Prosedur Pembiayaan Mudharabah di Bank Muamalat Indonesia
3. Condition Condition adalah kondisi nasabah pada saat mengajukan
pembiayaan kepada bank, apakah nasabah tersebut sedang terlilit hutang kepada pihak lain atau tidak, sedang dalam kondisi bankrut dalam usaha,
sedang mengembangkan usaha dan lain-lain. Hal ini bisa dilihat pada SID. 4. Capacity
Capacity merupakan kemampuan nasabah dalam membayar hutang atau cicilan yang disesuaikan dengan pengajuan pembiayaannya terhadap
bank. Hal ini mengacu pada capital dan condition. 5. colleteral
Colleteral dalam Bahasa Indonesia diartikan sebagai jaminan yang akan diberikan jika pembiayaan yang diajukan disetujui dan dicairka.
Jaminan yang diberikan kepada pihak bank berupa surat berharga, seperti sertifikat rumah, BPKB kendaraan dan lain-lain. Adapun jika barang
jaminan itu ditahan, hal itu dapat terjadi berdasarkan kesepakatan. Adapun mengenai prosedur pengajuan pembiayaaan nasabah ke
bank, pertama-tama adalah nasabah mengumpulkan data yang diminta oleh bank secara keseluruhan. Setelah itu pihak bank akan mempelajari
data bank tersebut untuk mengenal calon nasabah, dengan sumber pendukung BI Checking. Setelah pengecekan selesai dan mendapat
persetujuan penerimaan oleh bagian pembiayaan, maka bagian pembiayaan pihak bank akan mengajukanya kepada pihak Komite. Komite
biasanya terdiri dari tiga orang, yaitu dua orang anggota dan satu orang
pemberi keputusan.
Jika komite
sudah menyetujuinya
maka dilaksakananlah akad. Dalam akad ini yang bertanggung jawab atas
terealisasinya akad adalah bagian legalbagian hukum, dengan pengikatan notaris. Akad adalah berupa penandatangan berkas-berkas kesepakatan
hak dan kewajibn nasabah dan pihak bank selama pembiayaan berlangsung. Dilanjutkan dengan dropping atau pencairan dana pinjaman
dengan memberikan tanda persetujuan Komite kepada Bagian Pembiayaan dan Umum Bank Office dengan mengambil uang dibagaian Teller. Pada
saat berkas persetujuan dari Komite diterima, Bagaian Umum dan Pembiayaan menghitung cicilan pokok bulanan, marginkeuntungan yang
harus disetorkan dan hal-hal administrasi yang harus diselesaikan dilunaskan sebelum dana tersebut dicaikan di Teller. Bank Muamalt
Indonesia tidak akan memotong uang yang diajukan sebagai pinjaman untuk administrasi, akan tetapi nasabah harus melunasi administrasi
seperti biaya notaris, asuransi, dan lain-lain terlebih dahulu. Dikarenakan administrasi merupakan persyaratan yang harus dilakukan sebelum akad
tersebut ditandatangani, pihak Bank Muamalat Indonesia tidak akan memotong plafon untuk administrasi.
Setelah semua selesai, tahap terakhir adalah file, yaitu menyatukan berkas-berkas penting data nasabah untuk dimasukan ke file master yaitu
data jaminansave copying dan data pengajuan pembiayaan.
65
65
Wawancara pribadi dengan Ahmad Kusaeyri, Jakarta: 10 April 2015
Gambar 4.1 Tahapan proses pembiayaan LANGKAH
KEGIATAN
►Inisiasi ► Solisitasi
►Kunjungan setempat. ► Informasi Bank Bank checking.
► Informasi dari pembelipemasokbowheer
pesaing
Memorandum Usulan
Pembiayaan MUP :
Analisa Pembiayaan Analisa Kualitatif dan Kuantitatif
► Analisa Jaminan.
► Analisa Risiko.
►Evaluasi Kebutuhan Dana
► Penetapan Struktur Fasilitas ► Pengajuan MUP ke KPP.
Keputusan Pembiayaan oleh Komite
► Rapat Komite ► Sirkulasi.
