut bahasa artinya seseorang yang pergi berdagang. Menurut istilah
harta yang diserahkan kepada seseorang supaya diperdagangkan. Sedangkan keuntungan dibagi berserikat antara keduanya.
9
Dalam fiqh Islam mudharabah merupakan salah satu bentuk kerja sama antara rab-amal investor dengan seorang pihak kedua mudharib
yang berfungsi sebagai pengelola dalam berdagang. Istilah mudharabah oleh ulama fiqih Hijaz menyebutkan dengan qiradh.
10
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau berjalan. Pengertian
memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukul kakinya untuk menjalankan usahanya.
11
9
M. Amin Suma, Himpunan Undang-undang perdata Islam peraturan pelaksanaan Lainya di Negara Hukum Indonesia Rajawali Pers, 2008,h.1458
10
Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah dari Teori dan Praktik, 2007, h, 95. Yang dikutip dari M.Rawas Qal-
aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha,Beirut : Darun Nafs,1985
11
Muhammad Syafi’i Antoni, Bank Syariah dari Teori dan Praktik, h, 95. Yang dikutip dari M.Rawas Qal-
aji, Mu’jam Lughat al-Fuqaha,Beirut : Darun Nafs,1985.