Landasan Hukum Mudharabah 1. Pengertian
2 Firman Allah QS Al-Maidah Ayat: 1
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan
dibacakan kepadamu. yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji.
Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-
Nya.”
17
3 Firman Allah QS Al Baqarah Ayat: 283
Artinya:
“Jika kamu dalam perjalanan dan bermuamalah tidak secara tunai sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis,
Maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang oleh yang berpiutang. akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya hutangnya dan hendaklah ia bertakwa
kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu para saksi menyembunyikan
persaksian. dan
barangsiapa yang
menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.”
18
b. Al-Hadist Pembiayaan mudharabah telah diperaktekan sejak zaman
Rasulullah SAW, hal ini tersebut diperkuat dengan hadis yang
17
Al Quran DIgital
18
Al Quran Digital
dijadikan sebagai landasan hukum pembiayaan mudharabah. Adapun salah satu hadisnya antara lain:
Artinya: Dari Shalih bin Suaib r.a bahwa Rasulullah saw, bersabda, “ tiga hal yang didalamnya terdapat keberkatan: jual
beli secara tangguh, muqaradhahmudharabah, dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual.”HR.Ibnu Majah no.2280,Kitab At-Tijarah
19
c. Ijma Diriwayatkan, sejumlah sahabat menyerahkan kepada orang
mudharib harta anak yatim sebagai mudharabah dan tidak ada seorang pun mengingkari mereka. Karenanya, hal itu dipandang
sebagai ijma’
20
d. Qiyas Mudharabah diqiyaskan kepada al musaqahmenyuruh seseorang
untuk mengelola kebun. Selain di antara manusia, ada yang miskin ada yang kaya. Di satu sisi, tidak sedikit orang miskin yang mau
bekerja, tetapi tidak memiliki modal
21
. Dengan demikian dengan adanya mudharabah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kedua
19
Al Hafidz Nuruddin Ali Ibn Abi Bakar Al Haistami , Majma’Azzawaid Wa manba’ul
Fawaid, juz rabi’Birut-Lebanon: Darul Kutub Al’amaliyah,1988,h.161.
20
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07DSN-MUI2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah Qiradh.
21
Sohari Sahrani, Fikih Muamalah, Bogor: Ghalia Indonesia,2011,hal, 187.
golongan di atas, yakni untuk kemaslahatan manusia dalam rangka memenuhi kebutuhan mereka.
22
e. Kaidah fiqih
“pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukankecuali ada dalil yang mengharamkanya
.”
23
f. Fatwa DSN Undang-Undang No. 21 tahun 2000 Pasal 1 angka 21 yang
mengatur perbankan syariah memberikan rumusan pengertian tabungan, yaitu: “ Tabungan adalah simpanan berdasarkan akad
wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang penarikanya
hanya dapat dilakukan menurut syarat dan ketentuan yang di sepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, danatau alat lainya
yang di persamakan dengan itu.”
Dewan Syariah Nasional mengatur tabungan syariah dalam fatwa Nomor 02DSN-MUIIV2000, yaitu: Produk tabungan yang diberikan
atau diperbolehkan secara syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah dan wadiah, sehingga dapat dikenal tabungan
mudharabah dan tabungan wadiah.
24
22
Fatwa Dewan Syariah Nasional No: 07DSN-MUI2000 Tentang Pembiayaan Mudharabah Qiradh.
23
Sohari Sahrani, Fikih Muamalah, Bogor: Ghalia Indonesia,2011,hal, 187
24
Dewan Syariah
Nasional DSN,
Himpunan Fatwa
Dewan Syariah
Nasional,Jakarta:Dewan Syariah Nasional,2003.
g. Peraturan Bank Indonesia Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 746PBI2005 pasal 1
ayat 5 yang dimaksud dengan mudharabah adalah: “penanaman dana dari pemilik dana shahibbul maal kepada
pengelola dana mudharib untuk melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian menggunakan metode bagi untung rugi profit and
loss sharing atau metode bagi pendapatan revenue sharing antara kedua belah pihak berdasarkan nisbah yang telah disepakati
sebelumnya.”