Pelaksanaan Keputusan KPP : ► Penyampaian SPP ke Nasabah
► Dokumentasi dan Administrasi ► Penandatanganan Akad
Pembiayaan dan Jaminan Pemantauan Pembiayaan :
► Pemantauan Usaha Nasabah
► Pemantauan Jaminan. ► Pembinaan Nasabah.
Pemantauan Pembayaran Nasabah
Pelunasan Pembiayaan :
► Bukti Pelunasan.
► Pelepasan jaminan.
Sumber: Data Muamalat Institute
VERIFIKASI DATA
PENGAJUAN MUP
REALISASI
PEMANTAUAN PENGUMPULAN
PELUNASAN KEPUTUSAN
Sumber: Data Muamalat Institute 1. Tahapan Inisiasi :
Tahapan dalam melakukan inisiasi
66
, yaitu : a. Penetapan Target Market
Dalam menetapkan
target market
bank perlu
memperhatikan sektor ekonomi yang memiliki prospek bisnis yang
66
Data Bank Muamalat Indonesia
LANGKAH KEGIATAN
► Tahapan : ▪ Penetapan Target Market ▪ Penetapan Sektor Bisnis
► Kriteria Nasabah :Ekstern Intern ► Penghimpunan Informasi Taaruf
► Informasi Umum ► Informasi Kebutuhan Nasabah
► Informasi Kemampuan Membayar Kembali
► Informasi Barang Jaminan
► Informasi hubungan Perbankan
► Verifikasi Data dan Informasi ► Laporan Kunjungan Setempat
► Berita Acara Plotting dan Taksasi Jaminan
INISIASI
SOLISITASI
LAPORAN KUNJUNGAN
baik sehingga posisi Bank tergolong aman dan menguntungkan dalam membiayai sektor tersebut.
Kriteria bisnis yang aman dan menguntungkan antara lain : 1 Bisnis yang sedang tumbuh sunrise industry
2 Bisnis yang tidak terkena resesi 3 Bisnis yang didukung oleh regulasi pemerintah
4 Bisnis yang mempunyai pasar yang jelas Adapun sektor ekonomi yang dapat dibiayai antara lain :
1 Pertanian, Perburuan Sarana Pertanian 2 Pertambangan
3 Industri Pengolahan 4 Listrik, Gas Air
5 Konstruksi 6 Perdagangan, Restoran dan Hotel
7 Pengangkutan, Pergudangan Komunikasi 8 Jasa-jasa dunia usaha
9 Jasa-jasa sosial masyarakat 10 Lain-lain
b. Penghimpunan Informasi Penghimpunan informasi dapat dilakukan
dengan ta’aruf dan wawancara.Ta’aruf adalah proses awal perkenalan antara AM
dengan nasabah melalui proses wawancara. Dalam wawancara tersebut AM akan memperoleh data-data sementara tentang
kondisi nasabah pemohon pembiayaandan AM memeriksa ulang kembali kelengkapan dan kebenaran data-data tadi.
Dalam proses wawancara tersebut akan terlihat juga sikap atau komitmen serta konsistensi keabsahan data yang disampaikan
secara tertulis oleh nasabah. Data tertulis tersebut sebagai acuan bagi AM, sebab banyak terjadi perbedaan akurasi data atau
pemalsuan antara data tertulis dengan data hasil wawancara. Selanjutnya masih dalam proses ta’aruf, diperlukan adanya
data standar nasabah bagi setiap AM yang ingin melakukan wawancara.
Dari data standar itu pula para AM bisa mengambil kesimpulan secara tepat apakah permohonan pembiayaan tersebut
dapat dilanjutkan atau ditolak. Secara garis besar dalam wawancara tersebut harus
mencakup hal-hal antara lain: 1 Kelengkapan data pemohon.
2 Penjelasan data-data pendukung. 3 Pemeriksaan kembali kebenaran dan konsistensi data pemohon.
2. Solisitasi Solisitasi adalah kegiatan dalam rangka memperoleh nasabah
melalui proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon nasabah. Hasil solisitasi disajikan dalam bentuk laporan kunjungan
call report.
