Pandangan Masyarakat terhadap Hijab dalam Buku Yuk, Berhijab.

dengan who atau siapa dalam hubungan komunikasi, siapa yang menjadi komunikatornya, siapa yang menjadi komunikannya, dalam situasi bagaimana, apa medianya dan mengapa ada peristiwa komunikasi tersebut. Analisis sosial meneliti wacana yang sedang berkembang di masyarakat pada konteks terbentuknya sebuah wacana dalam masyarakat, bagaimana masyarakat memproduksi dan mengkonstruksikan sebuah wacana. Dalam buku Yuk, Berhijab, merupakan konteks sosial yang melatarbelakangi kehidupan masyarakat wanita Islam yang kurang menyadari hijab yang sesuai menurut tuntutan agama serta kesadaran untuk berhijab sesungguhnya. Buku yang berasal dari inspirasi saat melakukan berdakwah dan melihat kondisi perempuan saat ini dalam mengenakan hijab. Hijab yang masih belum sempurna semisal pakaian yang ketat, memakai kerudung yang tidak menutupi sampai bawah dada. Karena memakai hijab yang benar saat ini perlu diterapkan agar tidak menjadi hijab hanya sebuah trend fashion yang modelnya bisa digunakan sesuka hati. Hijab syar’i atau pakaian muslimah yang disyari’atkan disini menutup seluruh tubuh, tidak berbentuk pakaian hias atau mengandung perhiasan seperti gambar-gambar, accessories dan tulisan-tulisan, tebal tidak tembus pandang sehingga tidak menampakkan apa yang ada di balik pakaian tersebut, lebar dan longgar tidak ketat sehingga tidak menampakkan bagian-bagian anggota tubuh. 2 2 http:umystha.abatasa.co.idpostdetail16076kenapa-harus-berhijab diakses pada tanggal 16 Agustus 2014 pada pukul 19.00. Setelah mewawancarai beberapa pembaca buku Yuk, Berhijab, mereka menyadari hijab yang seharusnya dikenakan terkait hijab yang syar’i yaitu terdiri dari kerudung, jilbab, dan tidak tabarruj. Seperti yang di ungkapkan salah satu pembaca buku Eva menyatakan bahwa semuanya ada dibuku berhijab, menurutnya sinkron dari segi ajakan dan gambar dalam menggunakan hijab dan saling komprehensif menyeluruh. 3 Eva yang dulunya tidak berhijab sekarang menggunakan hijab, dari lingkungan dan termotivasi untuk menggunakan hijab. Dan setelah membaca buku yuk, berhijab sangat menyadari sekali hijab yang dipakainya belu m syar’i maka dari itu sekarang lebih menggunakan hijab yang sesuai syariat agama. Adapun pandangan pembaca tentang hijab secara keseluruhan menganggap hijab itu sebagai kewajiban umat muslimah. Seperti yang diungkapkan Kartini bahwa hijab merupakan perintah syariat Islam serta hijab itu merupakan sumber kreatifitas tapi tentunya harus syariat agama. Mengetahui batasan-batasan mana yang harus ditutup dan menggunakan dengan hijab yang benar. Aktifitas menggunakan hijab yang menurut syariat agama saat ini belum dilakukan, untuk itu wanita muslimah segera menyempurnakan hijabnya. 4 Pembaca meyakini hijab saat ini memang sudah tercampur dengan trend-trend yang sudah ada baik dalam majalah atau televisi sehingga menggunakan hijab yang tidak sesuai dengan syariat agama. Dari pemikiran-pemikiran itu Ustadz Felix perlu meluruskan apa yang 3 Wawancara bersama Eva pembaca buku pada tanggal 1 Juni 2014. 4 Wawancara bersama Kartini pembaca buku pada tanggal 10 April 2014 seharusnya diluruskan sesuai aturan Allah. Pemakaian hijab dengan benar dari pemakaian baju yang tidak ketat serta pemakaian kerudung yang sampai ke dada bahkan dilebihkan. Hijab menyelamatkan perempuan dari kerusakan yang ada. Namun sayangnya sebagian perempuan menggunakan hijab dengan menggunakan pakaian yang tidak menutupi dirinya dengan baik dari pandangan orang lain, karena pakaian yang dikenakan amat ketat atau transparan, sehingga bentuk tubuhnya terlihat dengan jelas. Hal ini, sama saja ia tidak menutup dirinya atau berhijab. Karena masih mempertunjukan tubuhnya, tidak ada bedanya ia menggunakan baju yang transparan atau baju yang ketat karena tujuan keduanya yaitu untuk menarik perhatian orang lain. Bagaimana yang seharusnya dilakukan perempuan adalah menggunakan baju yang dapat menutup seluruh auratnya tanpa memperlihatkan bentuk tubuhnya. Adapun mengenakan pakaian dalam Islam bukan semata-mata bersifat kultural dan bukan pula sebatas mempercantik diri, tetapi merupakan sebuah kewajiban bagi setiap individu umat Islam agar menjaga kehormatan dirinya dengan jalan menutupi auratnya. Dengan itu berpakaian secara benar dan sesuai dengan kaidah yang telah digariskan agama