Pengenalan Akuntansi Perbankan Syariah
Instuttions “AAOIFI yang dapat dipergunakan sebagai acuan dalam
pembahsan akuntansi syariah yang hanya membahas tentang accounting dan auditing. Pada tahun 1999 buku tersebut dirubah nama menjadi
“Accounting Auditing and Governance Standard For Islamic Financial Institutions
“ yang membahas accounting, auditing dan governance serta terdapat perubahan cakupan organisasi tersebut.
35
Akuntansi dalam Islam antara lain berhubungan dengan pengakuan, pengukuran, pencatatan transaksi dan pengungkapan hak-hak
dan kewajiban-kewajiban secara adil. Akuntansi keuangan dalam Islam memfokuskan pada pelaporan
yang jujur mengenai posisi keuangan entitas dan hasil-hasil oprasinya, dengan cara yang akan mengungkapkan apa yang halal dan apa yang
haram. Ini sesuai dengan perintah Allah untuk tolong menolong dalam kebaikan didalam mengerjakan kebaikan. Berarti akuntansi keuangan
Islam mempunyai sasaran –sasaran yang harus disadari dan dipatuhi oleh
akuntansi Islam. Tidak boleh memasuki bidang tanpa kesadaran dan pemahaman yang jelas mengenai sasaran akuntansi keuangan. Ini sesuai
dengan firman Allah : “dan hendakalah seorang menulis diantara kamu menuliskanya dengan benar “ surat Al-Baqarah ayat 282.
Akuntansi syariah di Indonesia baru diperkenalkan pada tahun 1999. Bank Indonesia sebagai pemerkasa, membentuk tim penyusunan
35
Sofyan S. Harahap, Wiroso, Akuntansi Perbankan Syariah jakarta: LPFE-Usakti, 2004, h, 17
PSAK bank syariah yang tertuang dalam Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia No 116KEPDGB1999, yang meliputi unsur-unsur komponen
dari Bank Indonesia, Ikatan Akuntan Indonesia, Bank Muamalat Indonesia, dan Departemen Keuangan. Hal ini seiring dengan pesatnya
perkembangan perbankan syariah yang merupakan implementasi dari Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998.
36
Ikatan Akuntan
Indonesia bertanggung
jawab terhadap
pengukuran, pengakuan dan penyajian atau hal-hal lain yang berkaitan dengan akuntansi. Dewan Syariah Nasional bertanggung jawab terhadap
sisi kesyariahan yang ada pada pembahsan akuntansi tersebut, karena unit ini yang yang berkompeten tentang syariah.
Dalam memahami akuntansi perbankan syariah , ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu pertama tentang kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan perbankan syariah yang memuat tentang karakteristik bank syariah , pemakai kebutuhan informasi, tujuan akuntansi
keuangan, tujuan laporan keuangan , asumsi dasar , kedua tentang PSAK 59 yang memuat tentang pengakuan, pengukuran, pengungkapan,
peyanjian tentang produk , mudharabah, musyarakah murabahah , istisna dan istisna pararel, salam dan salam paralel, ijarah dan ijarah muntahiya
bittamlik, wadiah, qardh, sharf dan kegiatan berbasis imbalan.
36
Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, jakarta:Salemba Empat,2009, h.105.3-105.7.