Dalam menjalankan solisitasi, AM harus mempunyai nilai standar tentang informasi yang akan diperoleh, sehingga diperoleh data
yang objektif, tidak bersifat relatif dan tidak spekulatif. Adapun standar informasi yang dimaksud adalah :
a. Informasi Umum 1 Informasi yang diperoleh adalah tentang eksistensi perusahaan
itu sendiri, bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang operasi bisnis secara keseluruhan termasuk filosofi bisnis
perusahaan, sasaran yang ingin dicapai, rencana kerja, sejarah perusahaan, para pendiri dan pemegang saham, serta prospek
masa depan perusahaan. 2 Jumlah staf atau karyawan, tingkat pendidikan rata-rata, sistem
penggajian, dan jaminan sosial lain. b. Informasi Kebutuhan Nasabah
Bidang usaha yang dijalankan, rekan bisnis perusahaan, teknologi yang digunakan, franchising management assistances
waralaba atau perjanjian bisnis dengan pihak ketiga yang lain bila ada, prospek masa depan bidang usaha.
c. Informasi Kemampuan Pembayaran Kembali 1 Informasi mengenai kemampuan membayar kewajiban
repayment umumnya tergantung dari kondisi dan hasil produksi itu sendiri, seperti cara pemasaran, perusahaan
pesaing, kekuatan dan kelemahan perusahaan calon nasabah
dibandingkan dengan perusahaan pesaing, distribusi produk, strategi penjualan yang diterapkan, hasil penjualan tertinggi
yang pernah dicapai, piutang dagang. 2 Sumber pengadaan bahan baku atau bahan dagangan, cara
pengadaan bahan baku, ciri khusus bahan baku. 3 Sistem pelaporan kegiatan usaha dan keuangan yang telah
diaudit oleh kantor akuntan atau sesuai dengan ketentuan Bank Muamalat.
4 Adanya alternatif sumber pengembalian yang lain. d. Informasi Jaminan
Dalam menghimpun informasi jaminan Unit Support Pembiayaan USP wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1 Jenis jaminan yang diajukan, nilai pasar jaminan, pemilik jaminan dan marketable.
2 Kemudahan memonitor jaminan, termasuk lokasi jaminan itu berada serta jenis dan sifat fisika kimianya.
3 Status hukum jaminan tersebut termasuk asuransi. e. Informasi Hubungan Perbankan Dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dalam menghimpun informasi hubungan perbankan dan lembaga keuangan lainnya wajib memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1 Hubungan dengan bank lain yang pernah memberikan pembiayaan kredit sebelumnya dan tujuan penggunaan
pembiayaan serta term dan kondisi fasilitas. 2 Dari informasi di atas akan terlihat struktur pendanaan operasi
perusahaan. Bila nasabah telah berhubungan dengan lembaga keuangan perbankan maka dapat dilengkapi dengan persyaratan
kredit, jangka waktu kredit, agunan kredit dan kondite calon nasabah pada lembaga keuangan perbankan yang lama.