merupakan bagian dari upaya menggapai derajat takwa yang paling tinggi di hadapan Allah. Di dalam penggunaan kerudung atau khimar dan jilbab sudah dijelaskan ke dalam Al- Qur’an surat Al-Nur [24]: 31 dan surat Al-Ahzab [33]: 59 yang sudah dijelaskan artinya di bab dua. Pakaian atau busana yang diperintahkan dipakai para wanita muslimah, sebagaimana terdapat didalam ayat di atas tidak menyebutkan secara eksplisit tentang bentuk pakaian atau suatu jenis benda yang khusus digunakan untuk menutup anggota tubuh wanita. Dua jenis pakaian yang disebutkan untuk para wanita muslimah adalah khimar penutup kepala atau kerudung dan jilbab baju panjang yang longgar diakui sebagai pakaian yang memang sudah ada sebelumnya serta bentuk dan modelnya beraneka ragam. Namun, Islam menyertakan makna yang spesifik dan karakteristik tertentu untuk penggunaan pakaian tersebut, yang dihubungkan dengan identitas, status, privasi, kehormatan dan yang terpenting menjalankan perintah agama. Dari beberapa wawancara ke masyarakat mengenai buku yuk, berhijab serta bagaimana pendapat hijab di dalamnya sangat mendukung sekali dan terus untuk menyempurnakan hijabnya. Karena hakikat terpenting adalah melindungi tubuh bukan memamerkan bentuk tubuh. Dari pemahaman mengenai hijab itu semua diambil dari membaca buku yuk, berhijab. Dengan rangkaian kata-kata dibentuk sedemikian indah dan semakin lebih mengetahui dan sadar akan hijab yang sebenarnya. 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan penelusuran peneliti dalam analisis wacana terhadap buku Yuk, Berhijab dapat disimpulkan bahwa analisis wacana yang ditampilkan dalam buku Yuk, Berhijab adalah sebagai berikut: 1. Bangunan wacana Yuk, Berhijab karya Felix Y. Siauw berdasarkan model Teun A. Van Djik. Berdasarkan analisis teks dalam terdapat beberapa komponen hijab yaitu kerudung atau khimar dan jilbab. Setiap pemberitaannya sangat terstruktur dengan jelas, mulai dari tema, skema, semantik, sintaksis dan retoris. 2. Struktur makro dalam buku Yuk, Berhijab ini telah menunjukkan konsep yang dominan, sentral dan paling penting dari suatu buku ini karena temanya telah melingkupi fenomena yang terjadi pada saat ini yaitu berhijab dengan model trend-trend masa kini dan masalah hijab yang keba nyakan belum syar’i serta kesadaran untuk berhijab itu sendiri. Sehingga dari buku ini pemikiran-pemikiran yang salah perlu diluruskan agar dapat berjalan dan pemikiran yang benar, tidak hanya itu di dalamnya terdapat nilai nilai keIslaman dan disajikan dengan kata-kata yang menarik. 3. Secara superstruktur buku Yuk, Berhijab ini tampak teratur dengan baik yang disajikan dengan sistematis melalui kisah cerita wanita sebelum Islam ada yang relatif singkat. Tidak ada aturan baku bagi penulis dalam buku. Inti kisah yang dikemasnya merupakan pesan pokok yang ingin disampaikannya dalam buku Yuk, Berhijab ini. 4. Struktur mikro dalam bab khusus tentang hijab menampilkan gaya bahasa dalam buku Yuk, Berhijab ini. Korehensi dan kata ganti yang digunakan dalam buku Yuk, Berhijab ini yang digunakan sudah cukup baik. 5. Pandangan pengarang buku terhadap hijab dalam buku Yuk, Berhijab atau bisa disebut aspek kognisi sosial, kecenderungan pemberitaan disampaikan secara tersurat dan diwarnai oleh kepentingan yang memiliki tujuan untuk menyebarkan ajaran ideologinya, sehingga dapat membius opini publik dengan cepat. Sedangkan pandangan pengarang mengenai hijab dalam buku Yuk, Berhijab disini adalah hijab yang sesuai dengan tuntutan agama yaitu meliputi kerudung, jilbab dan tidak tabarruj. Tidak tabbaruj adalah tidak melakukan perbuatan yang menarik perhatian lelaki, baik diniatkan atau tidak, contohnya, dandanan wajah, bertingkah laku genit, dan hijab yang tidak sempurna. Hijab bukanlah sebuah tren fashion yang modenya disesuaikan dengan zaman dan keinginan, yang harus dibuat rumit sehingga menyusahkan untuk memakainya. Hijab bukanlah pelarian bagi fashionista yang tetap ingin disebut Islami. Jadi hijab perlu disempurnakan dan disederhanakan supaya tetap berhijab yang syar’i serta anggun. 6. Pandangan pembaca buku terhadap hijab dalam buku Yuk, Berhijab atau disebut juga konteks sosial, pembaca cenderung menyadari pentingnya untuk memakai hijab terlebih lagi hijab syar’i. Karena sekarang ini harus lebih berhati-hati dalam menggunakan pakaian, dan hijab itu adalah salah