Landasan Hukum Akuntansi 1. Pengertian

lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguanmu. Tulislah muamalahmu itu, kecuali jika muamalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, Maka tidak ada dosa bagi kamu, jika kamu tidak menulisnya. dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan yang demikian, Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui segala sesuatu.QS Al- Baqarah2: 282 45 Dalam ayat ini Allah memerintahkan kepada orang yang beriman agar mereka melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah setiap melakukan perjanjian perserikatan yang tidak tunai, yaitu melengkapinya dengan alat- alat bukti sehingga dapat dijadikan dasar untuk melaksanakan perselisihan yang mungkin timbul dikemudian hari. 46 Alat bukti berdasarkan firman Allah SWT QS Al-Baqarah 2:282 tersebut.” Faktubuhu maka hendaklah ada yang menuliskanya” memberikan isyarat bahwa keberadaan akuntansi dalam sebuah lembaga keuangan atau transaksi menjadi wajib adanya. Karena melalui akuntansilah seseorang dapat mengetahui secara baik dan benar laporan keuangan terhadap transaksi, neraca, atau laba rugi yang pernah dilakukan. 47 Maksud ayat ini adalah membahas masalah muamalah termasuk di dalamnya kegiatan jual beli, utang – piutang dan sewa menyewa. Dari situ dapat disimpulkan bahwa dalam Islam telah ada perintah untuk melakukan sistem pencatatan yang tekanan utamanya adalah untuk tujuan kebenaran, 45 Al-Quran Digital 46 Sofyan S. Harahap, Akuntansi Islam, Jakarta: Bumi Aksara,1999,h.120. 47 Wiyono Salmet dan Mualamin Taufan , Memahami Akuntansi Syariah Di Indonesia Jakarta;Mitra Wacana Media,2012,h 16 . kepastian, keterbukaan dan keadilan antara kedua belah pihak yang memiliki hubungan muamalah, dalam bahasa akuntansi lebih dikenal dengan accountability. Hal ini juga sesuai dengan perintah Allah saling tolong menolong dalam mengerjakan kabaikan dan janganlah tolong menolong dalam keburukan dan pelanggaran kutipan dari surah Al-Maidah ayat 2. Ini berarti dalam akuntansi keuangan Islam mempunyai sasaran-sasaran yang harus disadari atau dipatuhi oleh akuntan keuangan Islam , dan tidak boleh memasuki bidang ini tanpa kesadaran dan pemahaman yang jelas mengenai sasaran keungan. Karena Allah berfirman dalam surah Al- Baqarah ayat 282 bahwa” hendaklah seorang penulis diantara kamu menulisnya dengan benar. 48 Begitupun dengan Prof. Dr. Hamka dalam Tafsir Al-Azahar juz 3 tentang surat Al-Baqarah ayat 282, mengemukakan beberapa hal yang relevan dalam akuntansi sebagi berikut. 49 “Perhatikan tujuh ayat Yaitu kepada sekalian orang yang beriman kepada Allah supaya utang piutang ditulis, itulah dia yang berbuat sesuatu pekerjaan karena Allah, karena perintah Allah dilaksankan, sebab itu tidaklah layak karena berbaik hati karena kedua belah pihak lalu berkata tidak perlu dituliskan karena kita sudah percaya mempercayai. Padahal umur kedua belah pihak sama sama di tangan Allah. Si anu mati dengan 48 Sofyan S. Harahap dan Wiroso Muhammad Yusuf, Akuntansi Perbangkan Syariah PSAK Syariah Baru Jakarta;LPEE Usakti,h.59. 49 Sofyan S Harahap, Akuntansi Islam Cet 1Jakarta: Bumi Aksara,1997,h.120 berhutang tempat berhutang menagih kepada ahli warisnya yang tinggal. si ahli waris bisa mengingkari utang itu karena tidak ada surat perjanjian” Allah mengungkapkan secara jelas betapa wajibnya memelihara catatan . Bahkan yang lebih parah lagi sudah sampai pada situasi seolah- olah menulis transaksi seperti ini menunjukan kekurangan kepercayaan satu sama lain, padahal ini merupakan perintah Allah SWT kepada hamba yang tentu yang harus dipatuhi. 50

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 105

Akhir November 2007, Ikatan Akuntan Indonesia mengeluarkan Ekxposure Draf Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan EDPSAK Syariah yang merupakan penyempurnaan dari PSAK 59 yang hanya mengatur Akuntansi Perbankan Syariah saja. 51 Dalam kerangka penyusunan dan penyajian EDPSAK terdapat pembahasan dan pengevaluasian dari setiap pernyataan, satu diantaranya adalah pembahasan tentang PSAK 105 akad mudharabah. EDPSAK syariah tersebut telah di sahkan pada tahun 2008. 52 Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Kuangan PSAK 105 tentang akuntansi mudharabah, menjelaskan acuan akuntansi tentang pengukuran, pengakuan, penyajian, dan pengungkapan mudharabah. 53

1. Prinsip Bagi Hasil Usaha

Pembagian hasil usaha mudharabah dapat dilakukan berdasarkan prinsip bagi hasil atau bagi laba profit sharing. Jika berdasarkan prinsip 50 Sofyan S Harahap , Akuntansi Islam Cet 1jakarta: bumi Aksara,1997,h.120. 51 Muhammad , Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, Yogyakarat: F3EI Press,2008h.12. 52 Muhammad ,Rifqi, Akuntansi Keuangan Syariah, Yogyakarat: F3EI Press,2008h.13. 53 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, Jakarta:Salemba Empat,2009, h.105.2-105.6. bagi hasil, maka dasar pembagian hasil usaha adalah laba bruto gross profit bukan total pendapatan usaha omzet. Sedangkan jika berdasarkan prinsip bagi laba, dasar pembagian adalah laba neto net profit yaitu laba bruto dikurangi beban yang berkaitan dengan pengelolaan dana mudharabah. PSAK 105 paragraf 11 Contoh Uraian Jumlah Metode Bagi Hasil Penjualan 100 Harga pokok penjualan 65 Laba bruto 35 laba brutogross profit Beban 25 Laba rugi neto 10 bagi laba profit Sharin

2. Akuntansi Untuk Pemilik Dana

a. Dana mudharabah yang disalurkan untuk pemilik dana diakui sebagai investasi mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan aset nokas kepada pengelola dana. PSAK105 paragraf 13 54 1 Pengakuan investasi mudharabah adalah sebagai berikut: a Investasi mudharabah dalam bentuk kas sebesar jumlah yang dibayarkan b Investasi mudharabah dalam bentuk aset non kas diukur sebesar nilai wajar aset non kas pada saat penyerahan: 1 Jika nilai wajar lebih tinggi daripada nilai tercatatnya diakui, maka selisihnya diakui sebagai keuntungan 54 Ikatan Aukntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keungan, Jakarta:Salemba Empat,2009, h.105.2-105.6.