3 Hasil informasi dibandingkan dengan posisi di Neraca dan Rugi Laba serta agar diketahui mengapa nasabah tersebut ingin
berhubungan dengan Bank Muamalat. 3. Proses Analisis Pembiayaan
Dalam melakukan analisa kelayakan pembiayaan ditentukan oleh kelayakan usaha nasabah sebagai sumber utama pelunasan
pembiayaan first way out dan kelayakan agunan sebagai sumber pelunasan kedua second way out apabila sumber pelunasan yang
utama tidak berjalan. Proses
analisa kelayakan
usaha dilakukan
dengan menggunakan beberapa tata cara analisa yang meliputi:
67
a. Analisa Aspek-aspek Perusahaan b. Analisa Laporan Keuangan
c. Evaluasi Kebutuhan Dana Pembiayaan
67
Data Bank Muamalat Indonesia
d. Analisa Kesuaian Aspek Syariah e. Struktur Fasilitas Pembiayaan
4. Dokumen yang dibutuhkan dalam pengajuan mudharabah a. Surat Permohonan Pemberian Pembiayaan yang dibuat oleh
Nasabah yang ditujukan kepada Bank b. Dokumen terkait dengan identitas debitur
c. Dokumen terkait legalitas usaha debitur d. Dokumen terkait Data Keuangan Debitur
e. Dokumen terkait Data Objek Jaminan Pembiayaan f. Dokumen terkait proyek yang akan dibiayai
5. Mekanisme Pengajuan Mudharabah
Penjelasan alur proses dan prosedur akad pembiayaan mudharabah: a. Pengajuan permohonan pembiayaan oleh nasabah
Dimulai dengan nasabah datang, kemudian bertemu dengan
Account Manager Marketing menyerahkan dokumen-dokumen
persyaratan pembiayaan kelengkapan-kelengkapannya b. Account Manager
Account Manager melakukan pengecekan terhadap dokumen- dokumen yang diberikan nasabah. Account Manager meminta
dilakukan BI checking kebagian unit support pembiayaan BI
checking itu mengecek apakah nasabah memiliki pembiayaan pada bank lain, plafondnya berapa, kapan akadnya, jatuh temponya
kapan, bunganya
berapa, jaminannya
apa, kelancaran
pembayarannya gimana lancar atau tidak pembayaran tiap bulannya. Jika nasabah berupa corporate ada dilakukannya analisa
yuridis dan analisa kontrak.Analisa yuridis yaitu analisa terhadap legalitas usaha milik nasabah sedangkan analisa kontrak yaitu
analisa berdasarkan kontrak atau tidak untuk pembiayaannya.Data BI checking diberikan kembali kepada Account Manager. Account
Manager melakukan analisa kredit atau analisa pembiayaan apakah nasabah layak untuk diberikan pembiayaan.
c. Risk manajemen controling Risk management pada bank muamalat terbagi dua yaitu risk
management area dan risk management kantor pusat. Keduanya tergantung dengan berapa besarnya limit pembiayaan.
Setelah Account manager melakukan analisa pembiayaan, Risk management area melakukan analisa kembali dengan melihat
risiko-risiko apa saja yang terdapat apabila memberikan pembiayaan ke nasabah, untuk dilakukan dua analisa oleh Account
Manager diawal dan Risk Management. Setelah Risk management selesai melakukan analisa kemudian merekomendasikan nasabah
yang telah dianalisa tersebut ke komite pembiayaan d. Komite pembiayaan
Komite Pembiayaan adalah bagian yang memiliki limit
pembiayaan dan memutuskan untuk menerima atau menolak pemberian pembiayaan kepada nasabah. Pembiayaan yang
diberikan kepada nasabah tergantung limit dan area. Di cabang kelapa gading limit BM 500 juta, untuk pembiayaan
yang lebih dari 500 juta masuk ke area manager yaitu sampai 4 M, lebih dari area manager masuk ke area direksi 130 M, jika
pembiayaan lebih dari direksi masuk ke area komisaris. Untuk dicabang kelapa gading dibatasi untuk diproses 20 M
tergantung dari risiko.
Dicabang kelapa gading Komite Pembiayaan memiliki 3 nilai pemutusnya : BM, Area Manager, Direksi.
Setelah Komite pembiayaan menyetujui pemberian pembiayaan kepada nasabah . Account Manager membuat offering letter surap
persetujuan prinsip pembiayaan yang isinya bank muamalat menyetujui memberikan fasilitas pembiayaan sekian dengan akad
pembiayaan mudharabah, dengan persyaratan struktur akad yang ditetapkan dan ada jaminan.
e. Nasabah menyetujui persyaratan yang diajukan kepada bank Setelah nasabah menyetujui syarat-syarat yang diberikan oleh bank
langsung dilakukan perikatan, biasanya sebelum akad misalnya jaminananya itu ada berupa tanah dan bangunan, nasabah
memberikan bukti kepemilikan jaminan tersebut kepada bank.Bank melakukan pengecekan terhadap sertifikat apakah asli atau ganda.
Pengecekan dibantu dengan narotaris, notaris mengecek ke BPM, distemple oleh BPM yang telah melakukan pengecekan pada
tanggal sekian-sekian, dengan berarti sertifikatnya sudah dapat digunakan kalo sertifikatnya tidak bermasalah maka langsung
dilakukan perikatan.