Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
ketiga unsur itu dapat terpenuhi dan didukung dengan sarana insfrastruktur yang memadai, akan membantu mempromosikan program syariah serta
peningkatan instrumen syariah yang terkait. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Pasal 1 No 21 Tahun
2008, produk-produk yang terdapat di perbankan syariah, terdiri dari pembiayaan berupa penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan dengan
itu seperti: 1. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah
2. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah muntahiyah bittamlik
3. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan istishna 4. Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh: dan
5. Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah Untk transaksi multijasa berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank syariah danatau UUS dan pihak lain mewajibkan pihak yang dibiayai danatau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalanujrah, tanpa imbalan, atau bagi hasil.
2
Salah satu produk pembiayaan pada bank syariah adalah pembiayaan mudharabah. Mudharabah dalam fiqh Islam merupakan salah satu bentuk
kerjasama antara rab al-mal investor dengan seorang pihak kedua
2
M., Amin Suma, Himpunan Undang-Undang Perdata Islam Peraturan Pelaksanaan lainya di Negara Hukum Indonesia Rajawali Pers,2008,h.1458
mudharib yang berfungsi sebagai pengelola dana.
3
Menurut fatwa Dewan Syariah
Nasional DSN
No.07DSN-MUIIV2000, pembiayaan
mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh lembaga keuangan syariah kepada pihak lain untuk usaha yang produktif.
4
Perbedaan bank syariah dan konvensional yang sangat prinsipil adalah larangan riba atau bunga. Keberadaan akuntansi perbankan syariah sangat
penting karena menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang terkait secara syar’i. Begitupun dengan Bank Muamalat Indonesia yang pada awal berdiri
memberlakukan pencatatan akuntansi seperti bank-bank lain atau pun bank konvensional, karena sebelum adanya peraturan mengenai standar akuntansi
keuangan syariah, Bank Muamalat membuat suatu pos anggaran yang diberi istilah sebagai “Pendapatan non halal”, yakni pendapatan yang didapat dari
transaksi perbankan konvensional hal ini berlaku sampai dengan tahun 2002 hingga akhirnya muncul Pernyataan Standar Akuntansi Syariah selanjutnya
ditulis PSAK No 59. Secara historis terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit mengenai
akuntansi syariah dan lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi syariah, baru muncul pada tahun 2002, setelah Ikatan Akuntansi Indonesia
IAI baru membentuk Komite Akuntansi Syariah di Indonesia. Dan terbentuklah PSAK 59 yang di sahkan pada 1 Mei 2002, namun hanya
berlaku sampai lima tahun karena seiring dengan berjalanya perkembangan
3
Muham mad Syafi’i Antonio, Bank syariah dari Teori Praktik, hal.95. yang dikutif dari
M.Rawas Qal”aji,mu’jam lughat al-fiqaha,Beirut:darun-nafis,1985
4
Dewan Syariah Nasional DSN, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional, Jakarta:Dewan Syariah Nasional,2003
lembaga keuangan syariah di Indonesia maka lahirlah PSAK 101-108 pada tahun 2008.
Salah satu PSAK yang berhubungan dengan lembaga keuangan syariah, yaitu PSAK 105 yang mengatur perlakuan terhadap pembiayaan
mudharabah, meliputi perlakuan terhadap penerapan bagi hasil, pengakuan, pengukuran, pengungkapan dan penyajian laporan pada bank syariah. Dalam
hal pemberlakuan pembiayaan mudharabah hanya diberikan untuk pembiayaan atas usaha yang produktif.
Dengan latar belakang ini lah penulis merasa tertarik untuk mengangkat tema diatas dengan judul
“ANALISIS PENERAPAN PSAK 105 PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT
INDONESIA” B. Batasan Dan Rumusan Masalah
Pembahasan hanya akan dibatasi pada produk pembiaayaan yang dilakukan oleh Bank Muamalat Indonesia berdasarkan akad mudharabah dan
penerapan akuntansi meliputi pada pembagian bagi hasil, pengakuan, pengukuran, pengungkapan, dan penyajian pada Bank Muamalat Indonesia
yang mengacu pada PSAK 105 periode 2012-2013 dengan rumusan masalah: 1. Bagaimana mekanisme pembiayaan produk mudharabah pada Bank
Muamalat Indonesia ? 2. Apakah penerapan perlakuan akuntansi mudharabah di Bank Muamalat
Indonesia telah sesuai dengan PSAK 105?